14. Mulai Beraksi

257 38 5
                                    

Apa kabar jok?

***

Seorang pria parubaya berjalan dengan tergesa-gesa, ia memasuki seluruh ruangan yang ada.

Kebisingan terjadi di sana, didominasi pengeras suara yang terdengar sejak beberapa menit yang lalu.

"Mohon perhatiannya..., harap seluruh sistem komputer dan laptop dimatikan sekarang juga, karena terserang virus peretasan data."

Sekiranya itulah peringatan yang berulang kali terdengar. Damato terlihat memasuki ruangan kerja bagian pengincar klien.

"Zaki mana Zaki?" Nafasnya terdengar gusar dengan bulir keringat yang mengucur deras.

"Sedang menangani peretasan data, bos," jawab seseorang yang membuat Damato menatap segala penjuru ruangan.

Ia berjalan cepat, tanpa aba-aba.

PRANG!

Sebuah vas bunga dihancurkan pada layar komputer di depan Zaki, membuat seluruh orang di sana terperanjat kaget.

Zaki yang sedari tadi fokus, menoleh pada Damato, jarinya masih berpijak di atas keyboard laptop yang hancur mengenaskan itu.

"Maksud kamu apa?!" Damato langsung mencengkram kerah Zaki, ia menatap tajam pada laki-laki itu. "Penghianat kamu!"

"Seharusnya saya yang bertanya, bos!" Suaranya tak kalah lantang dengan rahang yang mengeras.

"Kurang ajar kamu ya!" 

Damato membanting tubuh Zaki di atas lantai, untuk pertama kalinya dia melakukan kekerasan pada karyawannya sendiri.

Tindakannya itu berhasil membuat para pegawai kantor menjadi berkerumun menontonnya.

"Saya membayar kamu untuk meretas data klien, bukan membuat virus untuk meretas data perusahaan!" Tangan pria itu menggengam dagu Zaki agar dirinya mendongak.

"Saya tidak pernah melakukan itu," tampik Zaki penuh penekanan, ekspresinya sudah tak bisa terkendali.

Untuk kedua kalinya Damato menghempaskan laki-laki itu kasar, ia berusaha mengatur nafasnya yang tak karuan. Pria itu memijit pelipisnya sejenak, lalu berbalik badan.

"Angkat kaki dari perusahaan saya sekarang juga."

***

Soza tersenyum tanpa beban sedari tadi matanya fokus pada cctv ruangan yang bisa diakses dari ponselnya. Perempuan itu beralih menatap hamparan rumput taman lalu memasukkan ponsel ke dalam tasnya.

Soza menggigit bibirnya tampak berpikir. "Kayaknya masih kurang...,"

"Emosinya kurang dapat," lanjutnya.

Selanjutnya ia kembali terkekeh sorot matanya menangkap Deren yang mendekat.

"Nih, Za." Deren menyodorkan satu cup cappucino dan disambut oleh Soza.

"Thanks."

Pria itu memilih duduk di sebelah Soza matanya mencuri pandang pada perempuan itu.

Sebelum Soza membuka suara terlebih dahulu Deren berucap.

"Lo kelihatan lagi senang, Za," pintanya jujur tentang apa yang ia lihat saat ini.

"Kelihatan banget?" Soza menoleh senyum manis terbit diwajahnya, membuat Deren terkesima dibuatnya.

Deren membuang muka, ia berkedip secara cepat untuk beberapa kali, pesona Soza terlalu kuat untuk dia yang lemah akan wanita.

Mencuri Hatimu! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang