Bab 33

727 64 0
                                    

Andra memandang dengan tidak senang pada pria bule gendut berperut buncit di depannya, yang terang-terangan memandang Nicola dengan penuh nafsu.

Pria tua ini terlihat tidak tahu diri. Apa ia sadar bila saingannya pria tampan gagah dan masih muda seperti dirinya? Kalau tidak ingat pria tua gendut ini bos dari studio film besar, mungkin sudah dicoloknya kedua mata pria itu. Yang seenaknya saja memandang 'gadisnya' dengan mata tidak berkedip.

Nicola tentu saja tahu dengan pikiran kotor yang ada di kepala Clyde Gosling. Ia juga bisa melihat awan gelap di wajah Andra. Dan aneh, melihat wajah pria tampan itu yang terlihat gelap dan masam, semenjak masuk ke ruangan ini. Nicola merasa hatinya sedikit terhibur.

Seperti dugaannya, Andra cemburu. Dan ia sepertinya belum menyerah dengan dirinya. Mungkin itu sebabnya Andra memutuskan untuk tetap tinggal di sisinya.

Ah, bagaimana ia bisa lupa bila Andra adalah tipe lelaki posesif? Bukankah ia pernah merasakan keposesifan pria itu pada dirinya? Sebelum peristiwa buruk itu terjadi...

"Miss Watson." Tua bangka gendut mata keranjang yang sayangnya bos dari studio film besar di Hollywood itu menyalami Nicola. Gosling studio memiliki peraturan aneh, artis atau musisi yang bekerja sama dengan studio film mereka dilarang membawa bodyguard dalam pembicaraan kontrak kerja sama.

Mereka juga hanya ingin mengadakan pertemuan empat mata, yang cukup mencurigakan bagi Nicola. Dan membuatnya mau tidak mau mengkonfirmasi berita yang dikatakan Carmen, bila Clyde Gosling sering melakukan pelecehan seksual terhadap artis-artis yang bekerja dengannya.

Melihat tampangnya dan tatapan matanya yang seakan ingin menelanjanginya, mau tidak mau Nicola merasakan rasa tidak nyaman di hatinya. Apalagi genggaman tangannya pada Nicola terasa berbeda. Terlalu erat, terlalu menggoda. Seakan membenarkan kecurigaan Nicola dan kabar di luaran sana bila Clyde Gosling seorang predator seksual.

Namun kali ini Nicola bersyukur, karena mengajukan syarat agar Carmen dan Andra bisa ikut menemaninya dalam pertemuan ini. Setidaknya, Clyde Gosling tidak akan berani macam-macam dengannya.

Mungkin karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, pembicaraan itu berakhir dengan cepat. Namun saat akan pulang dan Clyde Gosling kembali menjabat tangan Nicola, Clyde mengelus bahu Nicola dengan gerakan sensual.

Andra yang selama pertemuan berada di samping Nicola, tentu saja melihat hal itu. Sebagai seorang pria, ia tahu bandot tua ini cukup bernafsu dengan 'gadisnya'.

"Sorry, sir. Tangan anda." Tanpa basa-basi Andra mencekal tangan Clyde Gosling yang bertengger di bahu Nicola. Menyingkirkannya dari sana. Remasan itu cukup kuat, membuat Clyde meringis kesakitan.

"Hei, apa kau tidak bisa sopan sedikit?" Clyde Gosling menatap Andra marah.

"Sorry, sir. Saya tidak suka bila ada pria lain yang menyentuh tubuh kekasih saya," ucap Andra tegas.

"What?? Kekasih? Miss Watson... bukankah kekasih anda Bradley Simpson?"

"Sudah putus." Kali ini Nicola yang menjawab. "Hubungan kami sudah berakhir."

"Dan pria ini adalah... pengganti Bradley?" Clyde Gosling memindai sosok Andra dengan tidak percaya. Meski pria ini sangat tampan dan gagah, tapi sepertinya bukan dari kalangan selebritis. Dan pria ini juga orang asing.

Merasa diamati, Andra balas memandang dengan menantang. Menaikan sebelah alisnya. Dia sangat senang, Nicola tidak membantah status kekasih di depan orang luar. Bukankah mereka memang serasi? Siapa yang berani membantah?

*****

"Aku mau belanja," kata Nicola setelah keluar dari pintu Gosling Studio. "Sudah lama aku tidak pergi berbelanja. Bukankah aku sedang tidak ada jadwal hari ini, Carmen?"

"Tidak ada. Kau bebas minggu ini, proyek dengan Gosling studio juga belum dimulai. Silakan nikmati waktu santaimu. Apa kau ingin aku menemanimu?"

"Tidak usah, kau bisa pulang Carmen. Bersantailah. Kau juga tidak perlu datang besok sampai proyek dengan Gosling Studio dimulai. Ah, Burke. Kau juga tidak perlu menemaniku. Kau boleh pulang."

"Lalu siapa yang akan menemanimu?" tanya Carmen bingung. "Apa kau akan mengemudi sendiri?"

"Aku yang akan menemani Nicola berbelanja." Andra cepat menjawab. "Aku ini supirnya kan?"

"Tidak, kau juga bisa pulang. Aku akan menyetir sendiri," ucap Nicola.

"Oh, jangan membuat masalah manis. Tentu saja kau tidak boleh menyetir sendiri. Kau ini seorang superstar, oke? Bagaimana jika kau bertemu dengan penggemar gilamu di luaran sana?" tanya Andra cepat membantah keinginan Nicola. Membiarkan gadis itu pergi sendirian? Jangan harap!

"Jangan naif, ini Hollywood! Kota para bintang! Mereka sudah sering bertemu selebriti yang berkeliaran sendirian di jalanan Beverly Hills dan Rodeo Drive!" Nicola masih mencoba membantah. Ia tidak ingin pergi berduaan dengan Andra. Apalagi di saat ia tahu, hatinya masih bisa goyah kapan saja. Berduaan dengan pria itu sangat berbahaya. Instingnya mengatakan itu.

"Apa kau lupa dengan kejadian saat di Jepang? Penggemar gila bisa berada di mana saja. Bahkan di kota para bintang!"

Mendengar kata-kata Andra, Carmen langsung setuju dan mendukung Andra yang akan pergi menemani Nicola berbelanja. Sialnya, Carmen dan Burke tidak ikut.

"Kau menyebalkan," sungut Nicola setelah Carmen dan Burke pergi. "Bisakah kau tidak mencampuri urusanku?"

"Tidak bisa." Andra menyalakan mesin mobil setelah dilihatnya Nicola sudah memasang sabuk pengamannya. Nicola duduk di belakang, menolak duduk di samping Andra yang memegang kemudi. "Aku ini kekasihmu. Lupa?"

"Itu cuma akting. Tidak sungguhan. Jangan diambil hati."

"Tapi aku menyukai akting itu." Andra memandang Nicola dari kaca mobil di atas kemudi. "Bukankah kau sudah putus dengan Bradley?"

"Bukan urusanmu!"

Tiba-tiba Andra menghentikan mobil di pinggir jalan. Sebelum Nicola sempat bereaksi, tahu-tahu pintu belakang mobil sudah terbuka. Andra masuk ke dalamnya dan langsung memeluk Nicola serta menciumnya.

"Semua yang terjadi padamu... adalah urusanku, sayang."

Dan Nicola kembali merasakan ciuman yang mampu membuat kedua kakinya melemah.

Bitter sweet love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang