Bab 40

850 61 0
                                    

"Aku harus pulang, Nik. Aku harus kembali ke Indonesia," ucap Andra saat malam itu mereka baru saja selesai bercinta.

Setelah memikirkan hal ini selama berhari-hari, Andra akhirnya memutuskan. Ia akan kembali ke Indonesia. Ia harus menghadapi keluarganya dan meyakinkan Ayahnya mengenai keputusan yang akan ia ambil.

"Pulang?" Napas Nicola nyaris tercekat mendengar ucapan Andra. Ia menatap pemuda tampan yang sedang memeluknya sambil membelai-belai rambutnya dengan lembut. "Apa itu artinya kita bakal ... putus?"

"Kenapa berpikir seperti itu?" Andra mengernyitkan alisnya. "Siapa yang mau putus denganmu?"

"Kamu mau kembali ke Indonesia, itu artinya kamu mau putus denganku kan?"

"Aku kembali ke Indonesia untuk bertemu keluargaku. Untuk meyakinkan Papa mengenai hubungan kita dan juga untuk merealisasikan niatku yang akan menjual perusahaanku."

"Tapi Papamu tidak setuju dengan keinginanmu itu, dan aku juga tidak."

"Karena itu aku harus kembali untuk meyakinkan Papa. Perusahaan itu hasil kerja kerasku sendiri. Tidak ada hubungannya dengan perusahaan keluarga. Jika aku ingin menjualnya, itu hak ku sendiri kan?"

"Tapi, Ndra .... "

"Dengar, sayang. Aku ingin mewujudkan impian kita, menikah dan memiliki anak denganmu. Tapi aku juga tidak bisa hidup hanya bergantung padamu. Karena itu untuk impian kita berdua, aku harus melakukan apa yang harus kulakukan. Pulang ke Indonesia, menjual perusahaan milikku dan kembali lagi ke sini."

"Kurasa aku tidak bisa mencegahmu untuk itu kan?" Nicola menghela napas. Ia tahu, sekeras apapun ia mencoba meyakinkan Andra agar tidak perlu melakukan itu. Andra tetap akan menolak. Ia tidak bisa lagi mengatakan, bahwa ia tidak keberatan Andra bergantung padanya.

Andra bisa menjadi asisten pribadinya. Mengawalnya kemanapun ia pergi sekaligus berstatus sebagai suaminya. Tapi harga diri pemuda itu yang setinggi langit, akan mencegah Andra melakukan itu.

Andra tidak mungkin sudi menjadi pria yang hanya mengekori istrinya kemanapun. Hidup dari penghasilan istrinya. Karena ia bukan benalu.

"Kapan kamu akan kembali ke Indonesia?" Akhirnya hanya kalimat itu yang mampu diucapkan Nicola saat ia tahu kata-kata bujukan tidak akan mempan untuk Andra.

"Secepatnya."

"Berapa lama kamu akan berada di Indonesia?"

"Sebulan, paling lama tiga bulan. Jika semua lancar, aku akan kembali dalam waktu sebulan."

"Tiga bulan?"

"Maksimal tiga bulan. Tapi kuharap dalam waktu sebulan segalanya sudah beres," ucap Andra. "Kenapa? Kau tidak rela aku pergi? Sudah merindukanku bahkan sebelum aku pergi?"

Andra sengaja menggoda kekasihnya melihat raut wajah Nicola yang berubah murung.

"Aku tidak tahu apakah aku bakal tahan berjauhan denganmu selama tiga bulan."

"Jangan khawatir, aku akan menelponmu setiap hari. Kita juga bisa video call setiap waktu kan?"

"Janji kau akan kembali secepatnya begitu semuanya sudah beres?"

"Tentu. Apa kau pikir aku pun tahan berjauhan begitu lama denganmu?" Dengan mesra Andra mencium bibir kekasihnya.

"Aku mencintaimu, Andra. Sangat," bisik Nicola disela-sela ciuman mereka. "Jangan tinggalkan aku lagi, aku bisa mati bila kau pergi dariku ... "

"Aku lebih dan lebih mencintaimu, sayang. Tidak akan ada yang bisa memisahkan kita kecuali kematian ... " Dan pagutan di bibir Nicola berubah menjadi lumatan panas yang kembali menggairahkan ranjang mereka berdua ...

****

Awalnya Nicola ingin mengantar Andra ke Bandara di hari kepulangan pemuda itu ke Indonesia. Tapi siapa nyana ternyata jadwalnya bentrok dengan acara manggungnya ke Ohio. Jadi ia hanya meminta Jones untuk mengantar Andra ke Bandara.

"Mungkin aku harus membatalkan konser itu, kenapa konserku harus berbarengan dengan jadwal kepulanganmu ke Indonesia?" ucap Nicola kesal.

"Yah ... ini salahku, aku lupa bertanya pada Carmen mengenai jadwal manggungmu. Tapi tiket sudah dibeli, mustahil dibatalkan kan?"

"Kenapa tidak? Batalkan saja! Ganti penerbanganmu di hari lain. Agar aku bisa mengantarmu."

"Ayolah, jangan seperti anak kecil. Akan sangat merepotkan membatalkan tiket dan menggantinya di hari lain. Ini peak season! Sangat sulit untuk mendapatkan tiket pesawat di musim seperti ini. Lagi pula ini bukan berarti kita gak bakal ketemu lagi kan? Satu bulan, paling lama tiga bulan aku sudah akan kembali ke pelukanmu lagi, Nicola Watson." Andra berusaha membujuk kekasihnya.

Dan biasanya dengan ciuman dan cumbuan mesra maka bujukan itu akan berhasil. Tapi entah kenapa saat ini ciuman basah Andra bahkan tidak berhasil merubah raut cemberut gadisnya.

"Hei, ayolah, balas ciumanku seperti biasa. Jangan bersikap seperti ini."

Nicola menghembuskan napasnya kuat-kuat, lalu mengalungkan lengannya di leher Andra manja.

"Sayang, ayo kita bercinta."

Mendengar itu Andra menyeringai lebar dan langsung menggendong Nicola, membawanya ke kamar sambil masih berciuman mesra.

Bitter sweet love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang