Andra setuju untuk bertemu dengan Erik di restoran yang juga terdapat di dalam hotel tempat Erik menginap.
Ia datang bersama Nicola, karena ini restoran dan hotel kelas atas. Nicola tidak perlu menyembunyikan identitasnya dengan mengenakan kacamata hitam besar atau mengenakan wig dan topi. Sebab restoran yang dimaksud kebetulan juga tempat yang sering didatangi Nicola.
"Apa kau tidak takut paparazi akan memotret kita berdua? Dan menyebarkan hubungan ini?" Andra bertanya sekali lagi sebelum masuk ke dalam mobil menuju restoran.
"Kenapa harus takut?"
"Tahu berita apa yang akan tertulis di media bila hubungan kita ini diketahui publik? Penyanyi terkenal Nicola Watson berkencan dengan supir pribadinya sendiri. Kau tidak malu?"
"Tidak. Apa kau tidak tahu banyak selebritis Hollywood yang berkencan dengan orang biasa?"
"Juga dengan seorang supir pribadi seperti aku?"
"Kenapa tidak, jika supir pribadinya setampan dan seseksi dirimu?" Nicola balik bertanya.
Andra menyeringai nakal, melirik kursi belakang mobil yang lapang. Nicola tentu saja tahu apa arti lirikan mata Andra dan sinar gairah di matanya.
"Jangan sekarang... ingat, sepupumu sudah menunggu kita."
Andra terpaksa setuju. Meski kalau boleh memilih ia lebih senang memeluk Nicola seharian ketimbang bertemu sepupunya itu. Untuk apa? Toh di Jakarta nanti juga mereka bakal ketemu. Kenapa di Amerika juga harus bertemu juga?
Meski Andra tidak tahu, kapan ia akan kembali ke Indonesia. Rasanya setelah bersama Nicola, ia tidak bisa jauh dari gadis itu. Bagaimana jika ia pergi ada pria lain yang mendekati Nicola seperti Bradley Simpson? Setakut itulah dirinya kehilangan gadis itu.
Malam itu Nicola mengenakan dress sederhana yang tentu saja keluaran desainer ternama. Sedangkan Andra mengenakan kemeja putih dan setelan jas dan celana Armani, tanpa dasi.
Nicola bukan tipe wanita yang suka dandan berlebihan kecuali saat konser. Ia juga hanya mengenakan anting-anting berlian dan jam tangan Cartier. Tapi tentu saja apa yang ada dalam dirinya mencerminkan statusnya sebagai selebritis kelas dunia.
Semula Erik begitu senang akan bertemu dengan Andra. Ia sudah mendengar bila Andra pergi ke Amerika untuk mengejar pacarnya yang orang bule saat mereka masih sama-sama kuliah di Fordham.
Dalam bayangan Erik, perempuan bule mantan pacar Andra itu pastilah seperti bule-bule umumnya. Bukan seorang penyanyi terkenal seperti Nicola. Waktu Andra bilang di telpon akan datang bersama kekasihnya, ia sama sekali tidak keberatan. Tapi siapa sangka bila kekasih yang dimaksud adalah Nicola Watson?
Erik tentu saja tahu siapa Nicola Watson. Ia pernah menonton konsernya di London. Dan ketika saat ini ia berhadapan langsung dengan Nicola, ia cuma bisa bengong seperti orang bodoh. Sampai tidak sadar waktu Andra mengenalkan Nicola padanya dan juga Irni.
Jadi... mantan pacar Andra waktu kuliah di Fordham dulu itu adalah Nicola Watson? Garis nasib macam apa ini? Kenapa Andra selalu lebih unggul darinya? Kehilangan Irni, patah hati dan pergi ke Amerika malah bertemu dengan Nicola Watson? Dan mereka pacaran sejak jaman kuliah?? Lelucon yang sama sekali tidak lucu!
"Bro, jadi beneran Nicola Watson itu pacarmu? Kalian saat ini kembali bersama?" Erik tidak bisa menahan rasa penasarannya hingga saat mendapat kesempatan untuk bertanya pada Andra ia lakukan. Nicola sedang permisi sebentar untuk menerima telpon dari Carmen dan pergi ke ruangan berbeda yang kebetulan ada di restoran itu. Sedangkan Irni pamit ke toilet. Jadi cuma mereka berdua sekarang.
"Begitulah." Andra mengangguk. "Kenapa? Kaget?"
"Banget. Tapi... apa om sama tante tahu? Apa mereka gak keberatan anaknya menjalin hubungan dengan perempuan bule?"
"Ini sudah abad keberapa pakai keberatan segala? Lagian aku sudah dewasa, rik. Bebas menjalin hubungan dengan siapa saja."
"Tapi apa kamu yakin kalau Nicola sungguh-sungguh mencintaimu, ndra?"
"Maksudmu?"
"Dia itu kan penyanyi terkenal, pasti bukan cuma kau saja kan yang pernah jadi pacarnya? Kau sendiri tahu seperti apa gaya hidup barat itu, terlebih selebritis seperti dia. Apa kau gak keberatan mendapatkan sisa-sisa dari pria lain?"
"Maksudmu apa? Kau anggap Nicola itu barang sisa? Aku lebih tahu dia daripada kamu, rik. Dia mungkin perempuan bule, tapi selama bertahun-tahun kami berpisah. Ia tidak pernah tidur dengan siapapun, kecuali denganku."
"Dia bilang begitu sama kamu?"
"Ya. Dan aku percaya! Karena aku tahu itu kebenarannya!" Kalau tidak diingatnya ini tempat publik dan ada banyak orang yang juga sedang makan malam di restoran ini seperti mereka, mungkin sudah dihajarnya Erik di tempat.
Ia paling tidak suka ada orang yang merendahkan Nicola. Meskipun itu sepupunya sendiri.
Apa urusannya dengan kesucian Nicola? Apa urusannya dengan Nicola yang pernah memiliki banyak pacar sebelum dengannya? Saat ini yang terpenting adalah Nicola sudah bersamanya, mencintainya. Dan apapun masa lalu Nicola, ia sudah tidak peduli lagi.
"Asal kamu tahu, rik. Selama ini, akulah yang sudah menyakiti Nicola, meninggalkannya. Dia tidak berbuat salah. Jadi apa salahnya bila saat ini aku mengejarnya kembali? Karena bagiku, seorang Nicola Watson jauh lebih baik dan berharga dibandingkan dengan seratus Irni sekalipun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter sweet love (END)
DragosteAndra patah hati. Kekasihnya selingkuh dan memilih bersama sepupunya. Sakit hati dan kecewa, ia memutuskan untuk kuliah di Amerika. Bersumpah tidak akan lagi jatuh cinta. Sampai ia bertemu Nicola Watson. Cewek bule yang cantik, sexy dan seorang..pla...