Bab 34

807 71 11
                                        

Sepanjang ingatan Andra saat ia masih tinggal bersama Nicola dulu, gadis itu seorang yang hemat. Ia tidak pernah mengeluarkan uangnya tanpa pertimbangan. Selalu berhati-hati dengan uang yang ia keluarkan.

Tapi lihat sekarang. Nicola berbelanja seperti tidak ada hari esok. Baju, sepatu, perhiasan, beragam model ikat pinggang. Semua dibeli tanpa melihat label harga dan tidak peduli dengan modelnya.

Berpuluh-puluh botol parfum dan lipstik dibelinya tanpa pikir panjang. Ia menghambur-hamburkan uangnya tanpa peduli berapa puluh kali sudah kartu kreditnya digesek. Membuat tumpukan paper bag dari berbagai merek ternama makin bertumpuk menggunung.

Andra hanya memperhatikan dengan santai sambil menyeruput kopinya di gelas tumbler, yang ia beli di kedai kopi yang terletak di dalam mall. Bertanya-tanya dalam hati, apakah penghasilan besar yang didapatkan Nicola saat ini membuatnya tidak lagi ambil pusing dengan uang yang ia keluarkan seperti air?

Perbedaan Nicola yang dulu dan sekarang sangat jauh, melihat begitu impulsifnya ia berbelanja sekarang.

"Apa kau selalu melampiaskan dengan berbelanja gila-gilaan seperti ini bila suasana hatimu sedang buruk?" tanya Andra sambil bersandar di pintu fitting room tempat Nicola sedang mencoba sebuah dress mini seksi yang menampilkan lekuk tubuh.

"Menurutmu karena siapa suasana hatiku memburuk?" Nicola balik bertanya dengan sinis.

"Clyde Gosling? Atau... karena aku menciummu saat di mobil tadi?"

"Jawabannya yang nomor dua."

"Bukan karena bandot tua itu? Kau tidak keberatan dia menyentuh tubuhmu?"

"Dia tidak menyentuh tubuhku, dia menyentuh bahuku! Kau tidak bisa lihat perbedaannya?"

"Tidak! Kau tahu aku pria pecemburu dan posesif. Aku tidak sudi bandot tua itu atau siapapun menyentuh 'gadisku'."

"Tapi aku bukan gadismu. Kita tidak punya hubungan apa-apa!"

"Kau mengakui aku sebagai kekasihmu di depan orang asing."

"Itu hanya akting. Pura-pura. Bagaimanapun aku butuh perlindungan bila pak tua itu ingin berbuat macam-macam denganku. Dan Burke tidak bisa menemaniku, karena dia bodyguardku."

"Kau mengakui sendiri bila kau butuh perlindunganku. Jadi kenapa tidak menjadikan hal ini sungguhan? Bukan cuma akting dan pura-pura belaka?"

"Maksudmu?"

"Menjadikanku kekasih sungguhanmu."

"Aku menolak."

"Kenapa?"

"Karena aku tidak menginginkanmu lagi."

"Sungguh? Tapi ciumanmu mengatakan sebaliknya."

"Itu tidak berarti apa-apa. Aku hanya suka berciuman denganmu, bercinta denganmu, tapi bukan berarti aku bersedia menjadikanmu kekasihku."

Mendadak Andra meraih tubuh Nicola dan membawanya masuk ke dalam fitting room, mengunci pintunya dan mengurung tubuh seksi gadis itu dalam pelukannya.

"Aku mencintaimu, aku mencintaimu Nicola Watson. Kau tahu itu kan? Aku tergila-gila padamu. Bukan karena kau seorang penyanyi terkenal, diva dunia. Tapi karena itu kamu, my Nicola."

Harus Nicola akui, pernyataan cinta Andra bukanlah omong kosong belaka. Bukan sekedar rayuan, tapi memang tercetus dari dasar hati yang paling dalam. Cinta, yang sudah tumbuh sejak bertahun-tahun lalu. Cinta yang semakin hari semakin mengakar kuat di hati keduanya. Cinta yang tidak bisa dimusnahkan bahkan oleh jarak dan waktu.

Karena sebenci apapun Nicola pada perlakuan Andra dulu, harus ia akui bila pria inilah satu-satunya pemilik hatinya. Yang bisa menggenggam hatinya. Dan Nicola benci mengakui, bila rasa cinta di hatinya bahkan mengalahkan kebenciannya pada Andra. Hati, adalah organ tubuh yang tidak bisa dibohongi.

"Kenapa kau begitu murahan?"

"Untukmu, aku bersedia menjadi lelaki murahan... " Andra menatap wajah jelita di depannya. Bibir merahnya yang merekah sempurna, seakan minta dikecup. Dan tanpa sadar, Andra mengecup bibir itu. Melumatnya dengan mesra. Dengan segenap cinta dan perasaan yang ia miliki.

Dipeluknya wanita jelita itu dengan erat, seakan ingin meremukan tulang-tulangnya. Tapi aneh, Nicola tidak merasakan sakit. Ia justru merasa bahagia, seakan ia tahu, pelukan erat Andra dan ciumannya adalah apa yang diinginkan Nicola selama ini.

"Please... beri aku kesempatan, Nic. Aku berjanji tidak akan pernah menyakitimu lagi, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang kau berikan. Please... ," bisik Andra parau disela-sela ciuman panas mereka.

Nicola tidak menjawab, menatap Andra dengan mata berkabut. Tanpa ia sadari, setetes air mata jatuh di pipi.




Maaf ya teman semua, saya lama tidak update, karena baru saja mendapat musibah. Saya kecelakaan, kaki kiri dan tangan saya bengkak hingga tidak bisa digunakan untuk mengetik.

Tapi syukurlah keadaan saya sudah lebih baik sekarang. Hingga saya bisa mulai menulis lagi, meski perlahan-lahan. Karena saya tidak ingin menelantarkan cerita yang sedang saya tulis.

Saya ingin cepat menamatkan kedua cerita saya yang sedang on going ini. Karena masih ada novel lain yang masih terbengkalai karena kecelakaan yang saya alami.

Terima kasih untuk semua doa, cinta dan dukungan kalian semua.

Salam sayang,

Eykabinaya

Kamis, 16 februari 2023

Bitter sweet love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang