10 - BAYANG BAYANG MASA LALU?

15K 700 1
                                    


Ahhka membuka matanya pelan-pelan, lalu menyadari, bahwa dia sudah ada kamar nya.

Dia memegang kepalanya yang masih agak pusing.

Beberapa saat kemudian, Azka datang kekamar Ahhka, sembari membawa segelas susu, yang sudah ia berikan obat.

"Kau harus memakan obat, lalu meminum susu," titah azka.

Ahhka mengangguk, dan menelan obat dan meminum susu itu.

"Kau harus istirahat dulu, jika ada masalah, hubungi aku. Cupp ...," ujar Azka seraya mencium jidat Ahhka.

"Hiaa, bisa kau menemaniku dulu?" pinta Ahhka.

Azka menarik selimut, menutupi tubuh Ahhka. "Aku akan menemanimu, setelah berbincang dengan ayah," jelasnya.

"Hmm baiklah ...."

Setelah itu, Azka pun keluar dari kamar Ahhka.
.
.
.
.
"Ahhka sudah sangat terlatih, dia bisa jadi masalah, jika mengetahui tentang masa lalunya, pasti dia akan membenci kau Azka, dan berujung berkhianat," jelas Dalbert pada putranya.

"Aku akan mengatasi ini ayah. Tenang saja, aku sudah berjanji, akan membunuh semua penghianat dari keluarga EDWARDZ," jamin Azka pada ayahnya. Ketulusan dan kejujuran sangat penting bagi keluarga EDWARDZ terutama Azka.

"Bagus! kau bisa tahu, mana yang harus diprioritaskan" balas Dalbert.

.
.
.

Disisi lain.

Ahhka yang terbaring dikasur, masih saja mencoba mengingat kejadian masa lalunya, namun, dia sama sekali tidak bisa mengingat apapun, dia sampai memukul pukul kepalanya, berharap mengingat suatu kejadian ... hingga saat berpikir, dia pun tahu! bagaiama cara agar dia mengetahui tentang kedua orang tua nya.

"Dazai! yah ... pasti Dazai mengetahui ini," gumam ahhka seketika turun dari kasurnya, segera mengunjungi Dazai.
.
.
.

Ahhka tiba ditempat Dazai, dia melihat Dazai sedang bersantai dibalkon, sembari melihat majalah dewasa.

Ahhka dengan penuh keberanian, pergi mendekati Dazai.

"Tu-tuan Dazai ...," ucap ahhka tampak gugup.

Dazai menyadari kedatangan Ahhka, dia berbalik, dan melihat Ahhka dibelakangnya.

"Mengapa kau kesini?" tanya Dazai.

"A-aku ... aku ingin menanyakan sesuatu."

"Hahh? apa?"

Ahhka menghela nafasnya. "Beritahu aku, mengapa orang tuu ku bisa tiada, dan dimana dia di makamkan," tanyanya penuh keberanian.

Dazai terdiam sesaat .... "Mengapa kau tidak menanyakan ini pada Azka?" ucapnya.

"Tuan Azka tidak ingin memberitahuku ... aku berharap kau memberitahu ini pada ku."

"Hah, apa kau gila? Azka saja tidak ingin memberitahumu, dan itu sudah jelas, mengapa kau menanyakan ini padaku? apa kau pikir setelah memberitahu mu, aku akan tetap hidup! Gila," jelas Dazai, membuat Ahhka tersadar bahwa jika Azka saja tidak ingin memberitahu, maka, Dazai juga tidak akan memberitahu hal ini pada nya.

Namun tetap saja, dia ingin mengetahui latar belakang kedua orang tua nya.

"Mengapa kalian tidak ingin memberitahu ku! apakah ini begitu rahasia? kalian mengambil ku dari orang tua ku, lalu saat dewasa, aku sudah tidak pernah bisa bertemu lagi dengan ayah dan ibuku! kalian semua memang tidak waras! apa kalian pikir aku sama sekali tidak butuh seorang ayah dan ibu hah?!" Ahhka mulai berteriak, meluapkan semua isi pikiran dan emosi nya.

Dan disaat itu, Azka yang berniat mengunjungi Dazai, mendengar suara teriakan Ahhka, dia lalu segera melangkah cepat, menemui sumber suara.

"Hentikan ocehan mu itu, tidak ada yang peduli!!" bentak Dazai.

Sekarang Ahhka mulai terbawa suasana, dia tak bisa menahan air matanya lagi. Sepertinya, dia begitu ingin mengetahui tentang ayah dan ibunya.

"Ada apa ini," tanya Azka yang datang tiba-tiba.

Ahhka menoleh dan melihat Azka, dengan mata merah karena menahan tangisannya.

"Mengapa Ahhka?" tanya sekali lagi Azka.

"Hiaaa ... aku mohon hiaa, beritahu aku! setidaknya kau memberitahu ku tentang tempat tinggal ku dulu, rumah ku yang dulu dan pemakaman ayah ibuku!" pinta Ahhka dengan tangisannya.

Azka langsung merubah raut wajahnya..

"Kau menanyakan ini lagi? aku sudah mengatakan, bahwa kau harus melupakan masa lalu mu Ahhka!" tegas Azka.

"Ini menganggu pikiran ku hiaa ... apa susahnya memberitahu ku tentang ini!? atau ... apakah ini adalah kasus pembubuhan juga?!" celoteh Ahhka, membuat Azka tertekun dengan ucapan nya.

"Kau tidak perlu tahu," Azka mencoba tenang.

Ahhka menggepal kedua tangannya, terdapat tatapan kecewa di matanya. Antara kesal dan juga sedih, pikiran dan hatinya berkecamuk, hingga ia memilih meninggalkan Dazai dan Azka dengan kekecewaannya.

Azka hanya menatap kepergian Ahhka dengan rasa bersalah.
.
.
.
.

Ahhka masuk kekamarnya, lalu mengunci dirinya dikamar!

Dia begitu kecewa dan merasa kesal.

Dia menghancurkan semua barang dikamarnya, mencoba meluapkan amrahnya. Semua barang-barang tercecer, hingga menjadi sangat berantakan.

Ahhka membuka laci, dan mendapat sebuah obat-obat terlarang. Dia memakan obat itu, untuk menenangi pikirannya yang sedang kacau bruntal.

"Persetan dengan semua!" teriak Ahhka penuh kekesalan!!

Obat itu kini bereaksi, dia merasakan pikirannya mulai membaik, hingga membuatnya terduduk, meratapi nasibnya.

Tak lama kemudian ...

suara ketukan datang dari luar. Diluar Azka sedang mengetuk pintu dengan keras, dan sesekali memanggil nama Ahhka.

Namun Ahhka yang kini tak bisa merespon apapun, dia hanya terdiam duduk.

ini membuat Azka yang diluar cemas, dan tampa berpikir. Dia mendobrak pintu, lalu melihat kondisi Ahhka.

Saat Azka masuk ... dia terkejut, melihat Ahhka tersandar ditembok, dengan bungkusan oba- obat yang ada didekatnya. Azka segera menyadarkan Ahhka!

"Ahhka ... mengapa kau memakan obat-obat ini," tegur Azka panik.

Azka lalu segera menggendong tubuh Ahhka, yang sudah lemah itu terihat juga Ahhka mulai menutup kedua matanya.

Azka menempatkan Ahhka dikasur.

"Ahhka bangun lah, kau bisa demam, kau harus meminum obat dari dokter ini," titah Azka menunjukan obat yang lain.

Ahhka yang masih setengah sadar, menggeleng tak mau minum obat.

Tanpa pikir panjang lagi, Azka meraih air minum dan obat juga. Dia memasukan obat kedalam mulutnya, kemudian mengopornya pada mulut Ahhka.

Ini bisa membuat Ahhka menelan obat itu. Namun, Azka tak melepaskan ciumanya itu, dia msih mencium Ahhka, karena terbawa suasana.

Ahhka yang masih lemah, tak bisa mengelak, dia hanya pasrah, menerima lumatan yang Azka berikan padanya.

To be continued.

 MAFIA X BABY BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang