14 - FINAL

14.6K 673 4
                                    

Azka tiba di depan ruangan ayahnya.

Setelah menekan sandi, dia pun melangkahkan satu persatu kakinya kedalam.

Azka terkejut, saat ia disambut dengan pistol yang mengarah kepadanya. Banyak pengawal-pengawal yang mengarahkannya sebuah senjata.

Dan disitu terlihat pria paru baya membelakangi Azka, yang tak lain adalah Dalbert, ayah dari Azka.

"A-ada apa ini!?" Azka bingung.

Dalbert berbalik melihat anaknya.
"Kau masih tanya ada apa?!" serunya

"Kau sudah membuat ku kecewa, ternyata benar, kau sudah dirubah oleh anak siallan itu!!" sambungnya.

"Hahh?"

"Ayah sudah tahu, kau tidak membunuh anak itu 'kan!!"

lagi-lagi Azka di kejutkan, karena ayah nya sudah mengetahui bahwa dia tidak membunuh Ahhka. Tetapi, hal itu tidak memengaruhi Azka, dan mencoba menjelaskan nya pada ayah nya.

"Benar ayah, aku tidak membunuhnya, karena aku tak ingin menghilangkan nyawa orang yang ku cintai lagi ayah ...!" jelas Azka.

"Sejak kapan kau bisa memiliki rasa empati seperti ini. Ayah mengajarkan mu untuk selalu membunuh semua penghianat dikeluarga kita ... namun ... kau sendiri lah yang berkhianat!!'"

"Tapi .. ayah ...."

"Tidak ada alasan lagi Azka! Dazai sudah mengurung Ahhka disel bawa tanah, dan kau harus memilih, ingin dia tetap hidup, atau kau mengikuti saran dari ayah," tutur Dalbert.

Mendengar Ahhka yang ditahan di sel bawah tanah membuat Azka segera menghampiri Ahhka disel, tanpa membalas ucapan ayahnya.

.
.
.
.

Azka tiba disel ... dan melihat Ahhka yang di ikat seperti sebelumnya, dan mulutnya ditutup.

Disamping Ahhka, ada Dazai yang menodorkan pistol ke kepala Ahhka.

"Jangan bergerak 'Zka, jika kau tak mau, bocah kesayangan mu ini berhenti bernafas" ancam Dazai.

"Kaparat ... jangan berani menyentuhnya brengsekk ... aku yang akan membunuh mu nanti!!" geram Azka.

"Kau saja tidak memegang senjata," ekeh Dazai.

"Siallan!"

Azka sudah berada dipuncak kemarahannya.

Dia segera maju, dan langsung memukul Dazai dengan keras! Dazai tak bisa apa-apa, karena tiba-tiba dia mendapat serangan dari Azka!!

Ahhka terdiam, melihat Azka yang terlihat begitu dipenuhi amarah, dia tak bisa berkata apa-apa, karena mulutnya ditutup oleh kain.

"Akan kubunuh kau brengsek!!!"

"Beraninya kau ingin membunuh Ahhka ... siallann!!" Azka masih memberikan pukulan keras pada kakaknya.

"Hentikan Azka!!" Tiba-tiba Dalbert datang, membuat Azka menghentikan pukulannya. Terlihat wajah Dazai memar, hinhga bercucuran darah.

Azka segera melepaskan ikatan Ahhka, dan segera melindungi Ahhka. Azka memegang erat tangan Ahhka, agar tetap berada disampingnya.

Dazai berdiri, dan memegang bibirnya, yang dipenuhi darah.

"Hentikan semua drama ini Azka!! kau pilihlah sekarang ... kau ingin anak itu hidup kan?! maka kau harus patuh pada ayah!" ujar Dalbert.

"Apa maksud ayah?!"

"Kau harus melepaskan anak itu, dan dia akan keluar dari keluarga EDWARDZ. Dia tak akan lagi tinggal disini ... itulah keputusanku!"

mendegar hal itu, Ahhka spontan menggeleng tak mau!

"Ti-tidak hiaa, aku ingin tinggal bersamamu hiaa, tetap lah bersamaku!" ucap Ahhka sembari menggeleng.

"Diam bocah siallan! jika kau ingin tetap hidup, maka kau harus patuh!" tegas Dazai, membuat Ahhka terdiam.

Azka masih tak tau bagaimana jawabannya ... dia tak mau berpisah dengan Ahhka. Namun, disisi lain, dia tak mau ahhka mati terbunuh!

"Sekarang lepaskan dia Azka!! Lalu kirim dia keluar dari rumah ini!" titah Dalbert pada putranya.

Azka masih termenung memikirkan tentang apa yang akan terjadi jika dia memberikan jawabannya ya? ataukan tidak?.

Setelah mengingat Ahhka yang selalu menderita karena kesalahannya. Dia pun berani memutuskan jawabannya.

Azka menatap wajah Ahhka dalam-dalam, penuh kasih sayang. Dia perlahan melepaskan genggamannya.

"Ti-tdak hiaa ... kau tidak akan menyetujuinya kan hiaa. Jangan hiaa, kau tak boleh meningga*lkan ku ... aku mohon"

Ahhka berhenti bicara saat Azka tiba-tiba memeluknya.

"Ahhka, kau akan lebih bahagia, jika kau tidak tinggal dikeluarga ini," ucap Azka, membuat air mata Ahhka mengalir lagi.

"A-apa ini?, aku ingin hidup bersama mu hiaa, jangan tinggalkan aku hiaa ... aku bahagia bersama mu," Ahhka merengek, tak menyutujui keputusan Azka!

Selepas memeluk Ahhka. Azka kembali meraih dagu Ahhka.

"Tetaplah bahagia ... kau berhak mendapatkannya. Aku akan merasa kecewa pada diriku, karena membiarkan mu mati Ahhka, maka patuhlah," jelas Azka berlinang air mata.

Ahhka mengeluarkan banyak tetesan air matanya tidak menyangka Azka akan menyetujuinya. Dia terisak dan sesegukan.

Meskipun Ahhka tetap merengek tak mau. Namun ini lah keputusan yang diambil Azka, dia mengambil keputusan ini, karena tak ingin Ahhka mati, dan juga ingin membebaskan Ahhka dari ketekanan nya.

Azka mulai melepaskan Ahhka, yang berarti, keputusannya sudah bulat.

Setelah Dazai dan Dalbert melihat drama tadi. Sekarang, Dalbert pun menyuruh pengawalnya membawa Ahhka, keluar dari MANSION nya.

"Tidak ... aku tidak mau ... lepaskan .... hiaa, aku mohon hiaa ... jangan melakukan ini ... aku ingin bersama mu hiaa ... hiaa." Ahhka memberontak, tak ingin berpisah dari pujaan hatinya.

Azka hanya menatap, dengan air mata yang berkaca-kaca. Dia sebenarnya tak ingin berpisah dengan Ahhka juga ... tapi ini lah keputusannya.

Ahhka pun, perlahan meninggalkan MANSION Azka sembari merengekk.

Hingga, punggung Ahhka sudah tak
kelihatan lagi dimata Azka.

Setelah itu, Azka pun sudah tak bisa lagi menahan air matanya ... dia lalu memilih pergi kesuatu tempat, untuk melepaskan semua tangisannya.

.
.
.

Setelah Azka pergi, Dalbert menelpon pengawal yang membawa Ahhka.

"Kirim dia keluar negeri" titah Dalbert, dipatuhi sang pengawal.

-END-

 MAFIA X BABY BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang