16 - DETIK-DETIK PERTEMUAN]

11.4K 625 11
                                    


Esok harinya...

Keluarga Georgia mendapatkan kabar buruk, karena diduga, barang yang sudah dipesan di Thailand, tidak jadi dikirim oleh sang pemilik. Ini tentu saja membuat Syam Georgia merasa murka.

"Siallan! siapa yang berani melakukan ini pada kita, mengapa tiba-tiba mereka tidak jadi mengirimnya!" Syam berteriak dengan dipenuhi kekesalan.

Zean yang berada disamping ayahnya, mencoba menenangkan ayahnya itu.

"Tenanglah ayah, aku akan mencari, siapa dalang dari perbuatan ini. Pasti ada seseorang yang sengaja melakukan ini!" ujar Zean yang juga ikut kesal.

***

"Semuanya telah beres tuan, sesuai rencana," ujar pengawal pada azka.

Mendengar berita itu, Azka tersenyum puas, karena rencananya yang akan membeli dua kali lipat barang-barang yang Syam Georgia ingin beli, bisa ada ditangannya sekarang.

***

"Aku akan turun langsung ke Thailand untuk membeli  obat-obatan itu, mereka harus tahu, sedang berhadapan dengan siapa," tutur Zean dihadapan ayahnya.

"Kau akan kesana dengan siapa?" tanya  Syam.

"Tentu saja, aku akan membawa Rain dan Ahhka kesana,"  jawab Zean

***

Ahhka dan Rain, yang saat itu tidak memiliki tugas lain, merokok bersama sambil berbincang.

"Kau tahu, dulu aku adalah seorang CEO kaya raya, memiliki banyak barang mewah, tapi..." Rain terdiam, menciptakan ketegangan.

"Apa yang terjadi?" tanya Ahhka.

"Tapi... ibuku membangunkanku dari tidur," sambung Rain dengan senyum nakal.

"Sialan! Itu hanya mimpi!" pekik Ahhka, yang tadi serius, sekarang terbawa suasana.

Mereka lanjut berbincang dan tartawa kecil, hingga Rain pun menanyakan sesuatu pada ahhka.

"Ahhka, apa kau pernah jatuh cinta pada seseorang?" tanya rain, yang berhasil membuat Ahhka jadi canggung karena pertanyaannya itu.

Lagi dan lagi, Ahhka jadi teringat lagi dengan Azka.

"Yah, tentu saja," jawab Ahhka.

"Seperti apa dirinya?" Rain kembali melontarkan pertanyaan lagi pada Ahhka.

"Semua yang melihatnya, pasti akan berpikir bahwa dia adalah seorang penjahat. Namun, jika kau sudah mengenalnya, kau akan tahu, bahwa dia salah satu orang yang terbaik didunia," jelas Ahhka, dengan penuh rasa kasi sayang.

"Kau bicara begini, aku yakin kau sangat mencintainya,"  ucap Rain.

"Ya ... lalu bagaimana dengan dirimu?" Ahhka balik bertanya.

"Aku? hmm, aku jatuh cinta pada orang baik, sangat baik! Tapi, aku hanya bisa mencintainya, tanpa bisa dimiliki," ucap Rain.

"Siapapun itu, dia akan bahagia jika orang seperti mu mencintainya," puji Ahhka agar Rain tidak merasakan patah hati.

"Tentu saja!" canda rain tertawa kecil.

***

"Beri tahu Ahhka dan Rain, untuk siap-siap besok," titah Zean pada bawahannya.

"Baik tuan."

"Lihat saja, siapa yang berani bermain dengan keluarga Georgia," gumam Zean merencankan sesuatu.

***

"Mengapa tiba-tiba?!" Rain begitu kaget, saat bawahan lain memberitahunya untuk siap-siap ke Thailand besok.

Sedangkan Ahhka, masih terdiam tak percaya, bahwa dia akan menuju ketempat asalnya. Dia begitu syok, dan tidak tahu mau bahagia atau panik.

"Aku tidak mengerti, ini sangat mengejutkanku," ujar Rain.

Rain melihat aAhhka yang tak merespon perkataan bawahan itu  malah hanya terdiam sejak tadi.

"Ahhka, mengapa kau begitu santai? ini pasti akan membuatmu kaget juga kan,  tiba- tiba kita harus keluar negeri."

Ahhka tak menghiraukan apa perkataan Rain itu, dia masih memikirkan bagaimana nanti, jika dia bertemu dengan Azka di Thailand. Dia tidak tahu akan bagaimana nasibnya, saat Azka mengetahui dirinya yang sebagai pengawal pribadi orang lain?!

***

Esok harinya tiba...

Terlihat Ahhka, Rain dan Zean sudah berada di pesawat dan sedang menuju ke Bangkok, Thailand.

Ahhka sedari tadi menatap luar jendela, dan membuat Zean heran.

"Ada apa Ahhka? kau dari tadi tampak cemas?" tanya Zean.

Ahhka terhentak dan segera menjawab. "Eee ... bukan apa-apa tuan, aku baik-baik saja."

"Baiklah."

***

Kini mereka bertiga telah sampai di bendara Thailand, keluar dari pesawat dengan gagah dan segera menuju ke suatu tempat.

"Tuan Zean, kita harus kemana?" tanya Rain.

"Tenanglah, kita akan menuju perusahaan gelap," jawab Zean.

***

Disisi lain,

Azka sedang berbicara dengan rekan bisnisnya, membahas tentang barang yang batal diimpor ke inggris.

"Sepertinya, Zean Georgia akan menjadi saingan mu Azka," ujar rekan Azka.

"Zean? apa yang kau maksud itu, putranya Pak Syam?" tanya Azka.

"Yah, tentu. Pria itu sama persis denganmu, dia begitu tegas dan bijaksana."

"Siapapun dia, aku tidak akan bersaing, namun akan menjadi yang disaingi."

"Kau memang patut dibanggkan," puji rekan Azka.

Dan karena banyak berbincang dan meminum alkohol juga, Azka ingin buang air kecil, lalu keluar dari ruangan menuju toilet.

***

Sekarang Zean dan para pengawalnya termaksud Ahhka dan Rain, kini sampai di tempat tujuan.

Mereka sampai diperusahaan besar, yang didalamnya ada bisnis ilegal.

Mereka masuk kedalam, dan melihat banyak karyawan.

"Ahhka, Rain, kalian harus mengamati setiap sudut perusahaan ini, jika ada yang dicurigai, maka kalian segera memberitahuku," bisik Zean diangguki mereka beredua.

Ahhka melihat setiap sudut sembari berjalan, dan langkahnya terhenti, saat dia melihat punggung seseorang yang mirip dengan Azka.

"Hi—a?" Ahhka masih bingung, apa itu Azka atau bukan.

"Ahhka, cepatlah," panggil Rain melihat Ahhka berhenti.

"Ya..." Ahhka tak menghiraukan hal tadi, karena dia rasa mungkin itu hanya perasaannya saja.

***

Kini mereka sampai keruangan yang dituju Zean.

"Rain, Ahhka, kalian harus menjaga diluar saja," titah Zean.

"Baik tuan."

***

Setelah dari toilet, kini Azka pun segera menuju keruangan meetingnya lagi.

To be continued.

 MAFIA X BABY BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang