18 - OBAT PERANGSANG?

13.8K 572 29
                                    

Malam telah tiba, dan suasana begitu hening dan menegangkan di sebuah ruangan khusus di apartemen. Empat bujang mafia duduk bersama, bersiap menghadapi situasi yang sangat pelik.

Ahka, yang terdiam, memikirkan kejadian tadi siang yang terus menghantuinya.

FLASHBACK ON

Azka seketika berhenti membantah Zean, ketika mendengarkan jawaban dari Zean. Azka lalu menatap Ahhka, berharap jawaban Zean itu tidak benar. Namun ... Ahhka hanya menunduk, mengartikan bahwa apa yang dikatakan Zean itu benar.

Azka langsung menggeleng tak terima
"Tidak ... tidak! Ahhka, ini tidak benarkan?!" pekik Azka.

"Hi-hiaa, aku bisa jelaskan." Ahhka tak tau mau bagaimana lagi.

"Kau harus pulang bersama ku Ahhka, kau tidak pantas menjadi bawahannya!"

"Kau bicara apa? dia bawahanku sekarang, dan aku yang berhak memerintahkannya," bantah Zean.

"Apapun itu, Ahhka akan pergi bersamaku!" Azka tetap memaksa Ahhka untuk bersamanya.

"T-tapi hia, aku sudah menandatangi kontrak kerja," balas Ahhka.

"Kontrak apa lagi Ahhka! apa kau tidak ingin bersamaku lagi?"

"Kontrak perjanjian, Ahhka akan bekerja denganku dengan waktu yang tidak ditentukan, hanya aku yang bisa mengeluarkannya, dan nyawanya sudah ia serahkan padaku," jelas Zean.

"Siallan."

Azka meraih pistolnya, lalu mengarahkannya pada Zean.

"Mari kita akhiri perdebatan ini," ujar Azka dengan datar, emosinya sudah berada dipuncak, dia muak dengan perdebatan ini.

"Jangan memalukan dirimu, apa kau hanya bisa bermain dengan senjata saja?" Zean meremehkan azka

Mendegar itu, Azka menggepal tangannya dengan kesal, lalu membuang pistolnya.

"Sayangnya, pukulanku lebih sakit dibanding senjata ini."

Ahhka yang melihat mereka berdua, sontak panik dan tak tau harus bagaimana, terlihat Zean dan Azka juga sudah mulai dipenuhi amarah masing-masing.

Keduanya membuka jasnya masing-masing, dan menyisakan kemeja putih yang sama, otot-otot mereka terbentuk begitu jelasnya, dan kini mereka siap bertarung dengan tangan kosong!

Ahhka yang melihat mereka mulai beraksi, seketika menghela nafas kasar.

"Hentikann!" teriak Ahhka senyaring-nyaringnya. Sontak Zean dan Azka langsung berhenti mendengar teriakan dari Ahhka.

"Apa yang kalian lakukan brengsek! lebih baik kita bicara kan ini dengan pikiran yang jernih! dan hentikan semua ini bajingan!!" titah Ahhka dengan bentakkan nya. Membuat harga diri dua bujang mafia itu ternistakan, bisa-bisanya seorang pengawal membentak dan memerintahkan tuannya. Tapi, ini lah kenyataannya, hanya Ahhka yang berani berbuat seperti ini.

FLASHBACK END

"Sekarang jelaskan lah semua masalah ini," pinta Azka membuka percakapan.

Rain yang juga berada disitu, masih bingung tentang apa yang terjadi. Dia mendekat pada Ahhka, dan berbisik, "Ahhka, ada apa sebenarnya, siapa dia?"

"Dia adalah kekasihku," jawab ahhka enteng.

"WTF! pria ini pacarmu?!" Rain sontak berteriak mengagetkan Azka dan Zean.

"Apa yang kalian bicarakan!" Azka jadi tambah kesal.

"Tidak apa-apa Hia, baiklah ... aku akan jelaskan bahwa sebenarnya—"

 MAFIA X BABY BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang