20 - AKHIRYA PULANG

10.9K 494 7
                                    

Terlihat Rain yang sedang berusaha mengobati luka Zean. Dia membasuh luka Zean dengan kain basah.

"Ah."

"Ma-maaf tuan."

"Tidak, ee ... ini sudah membaik," ujar Zean sembari memegang luka di wajahnya.

"Tidak tuan, ini masih belum sembuh, kau terluka sangat parah, aku tidak akan memaafkan bajingan itu, aku tidak akan mengampuninya! da—"

Perkataan Rain terhenti saat Zean menutup mulut rain yang terus berbicara dengan telunjuknya. "Kau sangat cerewet," lirih Zean membuat bulu kuduk Rain jadi berdiri gemeteran.

Zean, yang sudah menutup mulut Rain, merasa kekuatan berdenyut dalam dirinya. Dalam sekejap, suasana di dalam ruangan menjadi begitu intens, terasa seperti seluruh dunia hanyalah dia dan Rain. Zean memandang mata Rain dengan intensitas yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, merasakan ketegangan yang tak terucap di antara keduanya.

Rain yang hanya mengangguk berulang kali, tidak mampu bicara, merasa jantungnya berdebar kencang. Tidak hanya karena luka Zean, tapi juga karena ketegangan dan gairah yang mengisi udara di ruangan ini.

Pandangan Zean pada bibir Rain membingungkan hati Rain, memicu rasa gugup yang begitu kuat. Keduanya merasakan denyut nadi yang semakin cepat, tetapi kemudian Rain memutus momen itu dengan kata-kata yang memberinya alasan untuk pergi.

Zean hanya bisa melihat pergi Rain dengan ekspresi yang penuh misteri. Sementara itu, hati mereka berdua terus bergolak, dan semuanya terasa semakin rumit.

Saat berada di luar Rain bergumam, "Sial! mengapa dia begitu tampan."

Beberapa saat setelah Rain mengambil segelas air hangat, dia kemudian kembali ketempat Zean.

Namun saat Rain tiba, dia melihat Zean yang sudah tertidur terlentang di sofa empuk yang lumayan luas.

Rain merasa dirinya seperti terjebak dalam situasi yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Dengan hati yang berdegup kencang, dia berdiri di samping Zean yang tertidur dengan tenang. Wajah Zean yang tampan, kulitnya yang bersih, dan otot-otot kekar yang tersembunyi di bawah pakaian, semuanya terlihat begitu menawan.

Perasaan gairah yang tumbuh di dalam diri Rain semakin membingungkannya. Dia merasa tergoda oleh Zean, oleh ketampanan dan pesonanya. Pikiran dan perasaan kontradiktif melanda pikiran Rain, membuatnya merasa canggung dan tersesat dalam pikiran-pikiran yang dia sendiri tidak dapat mengendalikannya.

Dalam hatinya, dia memaksa diri untuk menahan diri, tetapi desakan perasaan yang kuat terus menghantui. Dan akhirnya, dengan mata tertutup dan hati yang penuh pertanyaan, Rain memutuskan untuk mencium Zean, seolah memberikan jawaban atas perasaannya yang begitu kuat.

Saat bibir keduanya bertemu, hembusan nafas mereka terasa hangat, menghasilkan sensasi yang tak terlupakan. Meskipun mata Rain tertutup, dia bisa merasakan kulit Zean yang begitu halus dan bibirnya yang mempesona.

Ciuman itu hanya berlangsung singkat, namun itu cukup untuk membuat jantung Rain berdebar kencang. Rain mencoba menghilangkan kegelisahan dan sensasi yang melanda, sekaligus membenarkan dirinya bahwa itu hanya sekali.

Setelah melangkah keluar dari kamar Zean, Rain masih merasa terguncang oleh tindakannya. Dia berharap bahwa itu hanya kesalahan sesaat yang takkan terulang, meskipun dalam hatinya ada perasaan tak bisa dihindari yang menyala terus menerus.

***

Suasana di apartemen Zean begitu tegang. Meskipun mereka semua telah kembali setelah malam yang berantakan di klub, konflik antara Azka dan Ahhka masih terasa seperti beban berat.

"Tidak Hiaa, ini pasti hanya kesalah pahaman saja. Aku dan tuan Zean hanyalah pengawal dan tuan saja, tidak lebih," jelas Ahhka kepada Azka, setelah mendengar Azka yang terus mengatakan padanya, bahwa Zean mencoba menyetubuhinya.

 MAFIA X BABY BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang