12 - HUKUMAN

15.5K 645 7
                                    

Azka tiba dilokasi, saat dia tiba, Azka melihat pengawal pengawalnya tergeletak tak bernyawa. Azka yang cemas, segera menanyakan tentang barang yang di antar oleh pengawalnya pada pelanggan. Namun, penjelasan dari pelanggan itu, makin membuat pikiran Azka kacau, dia juga tak tahu dimana keberadaan Ahhka. Hal ini jadi bikin Azka curiga pada Ahhka.
.
.
.
.

Ahhka berada di villa pribadi milik Jasyen, mereka kini membahas sesuatu.

"Cepat, berikan aku informasi tentang orang tuaku," ucap Ahhka.

"Aku akan memberi tahunya, kau santai lah dulu. Bagaiman kalau kita meminum sesuatu dulu [alkohol]."

"Hah? tidak! cepat beri tahu aku saja!" tegas Ahhka.

"Yahh, mari membahas ini sembari meminum bersama," pinta Jasyen.

Ahhka pun tidak bisa mengelak lagi, jadi dia ikuti saja apa mau Jasyen, kini mereka berdua pun menikmati alkohol bersama.

Jasyen mulai menuangkan segelas alkohol untuk Ahhka. Ahhka meneguknya dengan cepat. Hingga tak terasa Ahhka sudah minum banyak sekali, begitu juga dengan Jasyen.

"Beri tahu aku, kita sudah cukup lama minum!" ujar Ahhka.

"Tidak usah buru-buru ...." Tiba-tiba, Jasyen berdiri, lalu membuat Ahhka terbaring disofa.

"Bajingan, kau kenapa!?" Ahhka kaget dan terheran.

Jasyen mulai mendekati wajahnya pada Ahhka.

"Apa kau tidak mau melakukan adegan panas bersama ku?" rayu Jasyen.

"Hahh, apa!! lepaskan!!" Ahhka mulai memberontak, melihat Jasyen yang ingin mencium lehernya.

BRAKKK

Ahhka mendorong Jasyen jauh-jauh, lalu memperbaiki posisinya.

"Dasar bajingann! jangan berani menyentuhku brengsek," bentak Ahhka kesal.

"Hah!? kau sudah berpengalaman, jangan bersikap seolah-olah ini tidak normal! kau pasti sudah melakukan ini bersama Azka kan?!" lantur Jasyen.

"Yah! tapi ... itu tidak membenarkan bahwa aku akan berhubungan dengan mu juga! pria siallan!" Ahhka begitu muak dengan apa yang coba Jasyen lakukan padanya. Dia tak tahu bahwa Jasyen akan berbuat seperti hal yang tidak terlintas dipikirannya.

Dia berdiri berniat meninggalkan villa Jasyen.

"Tuan Azka Xavier EDWARDZ, adalah pembunuh orang tuamu." Tiba-tiba Jasyen berucap, membuat langkah Ahhka terhenti.

Ahhka merasakan seperti ada petir yang menyambar dirinya, dia tak tahu harus mempercayai kata pria brengsek itu. Namun, kata-kata itulah yang selama ini Ahhka curigai.

"A-pa?" Ahhka masih tak percaya.

"Azka lah yang membunuh orang tua mu. Dia pernah menagih hutang orang tua mu, lalu membunuh mereka, dan saat Azka melihatmu, dia pun berniat merawatmu hingga dewasa, dan menjadikan mu budaknya."

Sekali lagi, Ahhka tercengang dengan penjelasan dari Jasyen, yang makin membuatnya begitu terkejut.

"Ti-tidak, i-itu tidak mungkin. Hia ... tidak! tidak!"

.
.
.

DORR

Terlihat para pengawal EDWARDZ datang menghampiri villa Jasyen.

Azka telah melacak ponsel Ahhka dan mendapatkan lokasinya.

Ahhka dan Jasyen menyadari suara tembakkan itu.

"Apa yang terjadi?" Jasyen mulai panik. dia melihat kebawah dari atas balkon, dan melihat para pengawal EDWARDZ!!.

"Sial! Azka menemukan keberadaanmu!" ujar Jasyen.

 MAFIA X BABY BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang