04 - DETIK-DETIK PETIR MERAH

43.9K 1.4K 2
                                    

Esok harinya tiba.

Sudah 4 jam berlalu saat Azka ditugaskan untuk pembunuh para mafia, yang mencoba berkhianat, dengan menginpor barang ilegal EDWARDZ ke musuh mereka.

.
.
.

Kini Ahhka sedang berjalan mengililingi seisi rumah. Dia melihat banyak pengawal bertubuh kekar.

Dia terlalu asik melihat-lihat kesisi ruangan, hingga tak sengaja, ia terjatuh.

"Ackhh!"

Saat terjatuh, Ahhka melihat kaki besar di depannya. Dia lalu mendongak, melihat Dazai yang berdiri didepannya.

Dazai menatap Ahhka dengan tatapan sinis, membuat Ahhka ketakutan. Ahhka masih mengingat waktu Dazai membentaknya.

Ahhka berdiri, lalu menundukan pandangannya.

"Kau-" Baru saja ingin memarahi Ahhka lagi. Tiba-tiba ada monster disampingnya, dengan tatapan yang mematikan Dazai pun segera terdiam, lalu melangkah pergi.

"Hiaaa," panggil Ahhka.

Azka meraih tubuh Ahhka lalu menggendongnya.

"Apa kau sudah sarapan hm?" tanya Azka.

Ahhka mengangguk. "iya," katanya.

.
.
.

Kini mereka tiba dikamar. Azka terlihat meminumkan Ahhka segelas susu yang berisi obat.

"Maaf Ahhka, kau harus terus meminum obat ini, agar kau melupakan masa lalumu" batin Azka. Azka mencampurkan susu Ahhka dengan obat penghilang ingatan, supaya Ahhka bisa melupakan, mengapa dia bisa ada dirumah EDWARDZ.

"Hiaa, boleh kah aku minta sesuatu?"

"Katakanlah, apa yang kau inginkan."

"Aku ingin agar hiaa selalu bersama Ahhka," pinta Ahhka, Azka hanya mengangguk-anguk saja menanggapi permintaan Ahhka.

"Janji?"

"Lebih baik Ahhka tidur dulu yah," -Azka mematikan lampu kamar. Dan siap untuk tidur- "maaf Ahhka, aku tidak yakin tentang ini" batin Azka.

.
.
.

8 tahun telah berlalu

Ahhka telah di ajari banyak latihan fisik, dan juga cara menembak. Kini dia telah tumbuh besar, dengan tinggi 175 cm. Ia seperti seorang anak berusia 18 tahun. Sekarang ia telah resmi menjadi budak/pengawal pribadi Azka Xavier EDWARDZ.

.
.
.

"Minum susu lagi? tidak, aku ingin segera tidur, mengapa harus memaksa ku meminum susu sebelum tidur!!" bentak sang mafia muda, pada pelayan yang menyuruhnya minum susu.

"Tuan muda Ahhka, ini adalah perintah dari tuan Azka," ucap pelayan.

Mendengar nama Azka lagi. Sungguh Ahhka tak bisa menolak. Dia lalu meminum segelas susu itu dengan cepat.

"Apa sudah puas? aku sudah mengantuk," ucap Ahhka, lalu lanjut tidur.

.
.
.

Disisi lain, Azka, Dazai, dan ayahnya tengah berbincang bersama.

"Dia sudah dewasa, jangan lagi memanjakannya seperti dulu," titah Dalbert.

"iya ayah," jawab Azka .

"Dia telah resmi jadi budak, dan tak ada salahnya jika aku menghukumnya kalau dia berani berbuat masalah," Dazai ikut berbicara.

Azka menatap tajam kakaknya, "Dia adalah pengawal pribadiku, kau tidak berhak memerintahkannya," ucapnya.

"Lihat lah ayah, dia masih memanjakan budak itu," gerutu Dazai.

 MAFIA X BABY BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang