34 - MASA LALU?

7.5K 209 5
                                    

Azka terlihat seperti seorang penguasa yang tenang dan tegas di atas gedung pencakar langit yang menjulang. Cahaya matahari sore memancar di baliknya, menciptakan bayangan misterius yang menjilati langit-langit kota yang ramai.

Dengan tenang, ia mengisap rokok sambil memerhatikan pemandangan di bawahnya. Keheningan hanya terputus saat salah satu anak buahnya datang menghampiri. Sosoknya tak terlihat jelas dalam kegelapan.

“Tuan," bisik sang anak buah dengan wajah khawatir. "Barang sudah sampai ke konsumen, tetapi bawahan lainnya tertembak oleh para gangster."

Azka mematikan rokoknya dengan jari-jari jenaka. Matanya menyoroti sang bawahan, mencoba menggali lebih dalam. "Periksa latar belakang gangster itu, dan temukan siapa yang mengirim mereka," perintahnya dengan nada yang tenang, namun berisiko.

"Baik, Tuan."

***

Di dapur yang sederhana, Ahhka dengan hati-hati memotong sayuran. Namun, sekejap, pisau itu menyenggat tangannya.

"Aww," rintihnya kesakitan, darah mulai mengalir.

Azka yang secara tak terduga muncul di sana, segera melompat ke arah Ahhka. Ia dengan cepat menggenggam tangan Ahhka dan mengisap darahnya. "Kau harus lebih berhati-hati," omel Azka, ekspresinya campur aduk antara konsentrasi dan kekhawatiran.

Ahhka hanya tersenyum melihat wajah panik Azka. "Kau berlebihan, Apa kau lupa bahwa aku adalah mantan bawahanmu? ini hanyalah luka kecil bagiku."

Azka tersenyum penuh arti, "Tapi, kau bukan lagi bawahan ku, bukan? Kau sekarang adalah istri Mafia EDWARD."

"Istri?" raut wajah Ahhka berubah menjadi merah muda mendengar kata itu.

Azka tertawa lepas. "Ya, Istri."

“Serius... apa kau menggodaku?!” pekik Ahhka, sembari berusaha menyembunyikan senyum kebahagiaannya.

“Haha, baiklah, mari kita lihat apa yang akan dimasak oleh istri... eh maksudku, tuan Ahhka," ucap Azka, mencoba mengubah suasana menjadi lebih santai.

Ahhka merasa bahagia atas kejutan ini dan berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu berhati-hati dengan pisau.

***

Azka kembali menduduki kursi besar di ruang kerjanya yang mewah. Di atas meja, berbaris telepon mewah dan layar monitor yang menunjukkan sejumlah data transaksi ilegal.

"Saya berharap agar narkoba yang anda kirim bisa lolos tanpa sepengetahuan polisi," ujar seseorang di seberang sambungan telepon.

"Tentu, kami ahli dalam hal itu," jawab Azka dengan suara datar yang tidak menggambarkan perasaannya.

Namun, ketika telepon berakhir, wajahnya dipenuhi ketegangan. Tanpa menunggu lama, salah satu anak buahnya menghampiri. "Tuan, kami sudah mendapatkan informasi tentang gangster itu. Sepertinya dia disuruh oleh salah satu konsumen yang baru-baru ini membeli obat-obatan yang kita produksi."

"Dan kemungkinan orang ini sangat menjaga identitasnya, tuan. Kami sampai sekarang tidak dapat mengakses datanya," lanjutnya, memberikan laporan.

"Begitu?" gumam Azka dalam keheningan, menggali pemikirannya yang lebih dalam. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Orang yang disembunyikan dalam bayang-bayang masa lalu mulai muncul di benaknya.

To be continued.

⚠️⚠️

Mohon bersabar jika author ini lama up nya. Karena banyak novel yang mau di revisi dan juga novel yang mau debut. So, mohon dimengerti ya!!

 MAFIA X BABY BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang