38 - GAIRAH BAK MANDI🔞

20.6K 270 29
                                    


Di tengah ketenangan malam, Ahhka merenung sambil menikmati udara sejuk yang masuk melalui jendela. Pukul 3 pagi, ombak laut memainkan lagu lembutnya di telinga, menciptakan suasana romantis.

Dalam keheningan, Ahhka memikirkan kata-kata Azka yang masih bergaung di benaknya. Ketidakpastian menghantui pikirannya, takut mengecewakan orang yang begitu dicintainya. Tapi, di dalam hatinya, Ahhka belum merasa siap untuk langkah berikutnya.

Azka, yang terlelap dengan selimut yang melingkupinya, tiba-tiba terbangun. Menyadari kehadiran Ahhka yang terdiam, ia bangkit dan mendekatinya. Pelukan hangat dari belakang dan ciuman lembut di leher Ahhka menjadi ungkapan cinta yang tak terucapkan.

Ahhka tersentak kembali ke kenyataan, merasakan kehangatan dan kelembutan dari Azka. Dalam keintiman itu, Ahhka pun merespons dengan mencium pipi Azka, menciptakan momen indah di tengah malam yang penuh makna.

Dalam keintiman mereka, Azka mengungkapkan kecemasannya, "Apa kau masih memikirkannya?" Suasana tampak tegang, penuh dengan ketidakpastian.

Ahhka menghela nafas, "Hmm, ya."

Azka menunjukkan sikap pengertian, "Aku tidak akan memaksamu untuk melakukan Gestasional. Aku baik-baik saja tanpa anak."

[Pembawa Gestasional: Jika salah satu pasangan atau kedua pasangan tidak dapat membawa kehamilan, mereka dapat bekerja sama dengan pembawa kehamilan. Gestational Carrier adalah perempuan yang mengandung dan melahirkan bayi untuk pasangan tersebut menggunakan embrio yang dibuat melalui IVF dengan sel telur donor atau salah satu pasangan.]

Namun, Ahhka mencoba menjelaskan, "Tidak. Bukan begitu..."

Tanpa menunggu Ahhka menyelesaikan kalimatnya, Azka dengan cepat membalikkan tubuh Ahhka, menciptakan momen keintiman. Wajah mereka saling berhadapan, hidung mereka hampir bersentuhan.

"Aku mencintaimu Ahhka, selamanya," ucap Azka dengan lirih.

Ahhka mengangguk, "Hmm, tentu. Aku juga mencintaimu."

Pelukan erat mereka menciptakan kehangatan, dan akhirnya, diakhiri dengan ciuman manis yang menggambarkan kebersamaan dan kekuatan cinta di antara keduanya.

***

Matahari menyinari ruangan yang penuh ketenangan. Pria dengan luka bakar diwajahnya tampak fokus memperbaiki dasinya, cermin di depannya menyaksikan setiap gerakan yang dilakukannya. Sebuah senyuman muncul di wajahnya, mencerminkan ketenangan dalam keadaan yang seolah-olah terbalut dalam misteri.

Seorang bawahan yang setia berdiri di sampingnya, memberikan sebuah pistol dengan penuh penghormatan. Pria itu menerima senjata itu, tangannya menyatu dengan kekuatan yang ada di dalamnya. Mata yang tadi bersinar kini tertuju pada pistol tersebut, merasakan kepuasan dari bentuk dan teksturnya yang modern.

Pria itu mengangkat pistolnya, menatap lurus ke dalamnya seolah menembus ke dalam esensi senjata itu sendiri. Dengan mantap, dia mengarahkan pistol ke arah foto pria di dinding, membebaskan peluru dengan suara bergemuruh yang menyatu dengan senyum pria itu.

"Boomm!" serunya, senyuman di wajahnya semakin terukir, menciptakan aura keputusan yang tak terbantahkan.

Bawahan setia memberikan laporan dengan sopan, mengungkapkan informasi penting. "Boss, sepertinya Azka akan kembali ke Mansionnya hari ini. Dan ini waktu yang tepat untuk menemuinya setelah mereka kembali."

Pria itu, tanpa kehilangan kesan tenangnya, menegaskan, "Kau benar, kita akan memulai pembalasannya!" Suara percikan tekad terdengar, menggema di ruangan yang hening, menciptakan ketegangan yang terasa dalam udara.

***

Dalam keintiman bak mandi yang diisi air panas, Ahhka dan Azka merasakan sentuhan hangat yang melibas lelah. Tanpa belenggu selehan kain, keduanya tenggelam dalam momen kebersamaan, air menyelimuti tubuh mereka seperti rahasia yang hanya mereka miliki.

Dalam cahaya remang yang menyelinap dari luar, bentuk-bentuk tubuh mereka saling bersatu dalam ketidaksempurnaan yang justru membuat keindahan. Percikan air memainkan tarian kecil di antara mereka, seolah-olah mengeja keintiman yang lebih dalam.

Ketika pandangan mereka bertemu, tersirat dalam mata mereka bukan hanya kelelahan fisik, tapi juga keintiman yang melebihi batas kata. Bak mandi menjadi saksi bisu dari momen yang tidak terucapkan namun terasa begitu kuat.

Dalam bathub yang penuh dengan air panas, Azka dan Ahhka saling bermain dengan keintiman yang mendalam. Azka memainkan puting Ahhka dengan lembut, sementara bibir mereka menyatu dalam kecupan yang intens. Dalam sentuhan manis itu, mereka tenggelam dalam momen kebersamaan yang penuh gairah.

Air panas yang menyelimuti tubuh mereka seakan menjadi saksi bisu dari keintiman yang tercipta di antara mereka. Azka tidak hanya membatasi diri pada kecupan, tapi juga merambah ke dalam, mengeksplorasi setiap sudut lidah Ahhka. Mereka terhanyut dalam getaran ketenangan yang disajikan oleh air hangat dan ciuman yang melibatkan seluruh diri mereka.

Dalam suasana yang penuh keintiman, Azka duduk di pinggiran bathub, memperlihatkan kejantanannya yang tegak berdiri. Magnum yang panjang dan kekar itu menjadi daya tarik yang tak terbantahkan. Di sisi lain, Ahhka dengan penuh gairah memposisikan mulutnya menghadap burung Azka yang menggoda.

Dengan perlahan, Ahhka memasukkan burung panjang Azka ke dalam mulutnya, mengulumnya dengan penuh keahlian. Kedua pasangan itu terlibat dalam tarian gairah yang memenuhi ruangan dengan desiran air panas. Keintiman mereka tergambar jelas dalam setiap gerakan yang saling memuaskan.

"Shitt...  Ahh...."

"Mphh... nghh..."

"Lebih cepat, aghh... fuck!"

Uluman yang perlahan makin membuat Azka ingin segera menulusuri lubang manis Ahhka. Dia tak tahan dan ingin segera memuaskan nafsunya lebih dalam lagi.

To be continued

 MAFIA X BABY BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang