Tak Kan Hilang

35 6 5
                                    

"Apa yang kau lakukan?"

Mata sipit si gadis bergaun hitam membola, menatap tak percaya pria yang kini tengah berlutut di hadapannya. Sembari menarik dan menghembuskan nafas perlahan, gadis itu mengepalkan kedua tangan, menahan diri untuk tidak berlari dari tempat duduknya.

Adegan itu mungkin terlihat romantis seperti dalam drama hingga beberapa pasang mata memandang kearah meja mereka, tapi tidak kenyataannya. Tak ada kotak cincin yang disodorkan, pun wajah si gadis tidak menunjukan sedikitpun kegembiraan.

"Kang Daniel, kau gila?"

Setelah beberapa detik yang terasa panjang, gadis itu akhirnya menyadari bukan hanya dirinya yang merasa tegang. Dia bahkan bisa melihat butiran keringat di dahi pria yang sejak tadi terus menundukan wajahnya.

"Maafkan aku"

Gadis itu hanya bisa menatap tak percaya. Selain tidak tau harus bereaksi seperti apa, kepalanya sibuk mencerna apa maksud pria itu tiba-tiba bertindak begitu dramatis, seperti bukan Daniel yang dulu dikenalnya.

"Kesalahanku dulu - akan kulakukan apapun untuk menebusnya. Park Woojin, bisakah kau berikan kesempatan sekali lagi untukku?"











Jangan pergi dari diriku 
tak sanggup harus hidup tanpamu











Woojin ingat saat dulu dia menemui seseorang diam-diam, hanya beberapa hari sebelum Daniel memintanya untuk berpisah. 

"Daripada menyalahkanku, bukankah harusnya kau memikirkan dimana kesalahanmu?"

Wanita itu tersenyum penuh kemenangan seolah mengejeknya, "Niel bilang, dia jadi lebih banyak tertawa saat bersamaku. Aku jadi penasaran hubungan macam apa yang kalian jalani selama ini"

Meski sulit, Woojin berhasil menahan diri untuk tidak menampar wajah wanita dengan riasan tebal yang bahkan tak bisa menyembunyikan usianya. Setidaknya dia sempat melontarkan balasan yang setimpal, "Aku juga penasaran, apa yang kau lakukan padanya saat Daniel menangis karenaku? Kau mencuri kesempatan saat dia lengah? Aku tau pasti, wanita sepertimu sama sekali bukan seleranya"







Kalimat perpisahan yang Daniel lontarkan dengan wajah datar, juga masih Woojin ingat tiap patah kata seolah baru mendengarnya.

"Akhir-akhir ini kita hanya saling menyakiti. Aku lelah. Aku juga ingin bahagia. Jujur, aku tak lagi merasa bahagia saat bersamamu"

Perpisahan yang tidak begitu mengejutkan. Woojin sudah menyiapkan diri untuk ini, tapi sekeras apapun dia berusaha untuk mengerti, sampai akhir dia tak bisa memahami apa yang membuat Daniel begitu yakin meninggalkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Park Woojin - One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang