"Seoul banyak berubah, tempat ini hebat juga"
Seorang gadis tersenyum lebar sembari melihat keluar jendela mobil. Gedung-gedung pencakar langit berjajar sepanjang jalan, membuatnya merasa seperti berada di tengah labirin raksasa.
"Jangan berlebihan, bangunan di Eropa jauh lebih enak dilihat"
Suara seseorang dari sisi kemudi membuat gadis itu mencebik, "Tidak bisakah kau membiarkanku menikmatinya sebentar saja? Kau merusak suasana, Daehwi"
"Lebih baik kau memantau artikel yang keluar hari ini, media terkadang suka melebih-lebihkan"
"Aku tidak peduli. Biarkan aku menikmati pemandangan, kau fokus saja menyetir"
"Ck! Kalau bukan pacar bosku, sudah kutendang kau keluar sekarang juga, Park Woojin!"
"Coba saja kalau berani" jawab si gadis bermarga Park dengan senyum mengejek di wajahnya.
Gadis satunya yang bermarga Lee hanya bisa memutar bola matanya malas, dia sudah terbiasa. Setelah hampir setahun mereka tidak bertemu, Park Woojin sepertinya semakin menyebalkan saja.
Daehwi tidak membencinya, keduanya sudah mengenal cukup lama hingga dalam fase mengerti tabiat buruk masing-masing. Mereka tinggal bersama di Paris selama 5 tahun, sampai tahun lalu Daehwi memutuskan untuk kembali lebih dulu ke Korea.
"Kau yakin bosmu tidak menyuruhmu meninggalkan mobil ini untukku?" ucap Woojin begitu mereka sampai di basement sebuah gedung apartemen.
"Ini mobilku, bodoh! Kau minta saja sendiri padanya. Cepat masuk, aku masih harus bekerja setelah ini. Kodenya sama dengan rumahmu sebelumnya"
"Kau tidak menemaniku masuk?"
"Kau bukan anak kecil, Jinnie. Aku akan mampir jika tidak terlalu lelah nanti malam"
"Bagaimana jika aku lapar?"
"Aku yakin ada banyak makanan di dalam sana. Kau tidak lupa cara memasak hanya karena naik pesawat selama 11 jam, kan?"
Woojin keluar dari mobil tanpa mengatakan apapun lagi, lalu berjalan kearah bagasi yang terbuka untuk mengambil kopernya. Daehwi membuang nafas lelah melihat sahabatnya berjalan menjauh tanpa menoleh.
"Dia bahkan tidak mengucapkan terimakasih, padahal aku dengan sukarela menjemputnya ditengah jadwal sibukku" gumamnya sebelum menyalakan kembali mesin mobilnya.
Daehwi tidak muncul sampai Woojin bangun keesokan paginya. Gadis itu sedikit terkejut begitu keluar dari kamarnya, seorang wanita paruh baya terlihat sedang membersihkan sofa yang bahkan belum sempat dia duduki.
"Nona? Anda sudah bangun?" sapa wanita itu dengan senyum ramah hingga kerutan muncul dikedua sudut matanya.
"Um.. Kau siapa?"
"Saya yang bertugas untuk bersih-bersih dan memasak setiap pagi, panggil saja Bibi Ma. Anda ingin sarapan apa? Saya akan menyiapkannya"
"Tidak perlu, aku biasa membuat teh sendiri. Bibi lanjutkan saja bersih-bersihnya"
Gadis itu berjalan kearah dapur tanpa menunggu jawaban dari yang lebih tua. Dia tidak nyaman dengan keberadaan orang asing, tapi setidaknya bibi tadi tidak terlalu memaksakan bersikap akrab dengannya.
Woojin menghabiskan sisa paginya dengan menikmati teh sembari melihat pemandangan kota dari dinding kaca.
Merasa jenuh, siang itu Woojin akhirnya meminta Daehwi menjemputnya dan ikut ke studio. Mereka berencana pergi belanja setelah pekerjaan Daehwi selesai. Daehwi menjadi stylist untuk pemotretan sebuah majalah fashion, dan kebetulan Woojin mengenal fotografernya karena pernah bekerja sama sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Woojin - One Shoot
FanficHanya berisi koleksi cerita One Shoot GS Woojin as Girl - always Disini pairingnya campur-campur cem gado-gado, ena kan 😁 Selamat menikmati 🤗