Cinta Dalam Hati

344 26 32
                                    

Seingat Woojin, dia sudah mengatakan dengan tegas pada Mommy dan juga Bibi Lee kalau dia tidak ingin diganggu oleh siapapun, sekali lagi, siapapun! Tapi bagaimana bisa dia mendapati Donghyun kini berbaring disampingnya begitu dia membuka mata?!

Bulu-bulu beterbangan disekitar mereka karena gadis itu terus memukul makhluk tampan itu dengan bantalnya.

"Ya ampun.. Jinnie..! Aduh! Stop! Aw!"

"Bagaimana kau bisa masuk kesini?"

"Mommy-mu sepertinya pergi, Bibi Lee juga entah dimana, hanya ada pelayan barumu itu dan dia tidak berani membangunkanmu, jadi aku masuk saja ke kamarmu"

Gadis itu membuang nafas kesal sebelum kembali menenggelamkan diri diatas kasur empuknya. "Pergi sana! Jangan ganggu aku!" suaranya sedikit teredam karena wajahnya tenggelam dalam bantal.

Tapi bukan Donghyun namanya kalau menuruti apa katanya, pemuda itu justru ikut melemparkan dirinya di atas kasur, lalu menyingkirkan rambut panjang gadis itu yang menghalangi wajahnya. Mata sipitnya nyaris tidak terlihat karena wajahnya terlihat bengkak.

"Kau minum lagi? Hidupmu tidak sehat belakangan ini, Jinnie. Ini semua gara-gara si brengsek itu meninggalkanmu"

Meskipun hanya gumaman samar, tapi Woojin mendengar jelas ucapannya. Wajahnya kini menampilkan senyum miris, "Bukan karena dia"

"Aku sedih melihatmu begini" ucap si pemuda sambil menyentuh pipi si gadis, lalu menarik pipinya sebelum mengatakan, "Wajahmu jadi terlihat mengerikan belakangan ini. Mana senyum cantikmu? Hum?"

Jantung Woojin berdetak lebih cepat karena pemuda di depannya kini mendekatkan wajahnya. Matanya menatap tepat ke matanya, tidak ada tatapan iseng seperti biasanya. Wajah itu menatapnya dengan tatapan - mungkin simpati?

Tiba-tiba saja Donghyun menarik kepala Woojin ke dadanya, mendekapnya erat sambil mengatakan "Menangislah jika ingin menangis, Jinnie. Jangan bersikap sok kuat didepanku. Kau tidak akan bisa menipuku"

Inilah kenapa Woojin tidak bisa membenci Kim Donghyun.




Mungkin ini memang jalan takdirku
Mengagumi tanpa dicintai




Ingin rasanya Woojin membenci sahabatnya itu seperti dia membenci mantan kekasihnya. Tapi bagaimana bisa dia membencinya? Nyatanya pemuda itulah yang selalu ada disaat dirinya terpuruk seperti ini, meski penyebab keterpurukannya kali ini justru dia sendiri.

Donghyun tidak tau, karena Woojin tidak pernah mengatakan perasaannya. Dia hanya bisa menarik dirinya, meminum alkohol untuk menetralkan perasaannya sesaat, sebelum menjauhkan dirinya dari semua orang dengan mengurung diri di kamar setelahnya.

Ini bukan pertama kalinya, gadis itu bahkan melakukan hal yang sama selama berhari-hari setelah mantan brengseknya memutuskan hubungan mereka. Itu sudah beberapa bulan yang lalu, bahkan dia sudah bisa menjalani harinya tanpa perlu mengingat laki-laki yang telah bersamanya selama bertahun-tahun itu.

Dan tadi malam, gadis itu tidak bisa menahannya lagi. Dia baru saja akan keluar gerbang rumahnya saat melihat seseorang yang tidak asing keluar dari rumah tetangganya. Dilihatnya gadis itu tersenyum cerah dan seseorang yang menggandeng tangannya bahkan tersenyum lebih cerah lagi.

Donghyun akhirnya berhasil meyakinkan mantan pacarnya untuk menemui orang tuanya lagi, dan sepertinya semua berjalan lancar.



Tak mengapa bagiku
Asal kau pun bahagia dalam hidupmu
Dalam hidupmu



Park Woojin - One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang