Main Hati

353 32 14
                                    

"Hey, sepertinya seseorang datang mencarimu"

Gadis berambut panjang itu menoleh kearah seseorang yang ditunjuk sahabatnya, Lee Daehwi.

Mereka sedang makan siang dikantin, dan bukan hal yang aneh sebenarnya jika orang lain datang bergabung di meja mereka, letak kantin itu memang strategis. Yang menarik perhatian, karena seseorang yang menghampiri mereka adalah mahasiswa dari fakultas lain yang terkenal tidak bergaul dengan sembarang orang.

"Hai, Daniel Sunbae!" Daehwi menyapa pemuda itu lebih dulu.

"Hai, Daehwi" jawab si pemuda dengan senyum ramahnya, "Boleh aku duduk disini?" tanyanya pada satu gadis yang sejak tadi hanya diam.

"Duduklah" jawab si gadis singkat.

Daehwi melirik kedua orang yang sekarang duduk bersebelahan, sebelum menangkap isyarat mata yang dilayangkan sahabatnya.

"Okay, kurasa aku harus segera menemui Woongie eonie, sampai jumpa dikelas berikutnya" gadis kurus itu beranjak dari duduknya, "Duluan ya, Sunbae" pamitnya pada senior yang masih memasang senyum ramahnya.

"Kang Daniel, bukankah seharusnya kita menjaga jarak di kampus?" tegur si gadis begitu sahabatnya tidak terlihat lagi.

"Salahmu sendiri mengganti nomor telepon tanpa memberitahuku. Lagipula akan lebih aneh jika seseorang melihat kita berdua bersama diluar sana, tapi kita bersikap seolah tidak saling mengenal disini. Sedikit interaksi seperti ini dibutuhkan, sayang"

Pemuda bernama Kang Daniel itu mendekatkan posisi duduknya, membuat gadis itu melirik sekitarnya dengan was-was. Ada begitu banyak mata yang mungkin saja menangkap kedekatan mereka.

"Aku harus mengganti nomorku. Ada perlu apa mencariku?"

"Kau masih bertanya? Kita tidak punya bisnis lain, Park Woojin"

"Kapan dan dimana?"

"Nanti malam, aku akan menjemputmu di tempat biasa jam 9, bagaimana?"

"Baiklah, kau tidak keberatan jika aku menaikan tarifnya kan?"

Hahaha haha

Sebagian orang menatap meja mereka karena mendengar pemuda itu tertawa.

Si pemuda memelankan nada suaranya, mendekatkan wajah tampannya ke telinga gadis itu, "Aku tidak masalah dengan tarifnya, asal kau mau melakukannya lebih dari sebelumnya"








































Gadis itu merapatkan jaketnya, malam terasa lebih dingin dari biasanya. Halte bus yang sudah tak terpakai itu hanya diterangi cahaya lampu remang-remang, membuat si gadis sesekali melihat sekelilingnya dengan waspada.

Saat gadis itu menggosokan kedua telapak tangannya sembari meniupnya, seseorang tiba-tiba saja berdiri disampingnya dan menyodorkan syal berwarna merah tepat di depan wajahnya.

Woojin menoleh kearah orang asing itu, mendapati seorang laki-laki tinggi berkaca mata tersenyum padanya.

"Park Woojin, pakai ini, kulihat kau kedinginan"

"Siapa? Kau mengenalku?" si gadis bergeser untuk memberi jarak pada si pendatang baru.

"Kita pernah bertemu sebelumnya"

"Maaf, aku tidak ingat -"

"Kau benar-benar tidak mengenaliku?"

Gadis itu melihat sekeliling dengan panik, menyadari hanya ada mereka berdua disana. Kakinya berjalan mundur, bersiap kabur jika orang itu melakukan sesuatu.

Park Woojin - One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang