Sahabat Jadi Cinta

339 28 28
                                    

Dug Dug Dug!

"Ji..! Jihoon..!!!"

Dug Dug!

"Park Jihoon..!!!"

Pemuda manis itu melangkah dengan malas menuju pintu kamarnya yang tidak seperti biasanya dia kunci dari dalam.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa dikunci?"

Gadis itu mendorong tubuhnya hingga terhuyung dan mulai membuka semua pintu yang bisa ditemukannya. Bahkan dia berjongkok disamping ranjang dan mengintip kebawahnya.

"Apa yang kau cari?" tanya si pemuda saat gadis itu memeriksa lipatan gorden.

"Kau tidak menyembunyikan seseorang kan?" jawab si gadis sembari membuka pintu kaca dan memeriksa hingga keluar balkon.

"Siapa yang akan datang kesini malam-malam begini selain kau?"

Gadis itu kini tersenyum lebar hingga menunjukan gigi taringnya yang tidak rata.

Rambut hitam panjangnya yang terkena hembusan angin malam bergerak tidak beraturan dan menutupi sebagian wajah manisnya.

Pemuda pemilik kamar itu menarik lengannya dan menutup pintu kaca, "Kenapa kau keluar dengan baju seperti itu? Nanti masuk angin!"

Si gadis hanya mengangkat bahu sebelum melangkah dan menjatuhkan tubuhnya keatas ranjang.

"Yak..! Kau sadar tidak kau ada dimana sekarang, Park Woojin?"

"Kamarmu"

"Setidaknya pakai baju yang benar saat bertamu kerumah orang!"

"Kau bawel sekali, Ji!" keluh si gadis sebelum mengubah posisinya hingga membelakangi pemuda itu.

Huhft!

Sungguh, Jihoon bisa gila jika seperti ini terus! Gadis itu selalu saja seenaknya masuk ke kamarnya dan bertingkah seolah mereka masih anak 6 tahun yang tidak tau apa-apa.

Apa dia tidak sadar dia sedang berada dikamar seorang laki-laki? Kenapa dia menggunakan baju begitu minim yang menunjukan sebagian besar kulitnya?

Pemuda itu menarik selimut dan menutupi tubuh gadis itu dengan sedikit kasar.

"Gerah, Ji..!"

Gadis itu berniat melepaskan selimut tebal itu, tapi Jihoon menjatuhkan tubuhnya diranjang dan menahannya agar tidak terlepas.

"Apa kau berniat menggodaku?"

Woojin mematung, entah kenapa Jihoon terlihat sedikit mengerikan dengan tatapan mata tajamnya.

"Kenapa kau tiba-tiba aneh begini?"

"Apa kau juga melakukannya saat bersama Guanlin?"




Bulan terdampar di pelataran
Hati yang temaram
Matamu juga mataku
Ada hasrat yang mungkin terlarang





"Jangam konyol! Aku bahkan belum pernah masuk ke kamarnya"

Si gadis mendorong bahu sahabatnya sebelum mendudukan dirinya dengan selimut masih menutupi tubuhnya.

"Jangan sembarangan masuk ke kamar laki-laki dan bertingkah seperti ini!"

"Kenapa tiba-tiba mengatakan hal seperti itu? Kita sudah mengenal sejak kecil, tentu saja akan berbeda dengan laki-laki lain diluar sana. Kau semakin aneh saja belakangan ini"

Jihoon mengalihkan pandangannya, menatap langit malam yang terlihat dari dinding kaca disana. Apa gunanya berbeda jika nyatanya gadis itu lebih memilih laki-laki lain sebagai kekasihnya?

Park Woojin - One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang