Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik Baik Saja

59 8 7
                                    

"Yo..! Niel.. Daniel.. O.. O.. Yo.. O.."

Gadis berpipi chubby yang dia hampiri terus menyebut namanya dengan nada rap yang terdengar sangat menggelikan. Sepertinya temannya itu sudah mabuk dan setengah sadar.

Pria tampan disampingnya hanya bisa meringis minta maaf dan menarik gadis itu untuk kembali duduk, "Ya ampun, Jae.. Aku tidak akan membawamu kemari kalau tau kau akan hilang kendali begini"

"Kau mau bersenang-senang tanpaku? Tidak akan kubiarkan, Hwang Minhyun!"

Mengabaikan gadis yang kini mengalungkan kedua lengan dilehernya, pria itu beralih pada tamu yang baru saja datang, "Maaf, dia sudah seperti ini sejak setengah jam lalu"

"Harusnya kau jauhkan gelas itu darinya sebelum tingkahnya bertambah parah, Minhyun hyung.." sahut si pemuda bermarga Kang sembari mendudukan dirinya di depan pasangan itu.

"Kau datang sendiri?" tanya yang lebih tua sambil menyerahkan sebotol bir.

Yang ditanya hanya mengangkat bahu dengan satu tangan memeriksa smartphone nya.

"Sudah lebih dari setahun. Bukankah sudah waktunya bagimu untuk mencoba menjalin hubungan lagi?"

"Keunyang.. Aku belum menemukan orang yang tepat"

"Tidak ada orang yang benar-benar tepat sebelum kau meyakinkan dirimu untuk menerimanya"

"Aku datang kesini untuk bersenang-senang, bukan untuk mendengar nasihat cintamu, hyung"

Mengabaikan protesnya, Minhyun melanjutkan, "Kau harus terima tawaran kencan buta itu sebelum kau menyesal nanti, Kang"

"Akan kupikirkan lagi"

Ini bukan kali pertama teman sekaligus seniornya di kampus dulu mendesaknya untuk datang ke kencan buta, rasanya Daniel sudah kehabisan alasan untuk menolak. Akan dia pikirkan lagi alasannya nanti, yang terpenting sekarang bagaimana caranya menjauh sementara agar Minhyun hyung melupakan misinya dan tidak mengungkitnya lagi.






Butuh beberapa menit lagi sebelum Daniel berhasil membebaskan diri dan bersembunyi di sudut meja bar yang remang. Pria itu mengamati segelas bir dengan busa melimpah diatasnya sebelum menyecapnya sedikit.

Sruppp...

Daniel menoleh kesamping karena mendengar suara aneh, dan mendapati seorang gadis tiba-tiba sudah duduk di sampingnya.

Gadis itu melirik kearahnya sebelum meneguk habis minumannya lalu berkata, "Aku penasaran bagaimana rasanya saat melihatmu hanya menyeruput busanya tadi"

Si pria mengangkat satu alis sebagai jawaban, tidak mengerti kenapa gadis itu tiba-tiba bicara padanya seolah mereka sudah saling kenal.

"Maaf, aku hanya iseng mencari teman ngobrol di tengah kekacauan ini" ucap si gadis dengan senyum canggung.

Sepertinya tidak ada salahnya mengobrol sedikit. "Kau sendirian disini?"

"Aku datang atas undangan kakak sepupuku, tapi dia begitu sibuk mengurus calon istrinya yang sedang mabuk berat sekarang, jadi kuputuskan kabur darinya sebelum dia membuatku repot juga"

Daniel mengerutkan dahi, mencerna ucapan gadis itu sambil mengingat kalau temannya menyewa tempat ini untuk merayakan natal sekaligus pertunangan mereka yang minggu lalu diadakan secara privat.

"Kau adik sepupu Minhyun hyung?" Daniel memastikan.

"Dari pihak ibu, dan aku lebih mirip ayahku. Banyak orang tidak percaya karena kami sama sekali tidak mirip"

Park Woojin - One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang