Incheon International Airport,
Langkah gadis itu terasa begitu ringan, seolah ada tambahan sepasang sayap dimasing-masing tumitnya. Tidak peduli koper besarnya beberapa kali nyaris tergelincir karena dirinya terlalu bersemangat, matanya terus mencari sosok yang begitu ingin ditemuinya selama lima tahun ini.
Langkahnya sedikit melambat begitu matanya menangkap seseorang yang tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Wanita paruh baya bertubuh mungil itu bahkan nyaris terjatuh karena menginjak ujung gaunnya, tapi bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan segera memeluknya.
"Jinnie.. Akhirnya kau pulang, nak.."
Sepasang lengan gadis itu balas memeluk tubuh ibunya, tapi matanya masih menyusuri sekitar untuk mencari sosok yang dikiranya akan datang menyambutnya juga.
"Ibu datang sendiri?"
Yang lebih tua melepaskan pelukannya sebelum menjawab pertanyaan putri semata wayangnya, "Um.. Minhyun tidak bisa ikut karena dia masih ada di Busan"
"Kukira project di Busan seharusnya sudah selesai"
"Ada beberapa hal yang masih harus dibereskan. Ayahnya kurang sehat, jadi dia yang harus mengurus semuanya"
"Dia janji akan datang menjemputku"
"Jangan terlalu kecewa, sayang. Ibu yakin dia akan datang sabtu besok. Sementara ini, ayo kita habiskan waktu bersama. Ibu punya banyak rencana menyenangkan untuk kita berdua"
Seharusnya dia tidak terkejut, ini bukan pertama kalinya pria itu mengingkari janjinya.
Woojin memainkan smartphone nya sementara ibunya sedang asik mengobrol dengan rekan sosialitanya via telepon. Paman Jung, sopir yang sudah bekerja pada keluarga Park selama dua dekade ini, sesekali meliriknya dari kaca spion.
"Bagaimana Nona? Menyenangkan kembali ke Seoul?"
"Aku mungkin akan tersesat jika mencoba menyetir sendiri. Seoul banyak berubah selama lima tahun ini"
"Ada saya yang selalu siap mengantar, Nona"
"Nanti malam, tolong antar aku ke tempat Jihoon, Paman"
"Baik"
Wink Cafe - Seoul
20.30 KST"Hanya sekali kau bilang? Selama lima tahun ini dia hanya menyusulmu kesana sekali?"
Jihoon, sahabat yang merupakan pemilik cafe itu membanting gelasnya dengan penuh tenaga hingga sebagian isinya berceceran di atas meja. Tangan Woojin otomatis terulur untuk membersihkan noda itu, sembari tersenyum pahit menanggapi ucapan gadis yang hanya beberapa bulan lebih tua darinya.
"Lihatlah, kau bahkan sudah tertular kebiasaan Hwang Minhyun yang gila kebersihan itu" ucap Jihoon dengan nada sinisnya.
"Seharusnya kau berterimakasih, aku sedikit meringankan pekerjaan para pegawaimu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Woojin - One Shoot
FanfictionHanya berisi koleksi cerita One Shoot GS Woojin as Girl - always Disini pairingnya campur-campur cem gado-gado, ena kan 😁 Selamat menikmati 🤗