Suasana hiruk pikuk tidak asing lagi bagi pemuda yang tengah menempuh semester akhirnya di kampus itu. Jajaran stan sepanjang halaman penuh sesak oleh para mahasiswa dan beberapa pendatang yang memang berniat datang untuk berkunjung ke event langka yang hanya diadakan setahun sekali.
"Daniel hyung!"
Pemuda bermarga Kang menengok kebelakang saat mendengar seseorang memanggilnya.
"Oh? Kukira kau tidak datang hari ini, Guan"
"Aku tadinya berniat begitu, tapi seseorang memaksaku datang"
"Sejak kapan ada orang yang bisa mengubah keputusanmu?"
Yang lebih muda hanya tersenyum simpul, lalu mengedarkan matanya mencari stan yang ingin didatanginya.
"Apa yang kau cari?"
"Aku mencari stan dengan crew berseragam merah, hyung melihatnya?"
"Kita cari bersama saja"
Kedua pemuda itu berjalan beriringan, mengamati setiap stan yang mereka lewati, juga beberapa kali mencicipi makanan dan minuman yang ditawarkan. Bazar itu begitu luas, Daniel tidak yakin akan menemukan yang mereka cari jika terus berhenti disetiap stan yang mereka lewati.
"Guan -"
Pemuda berbahu lebar itu bahkan belum genap mengucapkan nama pemuda yang berjalan disampingnya, tapi pemuda jangkung itu sudah berteriak lebih dulu dengan satu tangan melambai keatas.
"Jinnie!"
Jantung Daniel tiba-tiba berdetak lebih cepat, dia bahkan menghentikan langkahnya yang hendak menyusul Guanlin. Matanya menatap sosok gadis yang tengah berdiri di depan tenda berwarna merah yang terlihat mencolok, dengan kostum senada yang entah bagaimana terlihat cocok baginya.
Kakinya melangkah perlahan, berjalan mendekat sembari menyaksikan setiap gerakan dan ekspresi yang ditunjukan gadis itu saat bicara dengan pemuda yang baru saja berlari menghampirinya.
"Bagaimana bisa aku tidak melihat tenda ini? Aku bahkan sudah mengelilingi separuh halaman" keluh Guanlin sambil menyesap minuman berwarna merah yang gadis itu berikan.
"Letaknya memang tidak terlalu bagus, karena itu kami memakai warna yang mencolok agar menarik perhatian" seorang gadis mungil yang juga mengenakan kostum serba merah menjelaskan.
"Dan juga memasang beberapa penarik perhatian yang lebih mencolok", gadis yang lebih tinggi menambahkan, "Daehwi bahkan memaksaku memakai benda aneh ini", gadis itu tersenyum canggung sembari memainkan benda merah yang ada dikepalanya.
Bagaimana bisa seseorang terlihat begitu manis dengan benda norak itu?
"Guan, kau tidak datang sendiri ternyata?" si gadis mungil bertanya saat melihat Daniel semakin dekat.
"Ah, aku lupa. Aku tidak sengaja bertemu seniorku tadi", si pemuda tinggi menengok kebelakang untuk memberi isyarat agar Daniel mendekat lagi, "Hyung, kemari!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Woojin - One Shoot
Fiksi PenggemarHanya berisi koleksi cerita One Shoot GS Woojin as Girl - always Disini pairingnya campur-campur cem gado-gado, ena kan 😁 Selamat menikmati 🤗