20. Hurt

102 4 0
                                    

Tanggal penulisan :

3 Agustus 2022 pukul 7.43 (belum termasuk revisi)

Enjoy gaya...

Karena pagi ini Nayeon ada pekerjaan di luar kota, jadi dia izin untuk tidak masuk sekolah. Sedangkan Chaeyoung, dia sudah berangkat pagi-pagi sekali karena ada latihan bersama tim basket sekolah untuk kompetisi yang sudah semakin dekat.

"Selamat pagi eomma, appa." Sapa Nayeon penuh semangat pada kedua orang tuanya yang sudah menunggu di meja makan. Tak lupa, kecupan hangat di pipi juga dia berikan untuk sang ayah dan juga sang ibu.

"Selamat pagi sayang." Balas keduanya hampir berbarengan.

"Eomma pikir Nayeon menginap di apartemen menemani Mina di sana?" Ucap Sohee yang tengah menyiapkan makanan untuk sang anak.

"Sudah ada Sana dan juga Dahyun di sana."

"Hari ini Nayeon berangkat bersama siapa?"

"Jaehwan oppa. Dia juga yang akan mengantarku dan menemaniku selama di sana."

"Baguslah. Appa pikir kau akan pergi sendiri." Ucap Seulong.

"Aku tahu appa dengan eomma tidak akan mengizinkannya."

"Semoga semuanya berjalan lancar di sana." Ucap Sohee seraya duduk di kursinya.

"Amin. Semoga saja eomma."

***

Sementara itu, 2 orang gadis yang semalam tertidur di sofa balkon, masih terlihat betah dengan posisi saling memeluk satu sama lain. Sampai akhirnya, sinar matahari pagi yang perlahan mulai meninggi mengusik ketenangan tidur keduanya.

Bukannya terbangun, yang lebih muda justru semakin mengeratkan pelukan dan membenarkan wajah di bahu yang lebih tua. Dan ya, tentu Sana membalasnya dengan pelukan yang tak kalah erat karena dirinya juga masih sama mengantuknya.

10 menit berlalu, rasa kantuk tak lagi bisa Mina dapat karena teriknya sinar mentari pagi. Dia pun melonggarkan pelukan dan mendongak menatap wajah Sana yang masih nyaman terlelap dalam tidurnya.

"Unnie?" Panggil Mina seraya sedikit mengguncang tubuh Sana untuk membangunkannya.

"Hm?"

"Ayo bangun. Kita harus ke sekolah."

"Sebentar lagi. Aku masih sangat mengantuk."

"Ya sudah, aku bangun lebih dulu." Melepaskan diri dari pelukan Sana, Mina perlahan turun dari sofa.

"Hm."

"Unnie cepatlah bangun." Pesan Mina sebelum benar-benar pergi.

"Hm."

5 menit setelah Mina pergi, Sana terbangun karena bersin. Hidung yang tiba-tiba terasa berlendir dan mata yang tiba-tiba berair memaksa Sana untuk tidak melanjutkan tidurnya kembali.

Huaching....

"Astaga. Hidungku." Keluh Sana seraya menggaruk hidungnya yang tiba-tiba terasa gatal.

Huaching.....

"Ini pasti karena semalam aku kedinginan." Gumamnya seraya perlahan turun dari sofa dan melangkah masuk ke dalam.

Huaching.....
Huaching....
Huaching....

"Aku harus segera meminum obat untuk meredakannya." Putus Sana seraya melangkah menuju dapur.

Huaching....

"Bibi.... " Tegurnya pada salah seorang pelayan yang ada di sana.

Huaching....

IM MINA : season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang