Tanggal penulisan :
16 februari 2023 pukul 15.30
Enjoy gays...
Keluar dari ruang kepala sekolah, tak ada ekspresi yang Mina tunjukkan selain hanya diam dan termenung. Entah kabar apa yang baru saja dia terima sampai membuat Mina terus memikirkannya.
"Kau bisa membahayakan dirimu sendiri kalau berjalan dalam keadaan seperti itu." Tegur seseorang membuat Mina kembali dalam dunia nyata dan menghentikan langkahnya. Hampir saja tubuhnya membentur tempat sampah yang ada di depannya karena tak memperhatikan langkahnya.
"Apa yang kau pikirkan, hm?" Tanya orang itu seraya tersenyum dan mendekati Mina.
"Bukan apa-apa." Jawab Mima acuh dan kembali melanjutkan langkah.
"Kau keluar dari ruang kepala sekolah dengan ekspresi seperti itu. Sepertinya, sesuatu yang penting baru saja terjadi." Tak mau menyerah, sang teman justru melontarkan kalimat yang membuat Mina menghentikan langkah.
Tak lagi menjawab pertanyaan sang teman, Mina justru memberikan amplop besar yang dia bawa agar Lisa bisa membacanya sendiri.
"Apa ini?" Rasa penasaran membawa Lisa untuk menerimanya dan mengeluarkan isinya.
Mengernyit heran karena itu bukanlah amplop sembarangan, Lisa pun membacanya dengan seksama tanpa ada satupun informasi yang terlewat.
"Daebak." Kagetnya tak percaya sekaligus bangga setelah membaca isi surat itu.
"Kau tidak senang?" Tanya Lisa karena melihat ekspresi Mina yang sama sekali tak menunjukkan bahagia.
"Aku hanya takut akan berbuat kesalahan."
Meraih tangan Mina untuk di genggam, Lisa mencoba memberi temannya itu sedikit kekuatan dan kepercayaan.
"Hey, dengar. Justru ini kesempatan yang bagus untukmu membuktikannya. Dengan ini, kau bisa tunjukkan pada semua orang kalau kau memang layak mendapatkannya." Ucapnya penuh kelembutan.
"Bagaimana kalau aku gagal? Semua orang pasti akan semakin merendahkan ku dan mengatai ku seorang pecundang."
"Sejak kapan seorang Im Mina yang aku kenal memperdulikan kata-kata orang lain, hm?" Tanya Lisa terkejut seraya memicingkan kedua mata.
"Aku tetap akan menolaknya." Masih tetap pada pendiriannya, Mina tak akan menerima tawaran itu.
"Hey, ayolah Minari....Kau pasti bisa melakukannya. Percaya padaku." Sebagai seorang teman, Lisa harus memberikan Mina semangat dan rasa percaya diri agar kesempatan itu tak terlewat begitu saja.
"Waktunya kurang dari seminggu dan aku belum mempersiapkan apapun. Aku pasti akan gagal Lisa." Jengah karena merasa terus di paksa, Mina pun akhirnya melangkah lebih dulu meninggalkan Lisa.
Tak mau menyerah begitu saja, Lisa berjalan cepat untuk menyusul Mina dan menghentikan langkah gadis itu dengan berdiri di depannya. Kedua tangan kembali di genggam agar Mina bosa sedikit lebih berpikir tenang.
"Coba dulu. Masalah gagal atau berhasil, kita pikirkan itu nanti. Yang terpenting, kau sudah berusaha. Kau bilang, kau ingin membuat semua orang bangga padamu kan? Ya ini caranya." Ucapnya sekali lagi meyakinkan. Berharap kali ini Mina mau mendengarkan.
Sejujurnya Lisa tahu jika Mina bukanlah orang yang suka di paksa. Tapi jika dia tak melakukannya, kesempatan di depan mata akan terbuang sia-sia. Dia hanya ingin Mina kembali memiliki semangat sama seperti dulu saat Lisa pertama kali mengenalnya. Yang entah sejak kapan dan apa penyebabnya semangat itu tiba-tiba menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM MINA : season 2
Fanfictionjati diri yang terungkap serta pertemuannya dengan keluarga rupanya tak membawa kehidupan Mina dalam perjalanan yang sempurna. Dia justru harus dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang menguji kesabarannya. Akankah semuanya akan kembali seperti...