44. Bukti

50 5 0
                                    

Tanggal penulisan :

20 Maret 2023 pukul 12.12 - 22 Maret 2023 pukul 23.18

Enjoy gays...

Sejak keluar dari ruang operasi, Mina belum juga sadarkan diri. Beruntung, panah yang mengenai bahunya tak sampai melukai organ penting yang ada di sekitar sana. Hanya menimbulkan cedera bahu yang bisa sembuh dalam waktu kurang dari satu bulan.

Semua orang tanpa terkecuali juga masih di sana, menunggu sekaligus memastikan bagaimana keadaan Mina setelah bangun nanti.

Suara pintu terbuka menandakan jika seseorang datang. Menolehnya sejenak, mereka tak kaget karena itu adalah Hakyeon.

"Tuan." Tegurnya seraya membungkuk hormat pada Seulong.

"Bagaimana? Kau sudah mendapatkan hasilnya?" Tanpa Seulong penuh antusias.

"Belum Tuan. Sejauh ini pihak polisi dan semua anggota yang di kerahkan telah berusaha untuk mencari bukti sekecil apapun untuk mengetahui siapa pelakunya."

"Aku ingin kau lebih memperketat lagi penjagaan untuk kedua cucuku. Kita sudah kehilangan Nayeon, jadi jangan sampai kita juga kehilangan Mina atau Chaeyoung. Kau mengerti?" Titah Hqyejeong dengan tegas.

"Baik Pimpinan."

"Hyung, apa aku boleh melihat busur panah yang kau minta dari pihak rumah sakit?" Pinta Bambam.

Meski bingung untuk apa Bambam menanyakan hal itu, tapi Hakyeon tetap merogoh saku jas bagian dalamnya untuk memperlihatkan apa yang Bambam minta. Sebuah busur panah dengan lumuran darah yang terbungkus plastik berwarna bening.

"Apa yang ingin kau lakukan dengan benda itu Bam?" Tanya Jihyo penasaran karena Bambam yang memotretnya beberapa kali.

"Aku juga ingin membantu penyelidikan agar semuanya lebih cepat selesai dan pelakunya juga segera di tangkap." Jawab Bambam seraya mengembalikan bungkusan itu dan menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celana.

"Ah, aku lupa. Kau kan seorang pewaris tahta. Jadi kau pasti bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat."

"Terimakasih hyung." Ucapnya pada Hakyeon.

"Sama-sama Tuan Muda."

"Kalau begitu saya permisi Tuan." Pamit Hakyeon membungkuk hormat pada Seulong dan juga yang lainnya.

Setelah kepergian Hakyeon, semua kembali ke kegiatan masing-masing. Termasuk Sohee yang masih begitu setia membelai wajah sang anak seraya menggenggam tangan Mina dan duduk di sebelah ranjangnya.

1 menit berlalu, kedua mata yang sejak kemarin terpejam akhirnya perlahan mengerjap dan terbuka sempurna.

"Hey, sayang." Tegur Sohee dengan senyum bahagia dan air mata.

"Nak, kau sudah sadar?" Seulong yang mendengar suara besar sang istri secepat kilat mengalihkan pandangannya dari ponsel dan mendekatkan dirinya pada Mina yang masih belum mengatakan apa-apa.

Sementara yang lain yang mengetahui jika Mina sudah sadar langsung bangkit dari tempatnya masing-masing dan mengerumuni tempat tidur Mina.

"Eomma." Memanggil sang ibu yang ada di sebelahnya, Mina berusaha untuk menggerakkan tubuhnya, tapi rasa sakit di area bahu membuatnya spontan meringis kesakitan.

"Jangan banyak bergerak dulu, bahu Mina masih terluka." Tegur Sohee seraya membantu sang anak untuk kembali ke posisinya semula.

"Eomma."

"Kenapa sayang?"

"Aku bermimpi."

"Mimpi aap?"

"Aku bertemu Nayeon unnie di taman. Lalu dia mengajakku jalan-jalan."

IM MINA : season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang