33. Kutub Utara

56 6 2
                                    

Tanggal penulisan :

11 January 2023 pukul 20.15 (belum termasuk revisi)

Enjoy gays....

1 minggu telah berlalu namun tak ada yang berubah sama sekali. Mina masih dalam mode diamnya meski makanan yang di sediakan dia sentuh atau bahkan sesekali dia habiskan.

"Selamat pagi semuanya." Sapa seseorang itu pada semua penghuni kamar dengan ceria dan ramah saat membuka pintu seperti biasa.

"Selamat pagi Sana." Balas Sohee juga dengan senyuman. Dibandingkan teman-teman yang lain, Sana terbilang yang paling sering mengunjungi Mina. Entah, sepertinya dia CEO yang tengah tidak sibuk sekarang.

"Hey. Selamat pagi Minari." Sapanya seraya mencium pipi Mina dan meletakkan bawaannya di atas meja sebelah tempat tidur.

"Sampai kapan kau akan terus diam dan mengacuhkan kami seperti ini, hm?" Lanjutnya bertanya seraya menarik kursi untuk duduk di pinggir ranjang.

"Unnie seperti orang pengangguran, setiap hari datang kemari." Sahut Mina yang justru terdengar acuh.

"Hey, kau memperhatikanku ternyata. Gumawo." Alih-alih tersinggung dengan ucapan Mina barusan, Sana justru tersenyum senang. Karena itu artinya, kedatangannya tak sia-sia.

"Kau sudah makan? Aku membawakan sesuatu yang spesial untukmu." Beritahu Sana seraya mengambil kembali bawaannya.

"Aku tidak lapar." Tolak Mina masih dengan sikap dingin dan acuhnya.

"Bibi, apa Mina sudah makan?" Tanya Sana pada Sohee yang tengah duduk di sofa mengecek pekerjaannya lewat iPad.

"Belum. Dia belum mau menyentuh makanannya." Jawab Sohee menoleh sekilas lalu kembali fokus dengan iPadnya.

"Kau yakin tidak mau memakannya?" Tanya Sana saat melihat isi paper bag itu lalu melirik Mina yang menggelengkan kepala.

"Sayang sekali, padahal ini dari Jennie. Dia sengaja membuatkannya untukmu dan meminta Lisa mengantarkannya padaku. Padahal, setahuku dia sedang demam sekarang." Ucap Sana terdengar mendramatisir.

"Tidak ada yang menyuruhnya."

"Ya sudahlah, aku tidak akan memaksa. Biar saja nanti Jennie tahu kalau kau tak mau memakan masakan buatannya. Haaa.... Entah bagaimana kecewanya Jennie saat mengetahuinya." Pura-pura terlihat lesu dan kecewa, Sana kembali meletakkan paper bag itu ke tempat semula.

"Aku akan memakannya."

"Huh?"

"Aku akan memakannya."

Sana tersenyum puas karena rencananya berhasil. Dia pun langsung mengambil paper bag itu dan menyiapkannya.

"Buka mulutmu." Pinta Sana.

"Aku hanya bilang akan memakannya, bukan berarti sekarang."

"Makanannya akan dingin kalau kau membiarkannya terlalu lama. Buku mulutmu." Titah Sana sekali lagi seraya mengangkat sendok yang telah berisi bubur.

Entah karena memang terpaksa atau dia yang sudah kelaparan, Mina membuka mulutnya. Membiarkan Sana menyuapi nya dengan makanan yang dia bawa.

"Bagaimana? Kau menyukainya kan?" Tanya Sana berniat menggoda. Pasalnya, makanan itu adalah makanan kesukaan Mina yang selalu khusus Jennie buatkan ketika dirinya jatuh sakit.

"Hm."

"Kau harus menghabiskannya, kau tahu?" Peringat Sana diakhiri senyum.

"Hm."

IM MINA : season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang