regret 7

96 4 0
                                    

"nah aku tau,tapi aku minta waktu sampe nanti kita pulang gimana?"

"Ok," jawab mahen dengan acuh karna ia yakin jika mereka berdua tidak akan bisa memenuhi syarat darinya,mahen dengan sengaja memberikan syarat yang menurutnya aneh dan bahkan tak lazim untuk dapat dimengerti

Saat Alina sedang bingung harus bagaimana untuk memenuhi syarat darinya namun tidak dengan Naya yang sudah mendapatkan pencerahan dari hasil meditasinya

"Btw Lo emang udah ngrti balon yang bisa dimakan?"

"Udah lah,di bisikin Ama Mbah gowok tadi." balasnya dengan percaya diri

"Anjir Mbah gowok nggak tuh,ihh sereemmmm." ujar Arin dengan bergidik ngeri

***
Bel tanda pelajaran berakhir pun berbunyi dengan nyaring,semua siswa bersiap-siap untuk pulang dan sekarang hanya tinggal Naya,mahen,Arin dan Rendi yang ada didalam kelas

"Mahen!" panggil Naya ketika melihat mahen yang hendak keluar kelas lebih dulu

"Apa?" tanya mahen memutar badannya menghadap Naya

"Nanti kamu ikut aku!"

"Ogah," balasnya singkat lalu kembali melangkahkan kakinya namun dengan tiba-tiba Naya berlari kearahnya dan langsung menggandeng tangannya

"Pokoknya harus ikut,aku mau ajak kamu ke tempat dimana kamu bisa makan balon."

"Lo yakin nay?kalo gitu gue ikut!"

"Gue yakin 100%,ok kalo gitu kita jalan sekarang!"

"Gue juga ikut."

"Ok."

Meski sebenarnya mereka bingung dan tidak yakin dengan yang dikatakan naya,namun mereka juga penasaran dengan apa yang dimaksud oleh Naya karna balon yang bisa dimakan itu cukup mustahil jika dipikir dengan nalar

"Kita sebenarnya mau kemana sih?" tanya mahen ketika mereka sudah sampai pada tempat yang kata Naya itu adalah tujuan mereka

Kini hari semakin sore,untung saja Naya sudah izin terlebih dahulu kepada mamanya untuk main bersama dengan teman barunya disekolah, meskipun dengan sedikit berbohong namun tidak 100% karna memang Naya sedang bersama dengan teman barunya disekolah barunya yaitu Arin

Pasar malam adalah tujuan Naya,tanpa menjawab Naya terus menarik tangan mahen, sedangkan mahen dengan wajah yang malas namun ia hanya dapat pasrah karna memang ini syarat dari dirinya jadi dia terpaksa mengikuti perkataan Naya

"Ini maksud aku!" kata naya yang sudah berhenti didepan amang-amang tukang gulali

"Ini kan gulali!" kata Arin dengan wajah yang sedikit bingung

"Iya gue tau ini gulali,tapi untungnya kemaren sore gue kesini sama nyokap bokap gue pas lewat dan lebih beruntung nya lagi gue mampir kesini jadi tau tempat ini deh."

"Terus apa hubungannya sama syarat dari mahen?" tanya Rendi penasaran

"Udah mending kalian diem aja,biar gue pesen dulu! balas Naya lalu dengan santainya menghampiri tukang gulali tersebut"mang beli gulali yang bisa ditiup ya."

"Ok neng," balas amang-amang tersebut dan tak berselang lama gulali yang dipesan sudah jadi"nih neng gulali nya."

"Owh ya mang makasih ya,nih kalian liat ya," ujar Naya lalu meniup gulali tersebut, dan benar saja gulali tersebut langsung mengembang seperti balon mahen Arin dan Rendi pun hanya mlongo dibuat bingung oleh Naya bisa-bisanya dia memiliki ide yang bener-bener spektakuler,amazing,bravo.Niat mahen memberi syarat supaya mereka gagal dengan syarat yang tak masuk akal namun Naya mampu memenuhinya

Regret [MARK LEE] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang