Setelah sepulang sekolah Mahen mengantar Naya terlebih dahulu, meskipun menggunakan bus namun Mahen selalu mengantar Naya terlebih dahulu. Dia akan mengantar Naya sampai depan rumah dan memastikan Naya selamat sampai rumahnya
Dia juga sudah mengenal kedua orang tua Naya karna ia pernah di kenalkan oleh Naya, dan sekarang Mahen akan pulang setelah memastikan Naya sudah masuk kedalam rumahnya
Namun tiba-tiba kepala Mahen terasa amat sakit dan pandangan nya mengabur, ia terduduk di jalan tepat didepan rumah Naya. Rasanya ia sudah tidak sanggup untuk melanjutkan langkahnya, ia terus memegangi kepalanya dan sesekali memukulnya. Tiba-tiba darah segar keluar dari hidungnya ia menatap nanar rumah Naya yang tepat di depannya dan berusaha membersihkan darah dari hidungnya
Mahen berusaha untuk berdiri namun tak bisa, tubuhnya sangat lemah dan hampir saja tubuhnya kembali terjatuh, namun syukurnya ada seseorang yang tiba-tiba datang menolongnya namun Mahen tak dapat melihat dengan jelas siapa yang sekarang ada dihadapannya
"Lo kenapa?" tanya laki-laki berseragam sekolah itu
Meskipun pandangannya kabur namun ia dapat mengenali jika ternyata itu adalah deren sahabat kecil Naya, dan ia juga yakin karna ia juga mengenali suaranya. Mahen tidak menjawab dia berusaha sekuat tenaga untuk berdiri dan melanjutkan perjalanannya, satu tangan ia gunakan untuk bertumpu pada pagar dipinggir jalan agar tak terjatuh dan satu tangan ia gunakan untuk memegangi kepalanya yang masih teramat sakit
"Lo ikut gue sekarang!" Deren memapah Mahen agar mengikutinya
"Nggak usah! Gue pengin pulang!"
"Lo nggak bisa pulang kerumah kalo keadaan Lo kaya gini! Mending sekarang lo kerumah Naya biar dia bisa bantu ngobatin lo!"
"Nggak!" jawab Mahen cepat dan melepaskan tangannya dari pundak deren, ia tidak ingin kalau sampai Naya tau tentang penyakitnya
"Tapi__"
"Gue bilang nggak mau ya nggak mau! Gue nggak mau Naya khawatir ngerti lo!" Mahen berlalu pergi namun tubuhnya tidak bisa ia bohongi, ia lemah dan dengan jalan yang gontai tiba-tiba ia jatuh pingsan tepat di depan deren
Tanpa pikir panjang deren menolong Mahen dan memapah untuk menuju ke mobilnya, ia tak membawanya kerumah Naya namun rumah sakit lah tujuannya sekarang. Ia merutuki jalanan yang macet karna memang jamnya orang pulang bekerja
Mahen langsung mendapatkan penanganan saat berhasil sampai di rumah sakit, dan sangat kebetulan dr Denis yang menangani Mahen. Dokter yang memang menangani Mahen sejak pertama Mahen di diagnosa terkena kanker
Deren menunggunya diluar ruangan, ia nampak khawatir namun ia bingung harus menghubungi siapa karna tidak mungkin dia memberi tahu Naya karna Mahen melarangnya. Saat ia sedang berdiri di depan ruangan Mahen tiba-tiba laki-laki dengan seragam dokter dengan nama Dimas berlari masuk kedalam ruangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [MARK LEE] End
Novela JuvenilGavariel Mahendra cowok kulkas yang memiliki penyesalan dalam hidupnya dan dia memiliki penyakit kangker otak stadium akhir dan dia juga di benci oleh keluarganya, lengkap sudah penderitaan dalam hidupnya dia sangat dingin sampai tak pernah ada wani...