jangan lupa kasih vote ya karna vote kalian sangat bermanfaat untuk cerita ini terimakasih
*
*
*Satu Minggu sudah berlalu dan sekarang saatnya mereka untuk berangkat camping, merekapun sudah berkumpul dihalaman sekolah, dengan membawa perlengkapan masing-masing untuk di bawa ke perkemahan, mereka semua tampak bahagia menanti kedatangan bus yang akan membawa mereka ke tempat perkemahan nanti
Naya yang menenteng satu tas besar dan satu lagi tas selempang kecil, sedangkan Mahen ia hanya membawa satu tas yang berukuran sedang mungkin hanya berisi beberapa helai pakaian dan tidak lupa gitar yang selalu ia bawa, Mahen sebenarnya malas jika harus mengikuti acara-acara seperti itu namun pihak sekolah mewajibkan untuk setiap siswanya agar ikut jika memang tidak ada halangan
Bus yang mereka tunggu pun tiba, dan semua siswa berlarian menuju bus masing-masing karna memang sudah terdapat nomer dan nama di setiap kursi yang ada di dalam bus dan sesuai kelas masing-masing
Sepertinya semesta mendukung hubungan antara Mahen dan Naya karna sekarang mereka mendapatkan tempat duduk bersebelahan, wajah semangat langsung terlihat pada Naya dengan cepat Naya langsung mendudukkan dirinya di tempat duduk di pinggir jendela yang langsung di susul oleh Mahen
"Tuh kan bener yang aku bilang!" ujar Naya tiba-tiba saat Mahen sudah duduk di sebelahnya
"Apa?" tanya Mahen dengan menautkan kedua alisnya bingung dengan ucapan Naya
"Ya kalo jodoh nggak akan kemana! buktinya semesta seakan mendukung hubungan kita, sampai tempat duduk aja kita bisa sebelahan kaya gini. Sedetail itu coba petunjuk nya," ucap Naya menggebu-gebu menjelaskan maksud perkataan nya, sedangkan Mahen hanya memutar bola matanya malas dan melipat kedua tangannya diatas dadanya lalu menyenderkan tubuhnya di senderan tempat duduk bus lalu memejamkan matanya
"Mahen!" panggil Naya sambil menggoyangkan lengan Mahen agar Mahen terbangun
"Hm!"
"Jangan tidur dong! Masa iya selama perjalanan tidur nanti akunya kesepian tau!"
"Yaudah duduk aja ditengah pasar biar rame!" balas Mahen masih dengan menutup matanya
"Ih nggak gitu maksudnya," ujar Naya dengan kesal"kan kita mau camping harusnya kita seneng-seneng dong," sambung Naya
"Tapi gue nggak suka! Kalo boleh milih juga gue mending nggak ikut."
"Aku__kamu!" tegas Naya mengoreksi ucapan mahen
"Terserah! yang penting aku mau tidur sekarang."
Selama perjalanan Naya merasa bosan karna Mahen yang sedari tadi tidur, sedangkan Naya hanya bisa melihat pemandangan jalanan yang terasa indah namun tetap saja dia merasa bosan. Sampai akhirnya Naya pun ikut tertidur dan menyenderkan kepalanya di pembatas kaca sebelahnya
Mahen yang ternyata hanya akting tidur pun akhirnya terbangun dan melihat kearah Naya yang sudah tertidur pulas sampai sesekali kepalanya terbentur kaca namun Naya tetap melanjutkan tidurnya, Mahen pun pelan-pelan memindahkan posisi Naya agar menyenderkan kepalanya di bahu Mahen
Sedangkan siswa yang lain ada yang memilih untuk tidur seperti Naya, ada juga yang nyanyi-nyanyi dan ada juga yang asik makan, seperti Arin dan Rendi yang juga mengikuti jejak Naya untuk tidur karna mereka juga duduk bersebelahan
Akhirnya setelah cukup lama perjalanan, kini mereka sampai pada tempat tujuan yang artinya Naya harus bangun dari tidurnya
"Bangun!" suruh Mahen sambil menepuk-nepuk pelan pipi Naya
"Hoam emangnya kita udah sampe?" tanya Naya sambil melihat keluar jendela
"Udah! Lagian nyuruh orang nggak boleh tidur malah sendiri nya yang tidur!" pungkas Mahen yang membuat Naya tersenyum malu
"Lagian kamu sih tidur duluan, kan aku jadi bosen. Yaudah deh akhirnya aku ketiduran lagian__" cerocos Naya namun seketika Mahen menutup mulut Naya agar berhenti mengoceh seperti burung beo
"Kita udah sampe, jangan nyerocos terus yang ada nanti ketinggalan sama yang lain!" ujar Mahen lalu menarik pelan tangan Naya agar turun dari bus dan satu tangannya ia gunakan untuk membawakan tas Naya yang besar
"Makasih mas pacar!" ujar Naya sambil tersenyum manis
Setelah sampai pada tempat perkemahan mereka pun mendapatkan arahan untuk membangun tenda bersama kelompok masing-masing, dan dalam satu tenda terdapat 3 atau 4 orang
Mahen yang melihat Naya kesulitan membangun tenda pun akhirnya membantu karna tenda Mahen sudah selesai lebih dulu karna memang kelompok laki-laki jadi lebih mudah dan cepat memasang tendanya tidak seperti kelompok Naya yang terlihat kesulitan dan terlihat bingung harus mulai dari mana alhasil Mahen lah yang turun tangan bersama Rendi
"Makasih ya mas pacar! Lagi-lagi mas pacar udah nolongin aku selaku calon istri dari gavariel Mahendra," ujar Naya yang tidak mendapatkan respon dari Mahen karna Mahen berlalu pergi setelah tendanya dirasa sudah bisa untuk di tempati
Dan akhirnya hanya ledekan yang Naya dapatkan, siapa lagi kalau bukan Arin ia sekarang sedang tertawa puas melihat Sabahat nya yang tidak mendapatkan respon dari Mahen yang katanya calon suami
"Tuh kan gue bilang apa! Kulkas dua pintu kok di ajak pacaran hatinya aja mungkin udah di tumbuhi sama rumput liar kali sangkin nggak pernah terjamah nya oleh perempuan."
"Bagus dong, berarti cuma gue satu-satunya cewek yang bakal ada di hatinya dan yang pertama dan nggak ada masa lalu yang tertinggal di hatinya," balas Naya sambil tersenyum puas dan melihat kearah Mahen yang sedang terduduk di depan pintu tenda Mahen bersama Rendi dan teman kelompoknya
"Secinta itu lo sama mahen?" tanya Arin tiba-tiba yang langsung membuat Naya tersentak kaget karna sedang melamun sambil memperhatikan Mahen yang katanya calon suami
"Arin lo bikin gue kaget aja tau nggak!" omel Naya
"Lagian lo nglamun sambil senyum-senyum gitu liatin Mahen, gue sampe takut nanti lo kesambet tau nggak!"
"Gue udah kesambet sama cintanya Mahen Rin! Gue nggak tau kenapa tapi setiap gue ada disamping Mahen gue ngerasa bahagia, dibalik sifatnya yang dingin dia juga bisa perhatian Rin meskipun labil dengan sifatnya yang kadang nyebelin tapi dia sebenarnya baik kok gue tau itu."
"Gue tau dia emang orang yang baik, dan gue cuma bisa berharap kalo lo kedepannya bisa bahagia bareng sama dia ya nay!"
"Aamiin, makasih loh doanya calon kakak ipar kuh," kata Naya sambil merangkul pundak Arin dan merekapun masuk kedalam tendanya
Jangan lupa tekan⭐ satu bintang kalian sangat bermakna☺️ silahkan voment
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [MARK LEE] End
Teen FictionGavariel Mahendra cowok kulkas yang memiliki penyesalan dalam hidupnya dan dia memiliki penyakit kangker otak stadium akhir dan dia juga di benci oleh keluarganya, lengkap sudah penderitaan dalam hidupnya dia sangat dingin sampai tak pernah ada wani...