_Sifat seseorang dapat berubah ketika ia sudah bisa menemukan seseorang yang tepat_
Kanaya zemira
Tak terasa malam sudah berganti menjadi pagi, Mahen pun terbangun dari tidurnya karna matanya terkena terpaan sinar matahari dari celah-celah kecil dari luar gubug. Mahen pun mengecek suhu tubuh Naya dan syukurnya panas Naya sudah turun
Mahen berusaha membangunkan Naya dengan menepuk-nepuk pelan pipi Naya, dan Naya hanya menggeliat seperti cacing yang terkena sinar matahari. Dan enggan untuk membuka matanya
"Nay bangun!"
"Heeemmm, bentar lagi masih ngantuk!"
"Ini udah pagi! Kita harus cari jalan keluar dari hutan ini nay, nanti keburu malem lagi!"
"Iya-iya aku bangun," balas Naya lalu bangun dari tidurnya sambil menguap dan meregangkan otot-otot nya
"Kita pergi sekarang!" ajak Mahen sambil menggandeng tangan Naya, lalu mereka pun keluar dari gubug dan mencari jalan keluar
Sungguh Naya merasa bahagia karna perlakuan Mahen sekarang sudah berubah kepada dirinya, Mahen rela mencari dirinya dan masuk ketengah hutan sendirian tanpa memperdulikan dirinya sendiri
"Mahen!" panggil Naya saat Mahen sedang fokus terhadap langkahnya yang sesekali terpleset karna jalanan yang licik akibat hujan semalam
"Kenapa?" jawab Mahen tanpa menghentikan langkahnya dan terus menggandeng tangan Naya
"Makasih untuk semuanya! Jangan pernah berfikir untuk pergi ninggalin aku, karna kamu adalah semesta ku! Dan alasanku untuk bahagia jika kau pergi, duniaku akan hancur, separuh jiwaku runtuh dan tawaku akan tergantikan oleh tangisan jadi aku mohon jangan pergi!" ujar Naya tulus yang membuat Mahen menghentikan langkahnya lalu melihat kearah belakang yang ternyata melihat Naya dengan mata yang sudah berkaca-kaca
Mahen pun membalikkan badannya agar dapat berhadapan dengan Naya"nay dengerin aku! Aku nggak bakalan pergi ninggalin kamu, kan aku juga udah janji. Kalo kamu anggap aku semesta mu maka aku anggap kamu duniaku yang akan selalu aku jaga, dari pembuangan sampah sembarangan dan penebangan pohon liar," ujar Mahen bercanda yang membuat Naya tertawa
"Mahen!! Aku udah serius juga kirain mau romantis gitu!" ucap Naya sambil memanyunkan bibirnya karna kesal
"Jangan serius-serius, nanti cepet tua!" ledek Mahen lagi
"Ihhh, kamu tuh yah nyebelin!" Ujar Naya sambil mencubit pinggang Mahen
Mahen pun meringis kesakitan"AWww sakit nay! Iya-iya aku minta maaf."
"Dengan senang hati Naya maafin! Yaudah kita lanjutin lagi jalannya kuy!" ajak Naya
"Enak yah kalo bikin kamu kesel, soalnya marahnya nggak lama! Maafinnya cepet lagi."
"Aku punya takaran sendiri buat maafin kesalahan seseorang atau nggak, sebentar atau lama marahnya nggak, karna itu tergantung kesalahan dari kamu!"
"Maksudnya?"
"Kalo kamu bikin kesalahannya fatal mungkin aku nggak bisa maafin kamu!"
"Contoh?"
"Selingkuh!"
"Alasannya?"
"Ya, karna kata orang kalo selingkuh itu susah disembuhinnya udah kaya penyakit, ya aku nggak mau lah cinta aku dibagi-bagi sama wanita lain."
Mahen pun hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti, sungguh Naya merasa gemas dengan ekspresi mahen sekarang yang mengangguk-angguk dengan bibir manyun dan menautkan kedua alisnya, kalo saja Mahen seekor kucing mungkin Naya akan memasukkan Mahen kedalam karung lalu memberinya nama mpus hehe untungnya Mahen adalah manusia ganteng, pinter, cool, dan satu lagi pacar Naya! Itu yang harus diingat
Hampir satu jam mereka mengelilingi hutan namun tetap saja tidak menemukan jalan untuk kembali ke camping, sampai akhirnya Mahen dan Naya samar-samar mendengar seseorang memanggil-manggil namanya
Mereka berdua pun bergegas mendekati arah suara"gue disini!" teriak Mahen agar mereka dapat mendengarnya
"Disini dimana ogeb! Hutannya kan luas nggak kaya hati lu sempit!" sarkas seseorang yang Mahen yakini itu adalah suara Rendi sahabat laknatnya
Mahen pun melihat keadaan sekitar"Deket dua pohon besar yang sejajar!" Jawab Mahen lagi
"Mahen kamu disitu aja! Biar bapak sama yang lain yang kesitu!" ujar seseorang lagi yang Mahen yakini itu adalah pak Tito
Sungguh Naya dan Mahen bersyukur, karna mereka akhirnya dapat pulang ke tempat camping lagi, seketika Arin memeluk Naya dan Rendi memeluk Mahen sudah seperti Teletubbies. Meskipun Mahen orangnya nyebelin namun menurut Rendi dia adalah sahabatnya yang baik dan tidak semua orang tau sisi lain dari si kulkas dua pintu itu
Dan Rendi juga tau jika keluarga Mahen yang membenci Mahen, hanya karna takdir! takdir yang tak mungkin orang dapat merubahnya. Mahen yang selalu merasa bersalah dan menyesal membuat hidupnya seperti dalam kekangan dia tak bisa merasa bahagia bahkan ia menarik diri dari lingkungan sosial bahkan Rendi yang hendak menjadi sahabatnya saja harus bersusah payah menerobos sifat Mahen yang dingin yang tak pernah tersentuh oleh manusia
Dulu Mahen sangat senang menyendiri, bahkan ketika istirahat saja Mahen selalu pergi ke perpustakaan ataupun hanya di dalam kelas sambil membaca buku dan mendengarkan musik lewat headset nya. Namun karna Rendi memiliki sifat seperti Naya akhirnya ia terus mendekati Mahen karna ia tau jika Mahen adalah anak yang baik yang harus ia jadikan teman
Itu juga bukan semata-mata Rendi menganggap Mahen baik, karna Rendi sendiri yang melihat dengan kepala mata Rendi sendiri, bagaimana Mahen membantu kakek-kakek yang jualan bakso dan terlihat kelelahan. Lalu Mahen menghampiri nya dan memborong baksonya, lalu dengan sangat sabar mendorong gerobak sang kakek menuju tempat para tunawisma dan anak-anak jalanan yang ada dipinggir jalan dan memberikan bakso tersebut kepada mereka secara gratis, akhirnya setelah membayar sang kakek akhirnya Mahen melanjutkan perjalanan untuk menuju ke sekolah dan Rendi pun yang melihatnya langsung yakin jika dibalik sifat dinginnya Mahen ada sifat yang orang lain tak dapat melihatnya
"Lo akhirnya ketemu hen! Gue khawatir tau nggak, kalo sampe lo ilang kan nggak ada lagi yang bisa gue usilin!"
"Dasar sahabat laknat, bukannya seneng sahabatnya ketemu, malah mikirin bahan Bullyan!" Sarkas Arin sambil menoyor kepala Rendi sampai miring kesamping
"Biarin rin! Kayaknya dia udah bosen hidup!" ujar Mahen yang langsung mendapatkan tatapan tak percaya dari Arin karna menurut Arin itu adalah kalimat terpanjang yang Mahen katakan kepada dirinya karna selama ini Arin cuma denger kata oh,hm intinya kata singkat jelas dan padat. Meskipun panjang juga ia Arin denger kalo Mahen lagi bicara sama Naya
"Hehe bercanda hen!" ucap Rendi sambil nyengir kuda
"Yaudah karna kalian sudah ditemukan! Sekarang kita kembali ketempat camping!" titah pak Tito lalu merekapun berjalan menyusuri hutan namun kaki Naya terkilir ketika tidak sengaja masuk kedalam lubang yang tak terlihat karna tertutupi oleh dedaunan
Akhirnya Mahen pun membungkuk kan badannya dan menyuruh Naya untuk naik ke punggungnya agar Mahen menggendongnya
belajar sosweet dari mana sih Mahen? Apa jangan-jangan selama ini Mahen baca buku romantis, bukan buku pelajaran? Atau mungkin Mahen sebenarnya sering liat drama Korea? Ah sudahlah mereka juga tidak tau mana jawaban yang benar dan sekarang mereka hanya bisa meleleh melihat sikap manis Mahen terhadap Naya
Si kutub Utara akhirnya dapat menemukan mataharinya untuk dapat melelehkan hatinya
Gimana ceritanya? Kalo suka share ke temen-temen, bapak, ibu, kakek, nenek dan juga media sosial kalian biar banyak yang mampir kesini dan baca ceritanya. Jangan lupa tekan ⭐ di pojok kiri ya karna satu bintang kalian sangat bermakna terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [MARK LEE] End
Teen FictionGavariel Mahendra cowok kulkas yang memiliki penyesalan dalam hidupnya dan dia memiliki penyakit kangker otak stadium akhir dan dia juga di benci oleh keluarganya, lengkap sudah penderitaan dalam hidupnya dia sangat dingin sampai tak pernah ada wani...