regret 14

79 5 0
                                    

Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Naya karna sekarang ia resmi jadian dengan Mahen, meskipun ia masih belum bisa meluluhkan hati Mahen tapi setidaknya sudah ada kemajuan

"berarti kita sekarang udah fiks jadian kan?" tanya Naya sambil menggoyang kan lengan Mahen seperti anak kecil karna Mahen sedari tadi hanya diam tak menjawab"mahen!"

"Iya-iya bawel!"

"Beneran kan?"

"Hm!"

"Yeeeeee sekarang fiks berarti aku sama kamu udah jadian, jadi sekarang panggilnya pake aku kamu ya!"

"Nggak usah ribet!"

"Mahen!"

"Apa lagi?" jawab Mahen dengan kesal

Naya pun memanyunkan bibirnya kesal, apa benar hati Mahen terbuat dari es? Sampai-sampai sifat dia sedingin suhu di kutub utara

"Sekarang kita foto dulu yuk, nanti aku upload di media sosial biar seluruh dunia tau kalo sekarang aku sama kamu udah jadian!" ujar Naya sambil mendekat kearah mahen dengan tersenyum kearah kamera namun betapa terkejutnya ketika Mahen dengan tiba-tiba menampik ponsel Naya sampai terjatuh

Seluruh pasang mata melihat kearah mereka, karna terkejut dengan suara ponsel yang terjatuh dan kebetulan di halte bus pun banyak orang karna ini jam pulang sekolah

"Nggak usah lebay, gue jadian sama lo juga karna terpaksa dan lo tau itukan!"

"Iya aku tau! Tapi apa kamu nggak ada rasa sedikit pun buat aku, aku cinta sama kamu Mahen?"

"Nggak usah lawak lo, baru aja kenal udah bilang cinta! Nggak mungkin cinta secepat itu."

"Nggak ada yang nggak mungkin!" ujar Naya dengan yakin sambil menatap mata mahen dengan air mata yang sudah terlanjur turun meskipun Naya sudah berusaha untuk menahannya

"Aku bakal buktiin ke kamu kalo aku beneran cinta sama kamu, dan aku bakal bikin kamu juga jatuh cinta sama aku!" sambung Naya lalu berlalu pergi meninggalkan Mahen dan memilih pulang menggunakan taksi

Jika ditanya marah atau tidak? Sungguh Naya sangat ingin marah kepada Mahen namun ia tidak bisa cinta dihatinya terlalu besar untuk mahen, jika ditanya apakah benar cinta bisa secepat itu tumbuh? Entah karna Naya juga bingung tapi Naya benar-benar mencintai Mahen

Mahen mengacak-acak rambutnya frustasi, ia merasa bersalah dengan Naya ia bahkan menendang tempat sampah yang ada di dekat halte bus tersebut hingga orang-orang disana menatap kearahnya

"Kenapa gue harus ngerasa bersalah gini sih argghh," teriak Mahen sambil terus mengacak-acak rambutnya dan meninju tanaman palem yang tak bersalah disana

***

"Baru pulang bang? Sini makan bareng kita!" ajak Haikal yang sedang berada di meja makan bersama mama dan kakak-kakak yang lainnya

"Ngapain kamu ngajakin dia makan? Mama nggak mau dia makan bareng kita disini!" ujar Helena sambil menatap Mahen dengan sinis

"Tapi kan bang Mahen pasti belum makan," bujuk Haikal sambil menatap mamanya dengan tatapan memohon

"Sekali nggak ya tetap nggak Haikal kamu ngerti?"

"Udah lah kal, tinggal makan aja nggak usah ngurusin dia nanti biar dia suruh makan dikamar atau di dapur!" kata Tian sambil menyuapkan makanan ke mulutnya

Sedih? Pasti! Mahen ingin makan bersama mereka, tapi jangankan makan bersama tatapan mamanya saja sudah berbeda bukan tatapan kasih sayang tapi tatapan kebencian sungguh perasaan bersalahnya saja sudah membuat nya hidup dalam ketersiksaan dan ditambah rasa benci yang keluarganya berikan membuat hidupnya dipenuhi rasa penyesalan

Mahen pun berjalan menaiki anak tangga dirumahnya, setelah sampai di kamar ia merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya namun sekelibat bayangan Naya muncul dalam pikirannya, mahen kembali mengingat perlakuan nya tadi yang membuat Naya sampai menangis

Mahen pun mengambil ponsel dari saku nya, ia hendak mengirim pesan pada Naya namun ia urungkan, dia hendak mengetik sesuatu namun ia hapus lagi dan itu berulang sampai berkali-kali hingga tiba-tiba ada notifikasi pesan yang membuat mahen mengembangkan senyumnya

"Hai mas pacar."

Ya sebuah pesan dari Naya yang berhasil membuat mahen tersenyum senang melihatnya, entah perasaan apa namun dalam hati Mahen ia merasa bahagia sekarang

"Kenapa?"

"Surat terbuka untuk mas pacar gavariel Mahendra dengan ini saya Kanaya zemira menyatakan bahwa saya akan mencintai dan menyayangi mas pacar sepenuh hati saya, dan saya akan berusaha membuat mas pacar jatuh cinta kepada saya, gunung kan ku daki lautan kan ku seberangi.  Saya akan mencintai mas pacar sebesar ancala seluas bentala setinggi baskara dan seindah bianglala cukup sekian dari saya yang mencintaimu apa adanya bukan ada apanya."

Untuk siapapun tolong Mahen, saat ini ia membutuhkan pertolongan karna sekarang ia sedang senyum-senyum sendiri dan menjadikan bantal sebagai objek untuk dirinya yang sedang salting bantal yang tak salah ia pukul-pukul dan banting ke atas kasur sampai sarungan bantalnya lepas

Haikal yang masuk kedalam kamar pun terlihat heran dengan abangnya yang satu ini, bagaimana mungkin abangnya yang terlihat seperti kulkas dua pintu dan hati sedingin kutub Utara sekarang sedang senyum-senyum sendiri dan menguyel-uyel bantal sambil sesekali jingkrak-jingkrak diatas tempat tidurnya sungguh pemandangan langka yang harus di abadikan dan disimpan di museum

"Lo kenapa bang?" tanya Haikal heran

Mahen yang menyadari kehadiran Haikal pun menghentikan aksinya dan membereskan kasurnya yang sudah berantakan

"Gue nggak papa!" balasnya dengan santai dan kembali ke setelan kulkas

"Perasaan tadi ada yang senyum-senyum sendiri deh, kok tiba-tiba balik ke mode kulkas lagi yah!"

"Berisik lo kal!" ujar Mahen sambil melempar bantal kearah Haikal

"Santai bang! Selow, gue tau kok kalo hari ini ada yang udah jadian, jadi pasti lah lagi bahagia-bahagianya kan?" tanya Haikal sembari menaik-turunkan alisnya seakan meledek sang Abang

Mahen pun menghampiri Haikal dan langsung memiting Haikal, saat mereka sedang bercanda tiba-tiba notifikasi di ponsel Mahen kembali berbunyi dan dengan sigap Haikal merebut ponsel milik Mahen dan benar saja ada pesan dari sang kekasih hatinya

"Kok nggak dibales sih? Besok aku tunggu kamu di halte ya!"

"Ekhm-ekhm tuh sang kekasih hati nunggin balesan, balesnya yang sosweet ya haha," ledek Haikal lalu berlari keluar kamar dan berhasil membuat kesabaran Mahen turun namun tensi darahnya seakan naik sampai keatas ubun-ubun

Kalo ada yang ngebosenin atau salah dalam penulisan bilang ya biar bisa di perbaiki ke depannya, jangan lupa kasih vote juga ya karna vote kalian sangat bermanfaat untuk cerita ini terimakasih

Kalo ada yang ngebosenin atau salah dalam penulisan bilang ya biar bisa di perbaiki ke depannya, jangan lupa kasih vote juga ya karna vote kalian sangat bermanfaat untuk cerita ini terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Regret [MARK LEE] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang