regret 16

83 4 0
                                    

jangan lupa kasih vote ya karna vote kalian sangat bermanfaat untuk cerita ini terimakasih
*
*
*

"selamat pagi anak-anak," sapa pak Tito sambil membawa buku dan meletakkannya pada meja sedangkan ia melangkahkan kakinya menuju kedepan

"Pagi pak," jawab anak-anak serentak

"Sebelum mulai pelajaran, saya akan memberikan pengumuman jika satu Minggu dari sekarang akan ada acara camping dan diwajibkan kalian semua untuk dapat mengikuti acara tersebut!"

"Camping pak? beneran? yeeeee camping-camping," seloroh Naya kegirangan

"Iya nanti kita camping di daerah Bogor jadi persiapkan diri kalian dan siapkan juga perlengkapan yang nanti kalian perlukan disana."

"Baik pak," jawab siswa dengan serentak lagi

***

Mahen, Naya, Arin dan Rendi kini berada di kantin karna memang sudah waktunya untuk istirahat, mereka menikmati makanan yang sudah mereka pesan pada Bu kantin dan sesekali Naya menyuapi Mahen dengan bakso yang ia pesan karna tadi Mahen tidak memesan makanan katanya ia tidak lapar

Dan hanya mengambil minuman yang ada di meja kantin dan satu bungkus snack, meskipun Mahen sudah menolak namun Naya tetap memaksakan untuk menyuapi Mahen, Mahen pun hanya pasrah menerima suapan dari Naya sambil memainkan ponselnya

Sedangkan Arin dan Rendi mereka hanya bisa melihat adegan romantis yang disuguhkan oleh sahabat mereka

"Masih pagi nggak usah uwu-uwu an napa, bikin iri aja kalian," semprot Arin yang sudah tidak tahan melihat kemesraan mereka berdua

"Makanya jangan iri mendingan kanan aja," balas Naya santai sambil menyuapkan bakso ke mulut Mahen sedangkan Mahen ia hanya diam ia tau jika menolak adalah hal yang percuma karna sifat Naya yang juga seperti batu pantang untuk menyerah

Di dalam hati Mahen sebenarnya ada rasa hangat ketika mendapatkan perhatian dari Naya, kasih sayang dari Naya mampu menciptakan ruang tersendiri dalam diri Mahen namun karna memang sifatnya yang dingin dan dia juga bukan tipe orang yang mudah mengungkapkan rasa dia lebih menunjukan perasaannya lewat perbuatan bukan perkataan

Wajah Naya terlihat memerah ketika Mahen tiba-tiba menatap manik mata miliknya, tatapan dan gunjingan dari siswa yang sedang di kantin pun terdengar jelas di telinga Naya, Naya tak mengerti arti dari tatapan yang Mahen berikan namun Naya dapat melihat kehangatan di dalam sana

Seketika Arin dan Rendi  pun bertukar pandang karna bingung dengan dua sahabatnya tersebut, saling tatap tanpa ada kata yang terucap, apakah mereka sedang bertukar pikiran seperti yang di film-film atau mungkin mereka sedang main tatap-tatapan dan yang kedip duluan akan kalah? Atau mungkin sedang berbagi rasa, rasa cinta mungkin

"Woy," sentak Arin yang berhasil membuat mereka berdua menghentikan aksinya yang langsung mengalihkan pandangannya

Mahen berdehem kaku sedangkan Naya menggaruk kepalanya yang tak gatal, Naya tersipu malu ketika memandang kesekitar yang ternyata mereka sedang mendapatkan perhatian dari pengunjung kantin lainnya. Menurut mereka ini adalah pemandangan langka seorang manusia kulkas dengan hati sedingin kutub Utara yang hatinya tak pernah terjamah oleh perempuan dan sekarang terpampang nyata di depan mata mereka keuwuan yang mereka perlihatkan dan sekarang lagi terlihat tatapan tulus dari Mahen

Tentu saja membuat para siswi disana iri melihat mereka dan tak jarang tatapan tak suka dari mereka, betapa beruntungnya Naya menurut mereka karna bisa mendapatkan Mahen laki-laki yang selama ini mereka kejar namun tak mendapatkan balasan dan sekarang malah Naya yang notabene adalah siswi baru disana

"Cieeeee ahay, kayaknya ada rasa diantara kita sudah terlihat jelas nih. Terpampang dengan nyata gitu tanpa fatamorgana," ledek Haikal yang entah dari mana datangnya dan sekarang sudah duduk di sebelah Mahen dan merangkul kan tangannya pada pundak Mahen

"Bener banget, kayaknya cinta bertepuk sebelah tangan bakal terbalas kan nih," sambung Rendi sembari menaik turunkan alisnya seakan bersekongkol dengan Haikal untuk mengerjai Mahen

Tanpa menjawab ocehan sang adik dan sahabatnya Mahen pun berdiri dan hendak pergi dari kantin, namun seketika langkahnya terhenti ketika merasakan sakit pada kepalanya Naya yang khawatir karna Mahen terus memegangi kepalanya pun akhirnya menghampiri Mahen, namun Mahen kembali melanjutkan langkahnya dan bersikap seolah sedang baik-baik saja meskipun dikepalanya terasa amat sakit

***

Udara sore ini terasa lebih sejuk dari biasanya, karna tadi hujan lebat dan sekarang meninggalkan semilir angin yang berhembus menyapu tubuh Mahen dan Naya yang sedang jalan beriringan menuju halte, mahen memasukkan kedua tangannya kesaku celananya sedangkan Naya ia terus menggosokkan telapak tangannya pada kedua lengannya agar menyalurkan rasa hangat pada tubuhnya karna tadi ia tidak sempat membawa jaket jadi hembusan angin berhasil membuat tubuh mungilnya menggigil kedinginan

Mahen yang menyadari itupun akhirnya melepas jaketnya dan langsung memberikan nya kepada Naya, jika dilihat dari wajahnya memang datar tidak ada ekspresi apapun namun di hatinya terdapat kelembutan yang Mungin hanya Naya yang mengetahui sisi lain dari Mahen karna yang siswa lain tau Mahen hanya laki-laki kaku,dingin,cuek, intinya manusia kulkas dua pintu

Naya pun tersenyum bahagia, ia pun melingkar kan tangannya pada lengan Mahen namun dengan cepat Mahen menyangkal

"Ih kok dilepas!" kesal Naya namun dengan nada manja

"Lo punya mata kan?"

"Punya!"

"Bisa liat kan?"

"Bisa!"

"Yaudah ngapain pake pegangan segala!" ujar Mahen santai lalu kembali melanjutkan langkahnya dan berjalan menatap lurus kedepan tanpa menoleh kebelakang tempat dimana Naya berdiri sambil melipat tangannya di depan dadanya dengan mulut komat-kamit bukan sedang membaca mantra namun ia sedang merutuki sifat Mahen yang terlalu dingin

Naya bukan ingin pegangan, tapi gandengan biar kaya pasangan yang di drama korea yang biasa Naya tonton, namun musnah sudah harapannya ketika Mahen menolaknya mentah-mentah

Sabar! Hanya itu yang bisa Naya lakukan, ia terus berjalan di belakang Mahen dengan terus ngoceh-ngoceh seperti burung beo sedangkan Mahen dia dengan santainya senyum-senyum sendiri mendengar ocehan Naya, untung tidak ada yang melihat karna jika ada yang melihat Mahen yang tersenyum sendiri mungkin mereka akan menyangka jika Mahen gila

Mahen pun menghentikan langkahnya secara tiba-tiba membuat Naya tak sempat mengeram dan akhirnya tubuhnya pun membentur tubuh Mahen

Naya pun semakin kesal, ketika hendak berlalu pergi mendahului Mahen tiba-tiba Mahen menarik tangan Naya pelan dan menaruh nya pada lengannya dan tanpa berkata pula Mahen kembali melanjutkan langkahnya akhirnya Naya dapat tersenyum bahagia dan saat ini jantungnya sedang dag Dig dug serrrrr

Jangan lupa tekan⭐ satu bintang kalian sangat bermakna☺️ silahkan voment

Regret [MARK LEE] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang