_cinta memang begitu rumit tapi sialnya aku sedang merasakan itu_
Kanaya zemira
"ok anak-anak pada malam hari ini kita akan melakukan kegiatan mencari jejak, untuk ketua regu di persilahkan untuk maju kedepan untuk mengambil peta yang akan menunjukkan arah untuk kalian nantinya," jelas pas Tito yang langsung di turuti oleh mereka sang ketua regu yang tadi siang sudah di tentukan yakni Mahen, Bayu, aji, saka,Radit dan Deni
"Ok sebelum kalian berangkat, bapa mau bilang kalian harus hati-hati karna ini di hutan dan situasinya juga sudah malam. Kalian harus saling jaga dan sebelum berangkat mari kita berdoa terlebih dahulu menurut kepercayaan masing-masing, berdoa mulai!" sambung pak Tito memimpin doa
Saat sudah selesai berdoa, merekapun berkumpul bersama kelompok masing-masing. Naya terus melihat kearah kelompok Mahen ia merasa iri kepada sang sahabat yaitu Arin dia dengan beruntung nya bisa satu kelompok dengan Mahen beruntung bagi Naya tapi tidak dengan Arin karna ia malah merasa tertekan
Mereka pun berjalan memasuki hutan berurutan dan yang pertama adalah kelompok Mahen dan yang ke dua kelompok Naya, Naya merasa takut melihat keadaan hutan yang gelap dan suara burung hantu yang juga menyertai perjalanan mereka
"Kalian jalannya jangan cepet-cepet dong, tungguin gue kek!" omel Naya yang tertinggal di belakang entah teman kelompoknya yang jalannya cepat atau memang Naya yang jalannya seperti keong
"Makanya cepetan, dikira kita lagi jalan di red carpet apa lama banget," balas Radit tak kalah sinis
"Ya tunggu! lagian jalanan nya juga susah kali dipikir jalan raya kali, ini tuh hutan!" balas Naya lagi tak mau kalah
Sepanjang perjalanan Naya dan Radit hanya bisa berdebat, entah karna Naya yang sering mengeluh dan juga Radit yang tidak bisa mengalah dengan Naya yang jika ingin beristirahat terlebih dahulu karna Naya merasa capek, sedangkan menurut Radit istirahat hanya akan memperlambat jalan mereka dan akan semakin malam mereka bisa keluar dari hutan
Sungguh Naya merasa lelah, dan sialnya tali sepatu Naya juga ikut membuat dirinya merasa kesal karna ternyata ikatan tali sepatunya copot, dengan malas ia pun menghentikan langkahnya menjongkokan dirinya untuk mengikat tali sepatunya kembali
Namun saat ia berdiri ternyata teman satu kelompoknya sudah tidak ada disana, Naya bingung ia berteriak memanggil Radit dan yang lainnya namun nihil karna tidak ada satupun orang yang mendengar suara Naya
Naya mencoba mencari jalan keluar namun ia tidak menemukan karna peta jalannya juga di bawa oleh Radit, Naya sangat takut sekarang, ia meringkuk ditengah hutan lebat sendirian. Ia tidak tau harus berbuat apa sekarang yang hanya bisa dilakukan hanya menangis dan berdoa agar ada yang bisa menemukan dirinya
"Mama, papa, Mahen aku takut!" ujar Naya sambil menangis meringkuk sendirian di tengah hutan, yang entah dimana dirinya berada dan mungkin saja akan ada binatang buas sungguh Naya merasa takut sangat takut
***
Kelompok Radit sampai di tempat camp, mereka baru menyadari hilangnya Naya saat Sampai di tempat camping. Mereka khawatir dan langsung melaporkan hilangnya Naya ke pak Tito dan guru-guru lainnya
Mahen yang sedang duduk pun langsung berdiri mencari keberadaan Naya, ia merasa heran karna Naya tak ada bersama kelompoknya
"Naya mana?" tanya Mahen kepada Radit sang ketua kelompok
"Naya___Naya hilang!" jawab Radit
"Anjing, Lo kalo ngmong yang bener!" sarkas Mahen sambil menarik kerah baju Radit
"Sorry hen, tapi gue nggak bohong. Naya hilang, sorry selaku ketua kelompok gue nggak bisa jagain dia."
Bugh
Mahen memukul wajah,perut dan tubuh Radit dengan brutal. Orang-orang disana sudah berusaha menghentikan Mahen namun Mahen terus saja berusaha memukul Radit
"Lo ketua yang paling tolol yang pernah gue kenal, kalo sampe terjadi apa-apa sama Naya Lo bakal abis sama gue," ujar Mahen lalu pergi meninggalkan tempat camping hendak mencari Naya
"Gue ikut hen," tawar Arin yang langsung mendapatkan tolakan dari Mahen, Mahen langsung berlari kearah hutan tanpa mendengarkan pak Tito yang sudah melarangnya
Mahen berjalan ke dalam hutan sambil memanggil-manggil nama Naya berharap agar Naya mendengarnya namun nihil tak ada jawaban sama sekali
Mahen merasa khawatir, dia mengacak-acak rambutnya frustasi" kamu dimana nay, maafin aku karna nggak bisa jagain kamu!" gumam Mahen lirih lalu menengadah menatap langit"tuhan, tolong jaga Naya dimana pun dia berada aamiin."
"Aku tau pasti dia lagi ketakutan sekarang, tunggu aku nay aku pasti bakal nemuin kamu secepatnya," sambungnya lalu kembali melanjutkan langkahnya untuk mencari Naya
***
"Mahen tolong aku, aku takut sendirian disini gelap," ujar Naya sambil terus menangis
Ia tak tau harus kemana lagi sekarang, Naya sudah beberapa kali mencoba mencari sinyal agar ia bisa menghubungi Mahen, namun tetap tidak ada karna memang sedang di tengah hutan jadi susah untuk mendapatkan jaringan
Naya kedinginan karna tadi tak sempat membawa jaketnya, dan sekarang ia hanya bisa pasrah dan berdoa agar cepat ditemukan. Dia duduk di bawah pohon besar sambil terus menangis mencoba tenang namun tidak bisa pikirannya kacau sekarang
Dia menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan yang ditumpukan pada lututnya, ia bahkan terlalu takut jika harus berjalan lebih jauh lagi karna hari yang semakin malam juga, bahkan sesekali suara anjing liar terdengar jelas di telinganya
"Mahen aku mohon, cepat kesini tolongin aku. Aku takut sendirian aku benci disini aku mau pulang!" lirih Naya seakan ia sudah kehilangan suaranya karna sedari tadi menangis
"Aku tau kamu pasti lagi cariin aku kan, aku disini Mahen. Cepat kesini aku takut," bisik Naya frustasi diiringi dengan Isak tangis yang semakin terasa sesak
Rintik hujan yang tak Naya ingin kan sekarang pun tiba-tiba datang menyapa dinginnya malam, rintik kecil menyapu wajah Naya yang sedang menengadah menatap langit"tuhan jangan datengin hujannya sekarang ya, aku takut nanti nggak ada yang nyariin aku disini!" tutur Naya seolah ia mengerti jika langit akan menurunkan hujannya sekarang
Terimakasih yang sudah baca Sampai sini, jangan lupa kasih vote karna dengan menekan satu ⭐ itu sangat berarti 🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [MARK LEE] End
Teen FictionGavariel Mahendra cowok kulkas yang memiliki penyesalan dalam hidupnya dan dia memiliki penyakit kangker otak stadium akhir dan dia juga di benci oleh keluarganya, lengkap sudah penderitaan dalam hidupnya dia sangat dingin sampai tak pernah ada wani...