_jangan salahkan dia, karna semua ini hanya masalah takdir bukan keinginan_
Kanaya zemira
"
calon suami!!" panggil Naya sambil berlari kearah Mahen yang sedang berdiri di halte
Mahen pun melihat kearah sumber suara, disertai dengan senyuman manis yang mampu membuat Naya seakan melayang. Senyuman yang jarang Mahen berikan untuk seseorang karna setiap harinya hanya menampilkan wajah cool tanpa ekspresi
Seakan Naya hanya wanita spesial yang boleh melihat senyumnya, Naya menghampiri Mahen dengan semangat 45. Dan tanpa basa-basi langsung menggandeng tangan Mahen yang syukurnya sekarang tidak mendapatkan penolakan
"Nay!"
"Hm," jawab Naya sambil tersenyum memiringkan kepala untuk melihat kearah Mahen
"Kamu cantik," ujar Mahen tiba-tiba membuat Naya nampak tersenyum malu dengan wajah memerah seperti kepiting rebus
Dalam pikiran Naya sekarang adalah ingin jingkrak-jingkrak, berlarian sambil berteriak aaaakkkkkhhhhh Mahen bilang aku cantikkkk. Naya ingin terbang dan mengumumkan kesemua orang seorang gavariel Mahendra bilang cantik sungguh kejadian diluar nalar
"Jangan bikin anak orang baper calon suami, takutnya nanti aku ajak kamu ke KUA!" ledek Naya setelah ia berhasil menenangkan dirinya dari gangguan Mahen lebih tepatnya pujian yang mengarah ke dalam kekerasan hak asasi Kanaya zemira
"Kalo kamu mau, ayo!" ajak Mahen yang menantang Naya kembali
"Astaghfirullahaladzim hati aku gejedar gejeder gejedar gejedooor astaghfirullahaladzim kamu ini berdosa banget," ujar Naya sambil memegangi dadanya dan dengan ekspresi wajah yang lucu
Mahen pun tertawa terbahak-bahak dan ini untuk pertama kalinya Naya melihat Mahen dapat tertawa selepas ini, Naya pun tersenyum melihat Mahen yang masih tertawa dengan memegangi perutnya. Sampai membuat orang-orang disana menatap heran kearahnya
Akhirnya bus yang mereka tunggu pun datang, Mahen menghentikan tawanya lalu dengan gemas mengacak-acak rambut Naya, ditambah lagi Mahen menggandeng tangan Naya untuk naik ke dalam bus. OMG kenapa hari ini Mahen seperti kerasukan jin romantis sih, sungguh hati Naya tidak kuat jika Mahen terus-menerus berlaku romantis seperti ini kepada dirinya
Sepanjang perjalanan dari halte ke sekolah Mahen terus menggandeng tangan Naya, seakan ia tak ingin melepaskan genggaman nya dan ingin selalu berada disisi wanitanya. Wanita yang mampu meluluhkan hatinya dan wanita yang mampu membuatnya bisa merasakan bahagia
"Ternyata ini kelakuan kamu disekolahan Mahen!" ujar seseorang dari arah belakang yang membuat Mahen dan Naya membalikkan badannya untuk melihat kearah sumber suara
"Mama!" lirih Mahen yang dapat di dengar oleh Naya
"Tante mamanya Mahen?" tanya Naya namun tak mendapatkan jawaban"kenalin Tante nama saya Kanaya! Saya pacarnya Mahen!" lanjut Naya sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Helena selaku calon mertua katanya namun tidak mendapatkan balasan dari Helena
"Saya menyekolahkan kamu untuk belajar bukan pacaran! Liat kakak kamu semua lulus dengan nilai yang memuaskan dan sekarang sudah bisa membuat saya bangga tidak seperti kamu anak pembawa sial yang hanya bisa membuat hidup saya susah!" maki Helena kepada anak laki-lakinya, untung saja suasana disana sedang sepi namun Naya tak habis pikir kenapa seorang ibu bisa berkata kasar seperti itu kepada anaknya. Bukankah seorang ibu seharusnya bisa merelakan nyawanya untuk melindungi sang anak seperti yang sering Naya dengar
"Maaf Tante, tapi Mahen tidak seperti yang Tante fikirkan. Selama ini Mahen belajar dengan giat, dikelas juga ia sering mendapatkan nilai paling bagus Tante, jadi tolong jangan bilang seperti itu ke Mahen," beber Naya membela Mahen karna menurutnya ucapan mamanya Mahen itu tidak benar
"Tau apa kamu! Saya yang melahirkan dia, saya yang lebih tau tentang dia. Sedangkan kamu hanya orang baru yang kebetulan hadir dalam kehidupannya, dan karna dia juga saya kehilangan suami saya! Papa dia, dia lebih pantas di sebut sebagai pembunuh!"
Mahen hanya memejamkan matanya, mendengarkan semua kata-kata mamanya yang berhasil membuat luka di hati nya, ia menahan emosinya dengan mengepalkan tangannya kuat hingga terlihat dengan jelas guratan otot-otot ditangannya mencuat
"TANTE!" bentak Naya karna sudah tak tahan dengan ucapan Helena, bukan karna ia bermaksud kurang ajar namun ia juga tidak bisa mendengar Mahen ditekan terus seperti itu, karna ia tau betapa menderitanya Mahen yang harus merasakan penyesalan selama ini dan ternyata mamanya sendiri juga menyalahkan kejadian tersebut kepada Mahen
"Kamu berani membentak saya! Kamu pikir kamu siapa? Kamu tidak tau apa-apa tentang keluarga saya, dan ternyata kamu memang pantas dengan dia sama-sama nggak punya sopan santun!"
"Udah nay, kita pergi aja dari sini!" ajak Mahen namun mendapatkan penolakan dari Naya karna Naya masih belum terima dengan perkataan Helena
"Dan dia anak Tante, yang seharusnya mengajarkan sikap sopan santun itu Tante. Jika Mahen tidak memiliki sikap sopan santun itu berarti karna Tante dan semua itu salah Tante!" seru Naya masih tak mau kalah dari Helena, sungguh ia juga tak ingin membuat pertemuan nya dengan calon mertuanya kacau seperti ini namun dia juga tidak bisa mendengar makian yang dilontarkan Helena untuk Mahen
Plak
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Naya, cukup kencang Sampai wajah Naya memerah dan tertoleh kesamping
"CUKUP MAH!" pekik Mahen dengan nada meninggi
"MAHEN!!" panggil seseorang dari arah belakang dan ternyata itu Tian"berani lo ngebentak mama!"
"Sorry bang, gue nggak sengaja! Mending kita pergi dari sini nay!" ajak Mahen karna mendengar bel yang sudah berbunyi menandakan kelas akan segera dimulai, namun langkahnya terhenti karna Tian menarik tangan Mahen lalu memukul wajah Mahen sampai mengeluarkan darah dari sudut bibirnya, Mahen pun berusaha bangun namun dengan cepat Tian kembali memukulnya
Naya berlari berusaha menghentikan aksi tian, namun nihil karna tenaga Tian lebih besar dari pada dirinya sampai Naya terdorong kebelakang dan lututnya berdarah karna jatuh ke aspal cukup keras.
"Lo cuma anak pembawa sial, yang udah bikin bokap ninggalin kita semua!! Dan sekarang lo dengan lancang ngebentak nyokap?!" Makinya sambil terus menduduki perut Mahen dan memukulinya
Bugh
Naya tak menyerah ia kembali berlari dan memeluk tubuh Mahen untuk melindunginya dari pukulan Tian, dan berusaha menjauhkan Tian dari tubuh Mahen sampai akhirnya satu pukulan berhasil mengenai wajah Naya dan membuat Naya jatuh pingsan
"Naya!" panggil Mahen yang berusaha membangunkan Naya namun Naya tetap tidak mampu membuka matanya
"Lo keterlaluan bang! Lo boleh pukul gue tapi jangan pernah sakitin Naya!" murka Mahen lalu menggendong Naya ala bridal style dan untungnya gerbang belum tertutup dan entah pergi kemana pak Kasno selaku satpam di sana
Meskipun tubuhnya juga merasakan sakit, namun Mahen tetap berusaha menggendong Naya dan membawanya ke UKS
Gimana ceritanya? Kalau kalian suka jangan lupa rekomendasiin ke sosial media kalian ya, ke temen-temen juga, mama, papa, adik, Abang, kakek dan nenek owh iya jangan lupa juga vote ya tekan gambar ⭐ dipojok kiri satu vote kalian sangat bermakna terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [MARK LEE] End
Novela JuvenilGavariel Mahendra cowok kulkas yang memiliki penyesalan dalam hidupnya dan dia memiliki penyakit kangker otak stadium akhir dan dia juga di benci oleh keluarganya, lengkap sudah penderitaan dalam hidupnya dia sangat dingin sampai tak pernah ada wani...