regret 33

80 3 0
                                    

Hari ini mereka memutuskan untuk jalan-jalan, dengan antusias mereka melajukan mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini mereka memutuskan untuk jalan-jalan, dengan antusias mereka melajukan mobilnya. Selama perjalanan Mahen hanya melamun sambil melihat kearah jalanan dari jendela yang sengaja kacanya ia buka dan tak lupa headset yang ia pasangkan pada telinganya

Mahen masih memikirkan hal yang semalam, bang Dimas sudah mengetahui kondisinya bagaimana jika bang Dimas meberitahu yang lainnya. Selama ini yang tau kondisi Mahen hanyalah Rendi bahkan Haikal adik yang dekat dengannya pun Mahen segan memberitahu nya, dan sekarang bang dimas lah yang tau dan Mahen berharap jika bang Dimas tak memberi tau kondisinya saat ini pada mamanya dan abangnya yang lain

mereka memutuskan untuk pulang nanti sore, dan sekarang mereka ingin menikmati suasana puncak Bogor dengan kesejukannya dan keindahannya terlebih dahulu. Dimas memang ikut namun ia memilih untuk menaiki mobilnya sendiri dan Arin ia langsung menawarkan diri untuk ikut dengan dimas

"Calon suami!" panggil Naya namun tak mendapatkan respon atau jawaban dari Mahen ia masih fokus pada jalanan

"Calon suami!" panggil Naya lagi namun masih belum mendapatkan jawaban akhirnya Naya mencopot headset yang sedari tadi menutupi telinganya

"Calon suami!"

"Eh iya kenapa?" jawab Mahen dengan sedikit terkejut karna sedari tadi melamun

"Kamu kenapa sih sebenernya?"

"Aku? Aku nggak papa kok!" jawabnya

"Bohong! Kalo nggak papa, kenapa dari tadi kamu diem aja ngelamun kaya gitu!"

"Aku cuma lagi kepikiran, kalo hari ini kan seharusnya kita sekolah! Bukannya disini!" ujar Mahen berbohong

"Banaran?"

"Ya beneran!"

"Yaudah sih hen! Ngapain dipikirin coba, kita kan nggak pernah bolos. Sekalinya nggak berangkat juga paling izin karna sakit jadi nggak mungkin juga langsung dapet peringatan atau nilai merah!" ujar Rendi sambil fokus menyetir

"Iya tapi__"

"Bener kata Rendi, nanti sore kan kita pulang jadi besok kita bisa berangkat sekolah kan!" potong Naya menyela pembicaraan

Mahen pun hanya mengangguk, lalu tersenyum kearah naya dengan tatapan hangat nya. Menurut Mahen sekarang naya adalah dunianya ia bisa bahagia jika melihat Naya tersenyum dan ia juga merasa baik-baik saja jika sudah bersamanya

Ia tak ingin dunianya menangis, ia tak ingin senyum manis dari dunianya pudar. Yang dengan kedatangannya mampu membuat Mahen mampu untuk bertahan dalam hidupnya, Dan memiliki semangat untuk menjalani hidup lebih lama

Dulu ia hanya meminum obat untuk meredakan rasa sakitnya yang teramat sangat ketika ia muncul dalam kepalanya, ia terlalu takut jika harus menjalani kemoterapi. Dan selama ini yang mengantarkan Mahen untuk memeriksa kan dirinya di rumah sakit juga Rendi. Namun itu semua bukan karna Mahen yang memberi tahu

Regret [MARK LEE] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang