regret 29

72 3 0
                                    

Hari ini adalah hari ulangtahun Naya, Naya memiliki ekspektasi tinggi terhadap Mahen dia berfikir jika Mahen akan memberikan kejutan kepada Naya

Namun sepertinya salah karna suasana hati Mahen hari ini malah terlihat buruk, namun ia masih berharap jika Mahen tau bahwa hari ini adalah hari ulang tahun nya. Setidaknya hanya ucapan saja Naya sudah bahagia

Sepanjang perjalanan Naya terus melihat kearah Mahen, namun Mahen masih diam dengan tatapan lurus ke depan

"Calon suami!" panggil Naya membuat Mahen melihat kearah nya

"Hm," jawabnya singkat

"Hari ini tanggal berapa ya?"

"Mmm...tanggal 14 February!"

"Owh... Berarti ini hari valentine ya!" ujar Naya mengingatkan meskipun sebenarnya bukan tentang hari Valentine namun hari ulangtahunnya

"Iya! Terus?" balas Mahen acuh masih sambil terus melangkahkan kakinya untuk menuju ke kelas

"Ih nggak peka!" batin Naya dengan wajah cemberutnya dan menghentikan langkahnya sambil kaki yang ia hentak-hentakan seperti anak kecil yang sedang ngambek

Sedangkan Mahen ia terus melangkahkan kakinya tanpa menoleh kebelakang, dan Naya terus menatap punggung Mahen yang sudah terlihat agak jauh dari dirinya

Naya pun berjalan dibelakang Mahen dengan terus menggerutu, dan sesekali tersenyum ketika Mahen menoleh kearahnya. Arin dan Rendi pun merasa heran terhadap dua makhluk yang baru saja sampai ke dalam kelasnya, wajah Naya yang terlihat cemberut dan wajah Mahen yang terlihat datar tanpa ekspresi membuat keduanya terlihat membingungkan

Naya langsung mendudukkan dirinya di tempat duduk, namun matanya masih menatap tajam Mahen. Sedangkan Mahen hanya diam sambil memainkan gitarnya

"Lo kenapa sih nay?" tanya Arin membuat Naya semakin sebal dibuatnya

Bukan hanya Mahen bahkan semua orang tidak tau hari ini adalah hari ulangtahunnya, apakah mereka lupa? Arrrghh rasanya Naya membenci situasi sekarang. Ingin rasanya Naya berteriak dan memberi tahu semuanya kalo hari ini adalah hari ulangtahunnya

"Nggak kenapa-napa!"

"Tapi kenapa muka lo di tekuk kaya gitu, kusut kaya baju belum di setrika tau nggak lo!"

"Kamu masih marah sama yang tadi?" tanya Mahen masih dengan wajah datarnya

"Nggak!"

"Terus kenapa muka kamu ditekuk kaya gitu, masa calon istri gavariel Mahendra cemberut kaya gitu nanti cantiknya ilang loh!" rayu Mahen membuat Naya ingin tersenyum namun dia urungkan karna ia masih merasa kesal kepada Mahen dan sahabatnya Arin dan juga Rendi

"Terus kalo aku nggak cantik lagi, kamu nggak mau lagi sama aku gitu?" tanya Naya dengan kesal

"Mmm...gimana ya! Mau nggak sih?" tanya Mahen kepada Rendi membuat Naya semakin kesal

Dari pada dirinya semakin kesal, akhirnya Naya pun berjalan keluar kelas untuk menenangkan hati dan pikirannya yang sedang panas. Dan emosi yang mungkin bisa meledak kapan saja

Naya berjalan menuju rooftop dan ia terus mendumel dan mencurahkan isi hatinya kepada angin yang sekarang sedang menemaninya, ia menengadah melihat langit yang cerah namun tidak dengan suasana hatinya yang sedang mendung

Matahari juga bersinar sangat cerah, apakah tidak ada yang bisa mengerti perasaannya sekarang. Sampai-sampai langit juga terlihat sangat cantik dengan warna birunya tanpa adanya awan yang kelabu

"Sabar nay! Lo tau sendiri pacar lo itu kulkas dua pintu, jadi lo harus lebih sabar lagi buat ngadepin dia," gumam Naya sendiri sambil terus mengelus-elus dadanya

Regret [MARK LEE] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang