regret 18

76 6 0
                                    

jangan lupa kasih vote ya karna vote kalian sangat bermanfaat untuk cerita ini terimakasih
*
*
*

"

semua yang ada di tenda diharapkan untuk keluar terlebih dahulu, karna saya akan memberikan arahan untuk kalian apa yang harus kalian lakukan selanjutnya," ujar pak Tito lewat megaphone toa yang langsung di dengar oleh semua siswa yang ada di dalam tenda

Mereka pun keluar tenda dan berkumpul untuk mendengarkan pengumuman dari pak Tito, mereka semua berbaris dan Naya langsung berlari menuju Mahen agar ia dapat berbaris di sebelah Mahen

"Baik karna semua sudah berkumpul saya akan memulai untuk memberikan arahan untuk kalian," kata pak Tito yang masih menggunakan megaphone toa untuk mengeraskan suaranya"sekarang kalian bagi tugas untuk mencari kayu dan mengambil air dan memasak dan nanti malam kita akan melakukan pencarian jejak dan kelompok sudah kami tentukan jadi bagi yang namanya saya panggil silahkan maju untuk mengambil selembaran kertas ini," sambung pak Tito

"Pak saya mau satu kelompok sama Mahen!" beber Naya sambil menggandeng tangan Mahen

"Kelompok sudah di atur oleh para guru, jadi silahkan yang namanya saya panggil untuk maju kedepan. Mahen, Bayu, aji, saka, Radit, Deni, dan Dody yang namanya saya panggil akan jadi ketua di setiap regu kalian mengerti?"

"Mengerti pak."

Tertera nama setiap kelompok di kertas yang sudah di bagikan dan malangnya Naya karna semesta untuk sekarang tidak sedang mendukung nya, karna tidak tertera nama Naya di kelompok Mahen melainkan ia menjadi bagian kelompok dari regu yang di ketuai Radit sang ketua kelas di kelasnya

Sedangkan Mahen ia sedikit merasa lega karna Naya tidak ada di kelompoknya, namun hanya sedikit merasa lega bukan sangat lega, karna sebenarnya ia juga merasa khawatir jika Naya tidak ada di kelompok nya takut nanti Naya kenapa-napa dan tidak ada Mahen disisinya

Apakah Mahen mulai mencintai Naya? Atau mungkin Mahen sudah mulai terbiasa dengan Naya yang selalu di sampingnya? Atau mungkin hanya rasa khawatir biasa karna takut terjadi apa-apa! Ah entah Mahen juga bingung dengan perasaannya yang sekarang

"Yah kok gue nggak satu kelompok sama Mahen sih Rin! Malah lo yang satu kelompok sama Mahen, nggak adil banget tau nggak pak Tito!" kata Naya seakan kecewa dengan pilihan sang guru

"Kalian sudah lihat kelompok masing-masing kan, jadi nanti malam kita akan melakukan pencarian jejak dan sekarang kalian silahkan bagi tugas masing-masing untuk melaksanakan tugas dari bapak tadi mengerti?!"

"Ngerti pak," jawab mereka serentak

"Ok sekarang kalian bubar!" perintah pak Tito lagi

"Baik pak," ujar mereka lagi lalu seketika merekapun langsung bubar barisan dan mengatur siapa-siapa saja yang akan mencari kayu, mengambil air dan memasak. Mereka membagi tugasnya dan Mahen bertugas mengambil air bersama Naya, apakah semesta mendukung? Bukan tapi karna Naya yang tadi memaksa untuk ikut Mahen karna sebenarnya Naya tadi mendapatkan tugas memasak namun ia tolak dan ia memaksa untuk ikut bersama Mahen

"Mahen!" panggil Naya saat Mahen berjalan lebih cepat meninggalkan Naya yang berjalan lambat di belakang

"Hm!" jawabnya singkat lalu melihat kearah belakang yang ternyata Naya sedang asik berfoto ria karna melihat pemandangan hutan yang menurutnya indah

"Disini indah banget tau, kamu nggak mau foto dulu?"

"Nggak!"

"Kita foto dulu yah, pliss!" ujar Naya memohon

Regret [MARK LEE] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang