Mahen mengerjakan matanya, melihat sekeliling yang ternyata disana sudah ada Naya dan keluarganya"K_kenapa kalian bisa ada disini?" tanyanya dengan nada yang lemah
Naya yang sedang memeluk Mahen pun seketika berdiri"kenapa? Karna kamu ada disini! Kita khawatir sama kamu!"
Haikal berlari menuju brangkar Mahen dan memeluk tubuh Mahen"bang! kenapa lo jahat banget ke gue, apa salah gue sampe lo nutupin semua ini dari gue," ujar Haikal sambil menangis
"Lo lemah hen! Kenapa lo bisa kalah sama penyakit sialan ini!?" kesal Tio
"Lo nyerah gitu aja sama dunia? Bego banget jadi orang!" sarkas Doni, sebenarnya Doni hanya ingin Mahen menjadi lebih kuat hanya saja dia bukan tipe orang yang dapat menyampaikan rasa sayang nya kepada Mahen
"Kalo mau pergi dari dunia ini, jangan kaya gini caranya. Nggak lucu!" omel Yudha
Mereka sebenarnya merasa khawatir kepada Mahen, namun karna rasa gengsi dan ego yang tinggi membuat mereka hanya bisa mengeluarkan kata-kata yang terdengar kasar dan jahat
Ingin rasanya Naya menyumpali mulut mereka menggunakan kain pel yang sedang digunakan oleh petugas kebersihan sekarang
"Bukannya ini mau kalian? Kalian bilang kalo gue suruh nyusulin papa kan!? Mungkin sebentar lagi gue bakal ketemu papah!?"
"Jangan ngomong kaya gitu, pliss!" pinta Naya
"Kalian bilang kan kalo gue anak pembawa sial, gue penyebab dari keluarga kita hancur dan gue penyebab dari papa pergi, jadi kalian nggak usah khawatir karna gue bakal secepatnya pergi dari hidup kalian!"
"Stop! Jangan lanjutin lagi ucapan ngawur lo itu, selama ini kita salah karna udah nyalahin semua ini ke lo dan kita udah jahat ke lo, plis maafin gue!" Tian menunduk lesu, terlihat raut penyesalan yang terlihat di wajah Tian
"Gue juga minta maaf sama lo?"
"Gue juga?"
Mereka semua meminta maaf karna memang mereka merasa bersalah, dan mereka berusaha menurunkan ego mereka
Tampak senyum terlihat di wajah Mahen, senyum di balik alat pernafasan yang terlihat seperti kebahagiaan disana
"Gimana bisa gue maafin kalian_"
Mahen menjeda kalimatnya membuat mereka nampak kecewa
"lo bener nggak usah maafin kita, terlalu banyak kesalahan yang kita lakuin ke Lo, sampe nggak pantas gue terima maaf dari Lo!" Lagi dan lagi Tian terlihat sedih dan menyesal
"Gimana bisa gue maafin kalian, kalo nggak ada rasa benci sedikitpun buat kalian."
"Tapi selama ini kita udah jahat sama Lo!" Juan menimpali ucapan Mahen
"Semakin kalian ngebenci gue, semakin besar rasa penyesalan dan rasa benci sama diri gue sendiri, dan gue nggak pernah ngerasa benci sama kalian. Karna ini semua salah gue, bukan kalian!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [MARK LEE] End
Fiksi RemajaGavariel Mahendra cowok kulkas yang memiliki penyesalan dalam hidupnya dan dia memiliki penyakit kangker otak stadium akhir dan dia juga di benci oleh keluarganya, lengkap sudah penderitaan dalam hidupnya dia sangat dingin sampai tak pernah ada wani...