Bagian 3 - Undangan Makan Malam

648 28 0
                                    

🌷🌷🌷

Malam ini ruang makan keluarga Sanjaya dipenuhi dengan gelak tawa. Karena keluarga itu kedatangan 3 orang tamu yg ikut makan malam bersama dengan mereka. Zino selaku orang yg tidak tahu malu yg membuat ruang makan keluarga itu menjadi ramai. Ditambah lagi dengan kepala keluarga Sanjaya yg mempunyai selera humor rendah. Jadi setiap kata yg keluar dari mulut Zino selalu dapat membuatnya tertawa.

"Setelah itu saya lepas aja tuh anak ayam karena kasian Om" Zino bercerita tentang anak ayam punya kakek nya yg dia lepas dan berakibat mendapatkan amukan dari sang kakek. Cerita Zino menjadi tawa lepas Aditama Sanjaya. Kepala keluarga Sanjaya ayah dari Hito dan Hera.

"Sudah-sudah ketawa mulu lanjut makannya. Makan yg banyak ya jangan sungkan" tegur Heni istri Aditama Sanjaya Ibu Hito dan Hera. Sambil mempersilahkan untuk ketiga pemuda itu untuk makan dengan nyaman.

Tadi sebelum makan mereka menyempatkan diri untuk berkenalan. Saat dua orang yg sibuk bercerita. Tiga pemuda lainnya fokus ke makanan masing-masing. Sedangkan anak gadis keluarga Sanjaya itu mati-matian menahan malu karena harus makan bersama tiga cowok tampan di depannya ini.

"Oiya, dari tadi asik banget dengar cerita Zino. Sampai gak sadar kalau Hera dari tadi diam mulu biasanya yg paling cerewet?" Tanya Heni penasaran dengan anak gadisnya yg tiba-tiba menjadi pendiam.

Pertanyaan dari Mamanya membuat semburat merah di pipi Hera muncul. Malu oleh pertanyaan Mamanya yg menyadari bahwa dirinya hanya diam dari tadi. Tambah malu saat semua pasang mata menatap ke arahnya.

"Hahaha. Gak usah malu Hera sama kita mah. Biasa aja anggap aja kita ini teman lo. Kita seumuran kan?" Ucap Zino melihat Hera yg malu dengan kehadiran mereka.

"Iya, Hera seumuran kalian juga" sahut Heni karena anak gadisnya itu tidak membuka mulut sama sekali.

"Benarkah. Hera daftar kuliah di mana?" Tanya Zino lagi memancing gadis itu untuk berbicara.

"Hera, di tanya tuh sama Zino di jawab dong" kata Aditama memaksa anaknya itu untuk berbicara.

"A..aku daftar kuliah di UNY keterima di jurusan Pendidikan Akuntansi" ucap Hera merutuki kebodohannya yg berbicara gagap karena gugup. Jawaban dari Hera membuat meja makan di penuhi dengan suara Hito menertawakan adiknya yg gugup saat ditanya oleh Zino.

"HAHAHAHAHA. Bisa-bisanya kamu gagap Ra jawab pertanyaan Zino" ucap Hito meledek adiknya yg gagap. Perkataan Hito langsung dibalas sang adik dengan tatapan mata yg ingin membunuh kakanya itu.

"Kasian Hera-nya. Udah gak usah di tanya lagi Zino. Nanti tambah malu anaknya" ucap Arkhan yg dari tadi menahan diri agar tidak kelepasan tertawa.

"Oke-oke. Lanjut makannya Ra" ucap Zino menyudahi sesi tanya jawabnya dengan Hera. Padahal laki-laki itu penasaran ingin menanyakan lebih banyak hal kepada Hera. Hera hanya menganggukkan kepalanya dan kembali melahap makanannya.

. . .

Setelah makan malam yg di isi gelak tawa itu kelima muda-mudi itu berkumpul di ruang tengah untuk bermain game. Sedangkan kepala keluarga Sanjaya undur diri karena ada beberapa pekerjaan yg harus dia kerjakan malam ini. Sedangkan Heni istrinya sudah masuk kamar katanya mengantuk dan ingin tidur.

"Anj*ng!!!"
"Bng*t"
"F*ck"

Umpatan terus keluar dari mulut lemes ketiga cowok yg asik bermain game itu. Sedangkan satu orang seperti biasanya bermain game dengan diam.

Brothers and Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang