Bagian 44 - Makan-makan

397 39 6
                                    

Happy Reading!!
.
.
.

🌷🌷🌷

Tahun-tahun berganti tidak terasa mereka sudah memasuki tahun ke-4 perkuliahan. Semuanya sudah mulai sibuk dengan tugas akhir mereka. Tidak ada yg berubah. Victor dan Arkhan masih bucin dengan pacarnya masing-masing. Sedangkan Zino dan Hera, keduanya masih gitu-gitu aja.

Hari ini mereka semua di undang untuk makan-makan bersama di sebuah restoran seafood. Mereka di undang oleh Diana, karena gadis itu berulang tahun. Tidak banyak yg di undang hanya teman-teman Diana dan sepupu-sepupunya. Tentu saja sepupu-sepupunya itu membawa pasangannya masing-masing. Semuanya memiliki status, kecuali Zino dan Hera hubungan tanpa status.

Tapi ada juga yg tidak dengan pasangannya. Tentu saja adik-adik bontot mereka yg saat ini memasuki semester 3 dan juga masih mahasiswa baru. Keempat adik mereka sama-sama ikut kuliah di Jogja walaupun tidak di kampus yg sama. Keempatnya berkuliah di Universitas Gadjah Mada. Tiga orang sebenarnya belum waktunya masuk kuliah, tapi mereka beralasan membiasakan diri dulu di Jogja. Siapa saja mereka?

"Nea, Loris, Hugo, sama Aqlan. Mau makan apa?" tanya Diana selaku donatur pada acara makan-makan malam ini.

"Aku mau udang!!" sahut Aqlan dengan semangat.

"Aku kepiting!" tambah Hugo tidak kalah semangat.

"Aku juga mau kepiting!" seru Nea tidak mau kalah.

"Aku apa aja deh" sambung Loris tidak mau ribet.

"Diana, berasa nawarin anak-anaknya" celetuk salah satu teman Diana.

"Emang mereka anak bontotnya Diana" sahut Satrio.

"Kalian jadi pindah rumah?" tanya Vivi.

"Iya, kalau rumah yg kemarin gak cukup kamarnya. Jadi beli yg lebih besar lagi" jawab Arkhan. Mereka memang rencananya mau pindah ke rumah yg lebih besar dari yg kemarin. Karena rumah yg kemarin hanya ada empat kamar sedangkan mereka sekarang sudah bertujuh.

"Gimana kalau Nea ngekost bareng aku aja, biar gak perempuan sendiri" ucap Vivi.

"Victor nya gak mau, katanya biar ada yg jagain Nea. Kalau dia ngekost sendiri takutnya malah keluyuran" ucap Arkhan.

"Iya sih ya, anak kaya Nea harus di jagain takut salah pergaulan" ucap Vivi.

"Tapi pindahnya dekat sama cafenya Victor kan?" tanya Amel yg dari tadi setia mendengar percakapan dua sepupu itu.

"Iya, pindahnya dekat sana" jawab Arkhan sambil mengusap rambut belakang Amel. Vivi langsung membuang muka karena berada di tengah pasangan bucin.

"Gak malu apa di liatin adeknya mesraan gitu?" tanya Vivi. Biasa mulut ceplas-ceplos nya kambuh.

"Biarin aja" sahut Arkhan. "Liat yg sana tuh parah, punya buntut 2 malah. Tapi mesranya gak kenal tempat" ucap Arkhan sambil menunjuk ke arah Victor yg menyuapi Lea. Vivi hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Bang, pulang nanti nebeng ya?" tanya Aqlan.

"Ngapain nebeng gue, gue bareng Amel ke sini. Lo kan bareng sama Victor, jadi baliknya juga sama dia lah" sewot Arkhan kepada adiknya itu. Iyap, Aqlan adalah adik kandungnya Arkhan.

Brothers and Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang