Bagian 16 - Curhat

388 34 6
                                    

Happy Reading!!
.
.
.

🌷🌷🌷

Sampai kampus Arkhan memarkirkan motornya di parkiran khusus fakultas teknik. Dia tidak melihat keberadaan Zino di belakangnya. Anak itu memang sering berbeda arah dengannya walaupun tujuan mereka sama. Paling dia menjemput temannya pikir Arkhan.

Saat di koridor dia bertemu Renja yg sedang duduk di depan kelas sambil menunggu dosen datang. "Belum dateng dosennya?" tanyanya pada Renja.

Renja yg awalnya menunduk sambil membaca buku mendongak menoleh ke arah Arkhan. "Belum" jawab Renja kembali membaca bukunya.

"What's up bro!?" ucap seseorang yg mengganggu ketenangan dua orang itu. "Lo berdua kenapa belum masuk?" tanyanya lagi.

"Belum ada dosen" jawab Arkhan. Pemuda yg bertanya itu hanya menjawab dengan membulatkan mulutnya membentuk 'O'.

"Hanan, Arkhan, Renja. Kenapa masih di luar cepat masuk" ucap dosen yg baru saja datang. Ketiga orang itu bergegas masuk ke dalam kelas.

"Hari ini belajar apa pak?" tanya pemuda yg dipanggil Hanan itu.

"Belajar apa aja!" jawab dosennya dengan ketus. "Sana duduk!" lanjutnya sambil memukulkan kertas yg ada di tangannya ke punggung Hanan.

"Bapak melakukan kekerasan pada anak didiknya" seru Hanan dramatis.

"Mau saya tambah? Sana duduk!!" ancam dosen. Hanan segera berlari ke belakang dan duduk dengan tenang di kursi belakang Arkhan dan Renja.

"Untung tuh dosen sabar sama lo" ucap Renja. "Kalau gue, udah gue cekik lo" lanjutnya sarkas.

"Ngeri amat bang" ledek Hanan. Renja langsung melempar Hanan menggunakan pulpen yg ada di atas mejanya.

"Pulpen gue!!" teriak Arkhan karena yg di lempar Renja adalah pulpen milik Arkhan.

"Itu yg di belakang bisa diam tidak!!!" suara dosen membuat ketiga orang itu diam dan fokus memperhatikan penjelasan dosen di depan.

. . .

Dilain tempat.
Victor yg mengendarai mobil secara ugal-ugalan dan banyak mendapat banyak protes dari orang-orang yg dia lalui. Kini berhenti di depan sebuah toko roti. Yap, toko roti milik bunda Leon dan Lea.

Cukup lama dia berhenti di depan toko tapi tidak keluar dari mobil. Akhirnya dia memutuskan untuk turun dari mobilnya. Masuk ke dalam toko yg nampak sepi dan hanya ada wangi roti yg enak tercium.

"Selamat dat...oh nak Victor? Kesini sama siapa?" tanya Bunda langsung memeluk Victor singkat. Victor sungguh beruntung bertemu dengan seorang yg begitu penyayang seperti Bunda.

"Aku sendiri bun" jawabnya.

"Owalah, duduk dulu ya biar bunda buatin minum. Kamu mau roti apa biar bunda ambil sekalian" seru Bunda pada Victor.

"Apa aja bun, aku mau ngobrol sama bunda boleh?" tanyanya sedikit tidak enak. Karena dia menganggu bunda yg sedang bekerja. "Kalau bunda sibuk, gak papa ko" lanjutnya.

"Bunda ambilin minum sama rotinya ya, setelah itu kita ngobrol" ucap bunda berlalu ke arah dapur.

Victor yg ditinggal sendiri melihat-lihat sekitar toko bunda. Toko ini tampak hidup dan hangat ditambah dengan aroma roti yg menguar.

Brothers and Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang