Bagian 13 - Nebeng

479 40 3
                                    

Happy Reading...
.
.
.

🌷🌷🌷


Zino sudah siap di atas motor tinggal berangkat tapi samar-samar dia mendengar suara teriakan dari rumah tetangganya. Siapa lagi yg teriak setiap pagi kalau bukan Hera. Lagi-lagi gadis itu meneriaki abangnya yg sangat lamban. Zino akhirnya menghentikan motornya di depan rumah tetangganya itu.

"WOII, LO MAU BERANGKAT BARENG GUE GAK?" tanya Zino sambil berteriak. Mendengar teriakan Zino, Hera segera menoleh ke arah depan rumahnya. Dimana Zino sudah nangkring dengan motornya.

"BANG!! LO LAMA GUE BERANGKAT BARENG ZINO AJAA!" teriak Hera kembali dan segera berlari ke arah Zino tanpa menunggu jawaban Hito. "Yuk berangkat" serunya sambil memukul punggung Zino.

"Nih pake" Zino memberikan helm ke arah Hera. Jangan heran Zino memang selalu membawa dua helm, siapa tau ada yg nebeng katanya.

"Udah, yuk berangkat!! Gue udah mau telat nih" seru Hera. Dia benar-benar telat sekarang.

"Pegangan!!" seru Zino langsung tancap gas. Hera yg kaget langsung berpegangan pada kedua bahu Zino. Jangan mengharapkan momen romantis karena kedua anak muda ini tidak peduli dengan hal-hal berbau romantis.

Setelah menempuh kurang lebih 10 menit perjalanan seperti menerjang maut oleh Zino akhirnya mereka sampai di kampus. Begitu sampai Hera langsung melepas helmnya dan melemparkannya ke Zino. "Thanks ya, gue duluan" ujarnya dan segera berlari sambil mengucapkan terimakasih pada Zino.

Zino hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Hera. "Heran deh sama tu anak. Waktu pertama ketemu kalemnya kebangetan. Kenapa sekarang malah amburadul gitu?" monolog Zino sedikit heran.

Setelah selesai memarkirkan motornya dan saat ingin menuju ke kelasnya, ada sebuah kendaraan yg baru datang dan memarkirkan motornya di parkiran. Ternyata yg datang adalah Seno.

"Tumben gak telat lu?" tanya Zino pada Seno.

"Pengen aja berangkat lebih awal. Soalnya capek di rumah diomelin mulu sama nyokap" seru Seno sedikit kesal. Pagi-pagi mamanya itu sudah mengomel-ngomel. Dia yg masih mengantuk terpaksa terbangun karena teriakan dan omelan mamanya itu. Makanya dia berencana berangkat lebih awal dan jika masih ada waktu dia akan tidur di kelas.

"Enak dong ada yg omelin" ucap Zino memasang wajah sendu. Dia jadi kangen omelan bundanya tiap pagi. Meskipun bundanya juga mengomel saat menelpon nya tapi tetap saja rasanya berbeda.

"Apanya yg enak!? Udah lah gue ngantuk mending ke kelas sekarang" seru Seno sambil menyeret Zino untuk mengikuti nya. Pagi ini mereka akan mendapatkan materi sebelum praktek sore nanti.

Sekitar setengah jam mereka berdua tidur di dalam kelas akhirnya teman-teman yg lain pada datang begitu juga dua temannya yg lain. Siapa lagi kalau bukan Surya dan Felix.

"Lo berdua dari kapan datangnya?" tanya Surya.

"Sekitar setengah jam yg lalu" ucap Seno sambil menguap. Dia masih mengantuk.

"Ngapain lo berdua pagi-pagi udah berangkat?" tanya Felix penasaran.

"Iya. Sampai bisa tidur lagi di kelas?" sambung Surya.

"Gue males diomelin pagi-pagi makanya berangkat lebih awal. Gak tau ni anak?" tunjuk Seno ke arah Zino.

"Kalau gue bosan aja sendiri di rumah. Arkhan sama Victor udah berangkat duluan soalnya" ucap Zino. Sedangkan ketiga temannya hanya geleng kepala mendengar jawaban dari nya.

. . .

Di kantin teknik terlihat sudah banyak mahasiswa yg berdatangan entah untuk makan atau hanya membeli minum. Seperti dua orang dari teknik sipil ini. Mereka sedang fokus ke makanan masing-masing dan tidak memperhatikan sekitar. Banyak pasang mata yg curi lihat ke arah mereka. Terlebih lagi salah satu dari mereka terkenal dengan ketampanannya seperti seorang pangeran.

Brothers and Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang