chapter 9 🌾

254 14 6
                                    

Restipun mendorong kinara hingga terjatuh ditumpukkan sampah. Kinara tersenyum remeh sambil bangkit berdiri lalu membersihkan pakaiannya yang kotor

"Ternyata tidak ada perubahan sama sekali" ucap kinara berusaha tegar

"Semakin lama kau semakin tidak tau sopan santun!" Bentak resti lalu mengambil sebuah besi panjang yang terletak tak jauh darinya

Kinara mulai ketakutan, wanita ini memang dari dulu sangat kejam tak kenal ampun tapi kenapa sekarang mereka kembali muncul saat aku mulai hidup tenang

"Aku akan memaafkanmu jika kau berhenti sekarang" ucap kinara berusaha menghentikan ibunya sambil mengambil langkah mundur untuk menjauh

Ibunya kesal dan mengangkat besi ditangannya "kau pikir aku butuh maaf darimu" resti langsung memukul kepala kinara hingga cairan kental berwarna merah mengalir kewajahnya dan perlahan kesadarannya hilang "bawa dia" titahnya pada suaminya

...

Disisi lain leroy dan seluruh anak buahnya mencari keberadaan kinara, ia begitu khawatir saat mereka tak kunjung menemukan kinara setelah berjam-jam mencarinya

"Kerja kalian itu apa, hah!" Bentak leroy

"Kami akan segera menemukannya tuan" ucap stiven

Leroy langsung menarik kerah baju steven dan menatapnya begitu tajam "sudah berapa jam kau habiskan untuk mencarinya tapi masih belum ketemu juga!"

"Tuan tolong bersabarlah" steven ketakutan melihat lerot yang begitu menyeramkan ini

Leroy pun mendorong steven lalu memijit ringan kepalanya "cepat cari dia!" Titah leroy

...

Resti dan suaminya bernama arnold juga kinara tiba disebuah rumah kecil yang terlihat sedikit berantakan. Mereka meletakkan kinara dilantai dengan kasar dengan kondisi masih belum sadarkan diri

"Kami sudah membawanya tuan" ucap arnold sambil membungkuk

"Bagus" lelaki itu melemparkan sebuah amplop berisi uang dan langsung diterima oleh ayah dan ibunya kinara sambil tersenyum.

"Kalau begitu kami permisi dulu tuan" Resti dan arnold pun pergi meninggalkan kinara yang masih belum sadarkan diri bersama dengan seorang pria

~~~

"Papa" teriak zayden memanggil ayahnya yang baru saja pulang setelah semalaman mencari keberadaan kinara. Anak laki-laki itu pun berlari memeluk kaki ayahnya "mana mana?" Tanyanya

"Zayden masuk kamar dulu papa masih banyak kerjaan" jelasnya sambil memijit ringan kepalanya dan tak membalas pelukan anaknya. Leroy sebenarnya pulang kerumah untuk melihat anaknya, namun mendengar pertanyaan zayden membuatnya tak sanggup menghadapi anak laki-laki itu

Zayden pun mengangguk lalu berjalan menuju kamar sambil melirik kebelakang melihat ayahnya

Leroy menjatuhkan tubuhnya keatas sofa lalu mendongak menatap langit-langit "kinara kau dimana?" Gumamnya

Beberapa kemudian benda tipis disaku celana lelaki itu bergetar, leroy pun segera mengangkatnya dan menempelkannya ketelinga. Leroy tiba-tiba membulatkan matanya dan segera bangkit berdiri meninggalkan mension itu

...

Terlihat resti dan arnold sedang berlutut dihadapan leroy dengan tangan yang terikat

"Dimana kinara!" Tanya lerot dengan nada tinggi

"Apa kau menuduh kami mencuri anak sendiri!" Jawab resti

Leroy menghela nafas kasar, ia bisa sesabar ini hanya karena menghargai orang tua dari wanita yang ia cintai

"Aku sudah punya rekaman cctv saat kau membawa kinara...aku bisa membuat mu dipenjara seumu hidup tapi kalau kau mengatakan dimana kinara aku mungkin akan berubah pikiran" jelas leroy

Resti mulai gemetaran, ia tak ingin membusuk dipenjara hanya karena masalah ini namun disisi lain ia juga sudah menerima uang yang cukup banyak untuk menutup mata tentang masalah ini

"Kami ngga tau kinara dimana!" Bentak arnold yang mulai membuka suara

"Baiklah" tanpa basa basi leroy mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi polisi dan menyerahkan kedua orang ini ke pihak berwajib

Disisi lain resti gelisah dan gemetar ia tau siapa lelaki dihadapannya ini dan seberapa berkuasanya dia

"Segera datang ke *** ada beberapa orang yang perlu kau tangani" ucap leroy dalam sambungan telepon "ah dan juga saya mau orang ini dipenjara seum..."

"Oke oke kami akan mengatakan dimana kinara!" Teriak resti menyela pembicaraan leroy

Leroy tersenyum tipis sambil melirik sinis wanita itu sambil memutus sambungan teleponnya lalu menyerahkan benda tipis itu pada sekretarisnya stiven

"Dia berapa di ***. Kami tak mengenal lelaki itu tapi dia menawarkan sejuml..."

Belum selesai resti berbicara leroy langsung bergegas pergi menuju alamat yang dikatakan resti dan diikuti beberapa anak buahnya

...

Sesampainya di tempat yang dikatakan oleh resti, mereka langsung mendobrak pintu dan menerobos masuk kedalam namun mereka tak menemukan apa-apa disana hanya ada bercak darah dimana-mana. Hal itu membuat leroy semakin khawatir, ia berkeringat dan tubuhnya gemetar

"Aaakh" teriak leroy sambil menendang benda yang berserakan disana "cepat cari dia!" Bentaknya sambil menarik kerah baju salah satu anak buahnya lalu mendorongnya hingga terjatuh "cepat!"

Mendengar bentakan itu semua orang langsung tergesa-gesa mencari keberadaan kinara. Mereka kembali memasuki mobil sambil mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi orang-orang yang dapat membantu mereka mencari keberadaan kinara

Steven yang pucat melihat kemarahan tuannya ini menelan salivanya "silahkan masuk tuan" ucao stiven menunduk sambil membukakan pintu mobil untuk tuannya, walaupun sebenarnya itu bukan pekerjaannya namun saking gugupnya ia bingung harus melakukan apa

"Stiven"

"Hah!" Stiven langsung tertegun dan menelan salivanya menatap leroy

"jangan sampai kau kupecat karena tak bisa menemukan kinara" jelas leroy dengan tatapan tajam lalu memasuki mobilnya

"Sudah kuduga dia pasti bilang itu" gumam stiven sambil menghela nafas

...

Disisi lain kinara yang terbaring lemah dilantai baru saja tersadar lalu memegang kepalanya yang terasa sakit dan merasakan darah beku dikepalanya "aakh" rintih kinara kesakitan sambil mengubah posisinya menjadi duduk

"Akhirnya kau sadar juga" ucap lelaki  itu yang yang duduk disebuah kursi dengan salah satu kakinya menopang kaki yang lain

Kinara langsung pucat dengan mulut yang menganga dan matanya berkaca-kaca saat melihat lelaki dihadapannya ini

"Long time not see...kinara" ucap dhico menyeringai sambil mengangkat salah satu alisnya

REVENGE (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang