3: Roos Hanako (Penjajah)

29 14 0
                                    

cw // wibu , anime

Waktu itu aku masih kelas 11 menuju kelas 12. Masa penilaian akhir semester 2 sudah selesai. Seperti biasa, diadakan classmeet sebagai acara penutupan sebelum libur panjang di akhir tahun. Classmeet kala itu menyelenggarakan berbagai macam lomba. Ada lomba menyanyi, futsal, e-sport, story telling, dan yang terakhir lomba cosplay.

Dari semua mata lomba itu, tidak ada yang menarik minatku. Sebab, aku tidak mempunyai kelebihan di lomba-lomba itu. Aku berniat menjadi tim hore saja untuk kelasku. Tapi, Jafar sepertinya tidak akan membiarkanku santai-santai saja sementara dia juga repot mengurus kelas dan mengikuti lomba. Diam-diam dia mendaftarkanku untuk ikut lomba cosplay. Tanpa sepengetahuanku bahkan dia sudah mencetak print out yang berisi formulir pendaftaran. Identitasku lengkap telah terisi. Bahkan tanda tanganku yang ia tiru dengan jeleknya juga sudah tertera di sana.

Aku sangat kesal kala itu.

Meskipun dengan segala kekesalan dan dendamku pada Jafar, aku tetap menghadiri technical meeting yang diadakan oleh koordinator lomba. Ketika aku masuk ke ruangan technical meeting, para peserta dari kelas lain yang sudah lebih dulu tiba menatapku bersamaan. Apa lihat-lihat? Cibirku dalam hati.

Aku duduk di barisan paling depan.

Ternyata semua peserta lomba cosplay ini adalah laki-laki. Begitu peraturan lombanya. Kebanyakan pesertanya adalah laki-laki berparas good looking, atau sekurang-kurangnya adalah yang fashionable. Aku tidak masuk ke dalam dua kategori itu. Tapi masa bodohlah.

Koordinator lomba membuka pertemuan itu. Mula-mula mereka mengabsen tiap peserta dari masing-masing kelas. Peserta dari 11 IPS 1 sepertinya belum tiba. Tidak ada yang mengangkat tangan padahal sudah tiga kali disebut kelasnya. Aku mengangkat tanganku ketika nama kelasku disebut. 11 IPS 2. Hingga sampai di kelas 10 IPS 4 atau kelas terakhir, peserta dari kelas 11 IPS 1 itu tidak kunjung datang.

Akhirnya para koordinator lomba menjelaskan tentang syarat-syarat peserta lomba, peraturan, poin-poin yang dinilai, dan waktu serta tanggal pelaksanaan lomba. Di tengah-tengah penjelasan, pintu ruangan yang terbuka lebar, diketuk perlahan. Semua orang di ruangan, termasuk aku, otomatis menoleh ke arah pintu.

"Permisi." Seorang laki-laki berdiri di depan pintu ruangan. Menanti untuk dipersilakan masuk.

"Oh, silakan masuk, Kak," ujar salah satu koordinator lomba yang perempuan. Wajahnya mendadak cerah melihat kedatangan laki-laki itu. "Kakak dari kelas 11 IPS 1, ya?" tanyanya ramah.

Laki-laki itu mengangguk. Ia duduk di kursi kosong di sebelahku. Rambutnya berwarna pirang-blonde. Dicat? Pikirku untuk sesaat. Tidak mungkin sekolah membiarkan anak muridnya mengecat rambut seenaknya begini. Itu asli. Dari samping, kulihat bola matanya juga berwarna ungu gelap. Sangat jarang aku melihat bola mata berwarna ungu. Dengan penampilan fisiknya ini, dibandingkan semua orang yang ada di ruangan ini, dialah yang paling mencolok.

Kontur wajahnya juga agak berbeda. Ia anak blasteran.

Sialan, dia saingan yang berat.

"Ada yang ingin bertanya?" tanya koordinator lomba sebelum mengakhiri pertemuan.

Tidak ada yang bertanya. Pertemuan diakhiri.

Saat para peserta berhamburan keluar ruangan, kebetulan aku sengaja tetap di ruangan hingga para peserta yang lain keluar lebih dulu. Laki-laki di sampingku juga begitu. Para koordinator lomba juga masih tetap berada di ruangan. Sepertinya ada yang hendak didiskusikan antar koordinator lomba itu.

"Maaf kak, aku boleh minta foto sama kakak?" Koordinator lomba yang perempuan itu menghampiri mejaku. Lebih tepatnya menghampiri laki-laki di sampingku.

Forever Silver ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang