10: Jatuh

19 11 0
                                    

"Crush gue juga crush-nya semua orang."

Sedikit petunjuk yang Iona berikan tentang laki-laki yang ia sukai merupakan sebuah jawaban yang sangat jelas bagiku. Laki-laki yang Iona suka adalah laki-laki yang juga banyak disukai oleh perempuan. Laki-laki yang populer. Laki-laki yang Iona tatap dengan mata berbinar. Laki-laki yang ketika Iona berbicara padanya, senyum Iona tak pernah luntur. Laki-laki yang saat Iona berada di dekatnya membuat Iona melupakan kehadiran orang di sekitarnya.

Laki-laki itu sudah jelas bukanlah aku.

Dibilang sakit, tentu saja sakit. Saat sosok yang aku maksud-orang yang aku sukai-adalah Iona, dirinya sendiri; sementara sosok yang Iona maksud-orang yang ia sukai-bukanlah diriku.

Kita berdua sama-sama jatuh cinta. Aku jatuh padamu, kau jatuh padanya.

Selama bukan aku yang menjadi pemenang di hatimu, selama bukan aku yang menjadi pemeran utama di kisahmu, selama bukan aku orang yang kau kehendaki untuk menulis cerita berdua, selama bukan aku sosok yang akan kau pandang dengan tatapan penuh binar, selama bukan aku sosok yang membuatmu jatuh .... Kata 'mustahil' merupakan kata yang paling tepat untuk menamatkan ujung kisah kita-bukan, ujung kisahku tentangmu.

》《

Masa kelas dua belas terasa cepat. Belum lama kami selesai melaksanakan PTS, kini kami sudah selesai pula melaksanakan PAS (Penilaian Akhir Semester). PAS terakhir kami di masa sekolah.

Seperti biasa, acara classmeet diadakan untuk mengisi masa senggang seusai PAS sebelum liburan akhir semester. Hari ini hari penutupan classmeet dan acara pembagian hadiah para juara. Kelasku tidak banyak memenangkan mata lomba. Hanya dua, lomba e-sport dan lomba fashion show. Jafar menang lagi, ia juara pertama kali ini. Aku heran, mengapa OSIS di sekolahku sangat senang menyelenggarakan lomba fashion show untuk laki-laki?

Seusai pembagian hadiah, juga dilaksanakan acara serah terima jabatan dari Ketua Komisi Kedisiplinan Siswa angkatan kami kepada Ketua Komisi Kedisiplinan Siswa angkatan di bawah kami. Berbeda dengan pemilihan Ketua OSIS yang dipilih berdasarkan hasil vote seluruh warga sekolah, pemilihan ketua komdis berdasarkan hasil vote anggota OSIS, MPK, dan anggota komdis itu sendiri.

Iona berada di depan sana, memberikan pidato terakhirnya dan amanah kepada ketua komdis yang baru. Ketua komdis yang baru adalah laki-laki, anak kelas sebelas. Aku lupa siapa namanya dan dari jurusan mana, sebab sejak tadi aku fokus kepada Iona. Setelah sertijab ini, aku tidak akan bisa melihat Iona berjaga di gerbang saat pagi hari. Aku sudah tidak memiliki alasan untuk berangkat sekolah pagi-pagi.

Tepuk tangan riuh terdengar usai Iona menyematkan pin ketua komdis dan memakaikan selempang miliknya kepada ketua komdis yang baru. Ditambah basa-basi singkat dari pembawa acara, akhirnya seluruh rangkaian acara selesai. Seluruh murid bubar dari lapangan.

"Ngedip, cok!" Jafar menyenggol bahuku. Ia tertawa meledek.

Aku mendelik sebal.

Kami berjalan menuju kelas kami.

"Jafar!" Itu suara yang tidak asing. Aku dan Jafar kompak menoleh.

Laura rupanya. Ia tidak bersama siapa pun. Ia seorang diri menghampiri Jafar. Ia tidak tampak se-gugup kala itu.

"Eh, Laura," balas Jafar. Ia tersenyum lebar.

Aku paham situasi, aku segera pergi meninggalkan mereka berdua. Aku pergi menuju kantin.

"Selamat, ya, udah juara satu." Begitu yang Laura ucapkan pada Jafar saat jarakku belum terlalu jauh dari mereka.

Forever Silver ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang