◾ Chapter | 18

788 41 4
                                    


+

+

⚠️⚠️⚠️

+BAB INI MENGANDUNG ADEGAN DEWASA 21+

+SELAMAT MEMBACA.

Saat di perjalanan menuju Mansion, Jillian kembali berteriak dengan bahasa yang Kay tidak mengerti membuat pria itu pusing mendengarnya.

“KAY DENGER GAK APA YANG AKU OMONGIN.” Teriak Jillian tepat di sampingnya membuat Kay mengusap telinganya sendiri.

“Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan Lily.” Ujar Kay mencoba sabar. Sedangkan gadis itu malah semakin menjadi.

“Payah, kau payah.” Mendengar jawaban itu membuat Kay menatap Jillian tajam, tapi gadis itu malah tersenyum dengan bodoh membuatnya tidak bisa untuk marah. Bagaimana bisa Kay marah jika gadisnya memperlihatkan wajah imutnya.

Sial, jika saja Jillian dalam keadaan sadar sudah pasti dirinya habis oleh Kay. Tapi Kay bukan pria bejat yang akan memanfaatkan ketidaksadaran seseorang.

Katanya mafia tapi gak ngerti sama yang aku omongin, dasar laki-laki cabul.” Jillian memandang ke depan dengan matanya yang tidak fokus. Kakinya menendang-nendang.

“KAY!” Jillian memiringkan badannya menghadap Kay seraya menepuk bahu pria itu.

“Apa Jillian.” Kay menambah kecepatan mobilnya agar segera sampai di Mansion. Dia sudah tidak sanggup lagi.

“Aku, aku ingin kau berhenti untuk memutar-mutar kepalamu seperti itu bodoh!” Kay menatap Jillian dengan tajam setelah mendengar perkataan gadis itu.

“Dux ambil alih.”

“Baik Mr.Cyrano.”

Kay memiringkan badannya hingga fokus pada Jillian yang terus mengoceh. Gadis itu menempelkan wajahnya ke kaca yang ada di sampingnya lalu menjulurkan lidahnya membuat Kay segera menarik kepalanya.

“Kau- jorok sekali.”

“Berisik!” Jika saja Jillian sadar mana berani dia berkata langsung seperti itu pada Kay.

“Astaga, kau benar-benar.” Kay menggelengkan kepalanya. Terus menahan kepala Jillian yang ingin menjilat kaca.

Jillian melepaskan tangan Kay dari kepalanya lalu menatap pria itu dengan tajam. Melengkungkan bibirnya, gadis itu membalikkan badannya dan memeluk kursi membuat Kay menghela nafas.

Saat tiba di Mansion, Kay keluar lalu membukakan pintu di samping Jillian yang menolak keluar dengan terus memeluk kursi.

“Lepaskan tanganmu.”

“GAK MAU!” Jillian malah semakin membenamkan wajahnya ke kursi.

Kay menghembuskan nafasnya kasar lalu dengan satu tarikan dia melepaskan lilitan tangan Jillian di kursi lalu menggendong badan gadis itu untuk masuk kedalam. Ingat, dia tidak sesabar itu.

“GAK MAU, KAY TURUNIN.” Jillian memberontak dalam gendongan Kay sampai membuat pria itu kewalahan.

“JILLIAN!” karena tidak tahan, Kay membentak lalu menurunkan gadis itu. “Terserah apa pun yang ingin kau lakukan, dasar gadis bodoh!” Kay berlalu masuk kedalam. Membiarkan gadis itu berbuat semaunya. Asalkan masih dalam kawasannya.

LABYRINTHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang