23 || Diary

199 168 54
                                    

Happy reading.....

*****

aku memang jauh dari kata sempurna, tapi aku bisa mengajakmu bahagia sampai kamu lupa caranya terluka

...............

Di perpustakaan Gibran dan Nana sedang memilih buku di rak buku. Sekarang adalah jam istirahat Nana tidak mau ke kantin untuk membeli makanan karena belakangan ini kantin mulai ramai dan yang beli pun harus berdesak-desakan. Nana membawa bekal ke perpus, sebenarnya di perpus tidak boleh makan tapi Nana makan diam diam.

Nana sedang mencari cari buku yang bagus untuk di baca, Nana sudah menemukannya buku sejarah dunia yang di sembunyikan tapi buku itu ada di rak yang paling atas dan dia berniat untuk menyuruh Gibran mengambilkannya.

"Iban ambilin itu!" Ucap Nana dan menunjuk rak paling atas.

Gibran mengambilnya dengan santai tanpa menjinjit baginya itu sangat mudah.

"Nih makanya tinggi!" Ejek Gibran.

"Gak usah ngejek!'' Cibir Nana sambil komat kamit tidak jelas mengsumpah serapahi cowok di depannya ini.

Nana langsung berjalan ke arah kursi yang pojok untuk membaca buku dan memakan bekal siangnya. Gibran membuntuti Nana sebenarnya Gibran tidak terlalu suka membaca buku dia dari tadi hanya mengekori Nana kesana kemari. Seperti anak kecil yang sedang membuntuti ibunya.

Lalu Nana membuka kotak bekalnya dan memakan dengan sembunyi sembunyi sebelum itu Nana sudah menawari Gibran tapi dia tidak mau. Nana memakan dengan lahap sambil membaca buku sejarahnya.

Gibran yang melihat aktivitas Nana pun tersenyum hangat, lalu atensi nya tertarik dengan sebuah buku kecil di sebelahnya mungkin itu punya Nana pikirnya.

Dia membukanya dengan diam diam dan membacanya satu per satu dia membaca buku itu sambil tersenyum. Sebenarnya dia merasa kaget karena isi buku Nana tentang dirinya semua dan di tiap lembaran buku selalu ada namanya.

Nana menoleh pada Gibran dan dia sadar bahwa Gibran sedang membaca buku diarynya. Nana melototkan matanya kaget dan merebut diarynya tapi Gibran lebih cepat darinya.

''Sini Iban balikin!" Ucap Nana malu.

"Bentar Na mau baca dulu, kamu suka nulisin tentang aku ya?" Tanya Gibran menggoda.

"Jangan di baca malu tau!" Cicit Nana lalu menutup mukanya dengan tangannya.

"Kamu malu? Pasti lucu coba mana liat mukanya" Ledek Gibran menjahili sang kekasihnya.

"Ihhh!" Kesal Nana lalu menepuk pelan pundak Gibran.

"Bentar ya aku mau baca dulu bentar lagi selesai kok" Ujarnya.

"Terserah!"

Nana hanya mengiyakan saja karena sudah terlanjur di baca oleh Gibran.

''Udah belum? Lama banget bacanya" Ucap Nana.

"Nih, bagus semua Na aku suka yang ini'' Gibran menunjukkan diary nya pada Nana yang berisi tulisannya.

Aku mencintaimu, Gibran.

Aku mencintaimu di tiga kehidupan, sebelumnya, sekarang, dan selanjutnya.
Aku tak peduli meskipun kamu adalah mawar yang penuh duri.
Aku akan tetap menggenggammu, tak apa karena aku menyukai mawar dengan durinya aku menyukai semua jenis bunga.
Meskipun hati dan pikiran sering berperang
Tetap saja selalu perasaan yang menjadi pemenangnya.
Banyak yang mengatakan ikuti kata hatimu jika kau tidak ingin menyesal, makanya aku mencintaimu karena itulah kata hatiku dan aku tak akan menyesal.

GIBRAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang