38 || PongPong

112 102 15
                                    


Happy reading......

****

Seperti bintang terang menerangi langit yang gelap, demikian pula cinta menyatukan dua warna yang berbeda.

....................

Sinar matahari tiba tiba masuk melewati fentilasi jendela Nana dia menggeliat dan terbangun ia menguap dengan lebar lalu mengucek matanya.

Nana bergegas bangun dari tempat tidur dan langsung mandi, memakai seragam lengkap dia tidak mebawa topi karena sekarang adalah hari ujian jadi tidak di adakannya upacara.

Nana keluar dari kamar nya dan menyapa mama nya yang ada di meja makan.

"Pagi ma" Sapanya.

"Pagi juga sayang, sarapan dulu" Ujar Diana.

"Oh iya itu di depan ada temen kamu dulu yang pernah kesini mama lupa nama nya" Timpal Diana.

Nana mengerutkan kening nya dan heran siapa yang sudah menjemput nya sepagi ini siapa sih bantinnya, Nana langsung ke luar rumah dan ternyata ada Gibran disana sudah nana dugong juga dia.

"Iban ngapain di sini?!" Tanya Nana.

"Jemput kamu lah Na ngapain lagi" Jawab Gibran.

"Iya tapi ini masih pagi banget" Ujar Nana.

"Ya gapapa dong" Ucap Gibran.

Kemudian ada Diana yang menghampiri dua remaja itu "Ini masih pagi banget nak gimana kalau ikut sarapan dulu di sini" Ujar Diana.

"Boleh tante" Ucap Gibran dengan girang dan tersenyum semringah.

Nana menghela nafas nya pelan.

Di meja makan sekarang sudah di isi oleh tiga orang yang sedang manyantap makanannya masing masing.

Ketika Diana sudah selesai makan dia berjalan menuju dapur untuk menaruh piring kotor nya.

"Iban, masakannya asin yah?" Bisik Nana pada Gibran yang ada di sebelahnya.

"Iya Na asin tapi gpp masih bisa di makan" Ujar Gibran.

"Udah biasa mama masak nya asin mulu jadi jangan kaget, ini Nana aja setiap hari makan asin mulu tertekan ini" Kekeh Nana.

"pffttt"

"Kalian ngomongin apa?" Tanya Diana yang sudah selesai dari dapur.

"Ngga kok ma" Elak Nana lalu membaca buku paket Bahasa Indonesia yang ada di meja.

"Na mama tinggal dulu ya mau ke rumah Nenek anter makanan, nanti kalo berangkat tutup aja pintu nya" Ujar Diana dan di angguki oleh Nana.

"Duluan ya nak-" Celetuk Diana yang lupa dengan nama Gibran.

"Gibran tante" Ucap Gibran.

"Oh iya, duluan ya nak Gibran" Pamit Diana.

"Iya tante"

Gibran mengalihkan pandangan nya ke arah Nana yang sedang membaca buku sambil memakan, Gibran sudah selesai memakannya.

"Tumben banget rajin belajar" Ujar Gibran.

Nana menoleh pada Gibran "Iya dong Nana mau ngambis biar pinter" Ucap Nana membanggakan diri.

"Gaya amat mau jadi apa emang?" Tanya Gibran.

"Mau jadi istri Iban biar pinter" Kekeh Nana.

"Gak perlu pinter, yang penting gak lemot aja udah oke banget" Celetuk Gibran.

GIBRAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang