26 || Tangisan Nana

189 156 58
                                    

Happy reading......

*****

Tuhan menciptakan pundak lelaki untuk menyangga tangis perempuan, dan Tuhan menciptakan tangis perempuan agar laki laki melupakan tangisnya sendiri_

Di dalam kamar yang terang terlihat seorang gadis yang sedang merenungi pikirannya.

hiks hiks....

Ya, dia Nana sedang menangis sesenggukan di dalam kamarnya, dia menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia sedang memikirkan bagaimana nanti kedepannya hubungan dengan kekasihnya.

Karena perubahan sedikit dari Gibran pun membuat dia harus berpikir keras apakah dia membuat kesalahan atau yang lain pikirnya, Nana sangat menyayanginya bahkan takut kehilangannya.

Jika dilihat-lihat dari luar mungkin semua orang berpikir bahwa hubungan dirinya dan Gibran mulus-mulus saja. Tapi pikiran itu salah besar!! Terkadang orang orang hanya menilai dari luarnya saja bukan dari dalamnya.

Nana membalikan badannya dan melihat bantal yang sudah basah karena tangisannya. Tangisannya sudah mulai mereda dia melihat jam di atas dinding ternyata sekarang sudah larut malam. Dia menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar tidak lengket karena air matanya.

Di sekolah Nana terlihat berbeda karena dia selalu menundukkan wajahnya dan terlihat lemas. Amel yang duduk di sebelahnya pun bertanya.

"Lo habis nangis?" Tanya Amel dan di balas dengan gelengan kecil oleh Nana.

"Bohong, lo nangisin Gibran kan?" Tebak Amel. Karena Amel Sudah tahu jelas bagaimana sifat sahabatnya ini Nana tidak mungkin menangisi hal-hal lain kecuali Gibran bahkan cerita yang sad ending pun dia tidak menangisinya. Jadi Amel tahu kalau Nana menangis berarti dia sedang menangisi Gibran.

Dita yang tiba-tiba muncul pun terheran karena mata bengkak Nana "Kenapa lo?" Tanya Dita.

"Gpp" Jawab Nana singkat.

Amel membuka mulutnya dan tertahan karena Nana memegang tangan Amel, lalu Nana menggeleng kecil mengisyaratkan untuk tidak cerita ke siapapun Amel mengerti dan dia terdiam kembali.

Dita hanya mengangguk mendengar jawaban Nana.

____________

Gibran yang sepulang sekolah sedang menunggu dua temannya cowok itu sedang duduk di kedai burjo mereka bertiga sudah berjanjian untuk nongki sebentar.

Gibran tersenyum manis melihat Rizki dan Niko yang menghampirinya. Niko dan Rizki adalah sahabat baik Gibran selama ia sekolah dari SMP bahkan sampai SMA selalu bersama dengan mereka. Dan merekalah yang selalu ada untuknya menghibur dikala sedang sedih.

Mengingat kata selalu ada untuknya, Gibran jadi teringat dengan Nana yang menyandang status sebagai pacarnya saat ini. Dia belum bertemu dengannya dari tadi.

"Woi diem aja sih" Bentak Niko membuat Gibran tersadar dari lamunannya.

"Berisik bego!" Sahut Gibran.

"Seorang Gibran Christian yang mempunyai wajah ganteng tapi mulutnya jelek" Cibir Riski.

Gibran mendengus kesal Apakah temannya ini tidak berkata sebelum berbicara? "Lo juga kan sama anjing" Decak Gibran kesal.

GIBRAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang