27 || Putus

166 139 36
                                    

Happy reading......

*******

Perkataanmu seperti permen dan cabai, kadang manis dan kadang pedas.

...................


Minggu, Hari, Waktu telah berganti sekarang sudah Bulan Maret di mana orang Islam akan menunaikan ibadah puasa.

Nana yang sedang melamun di pojok kelasnya, dia sedang berfikir akan sifat gibran dari kemarin selalu cuek padanya dia tidak tahu kenapa laki-lakinya berubah apakah dia membuat kesalahan? Atau Gibran bosan dengannya? Pikir Nana yang mulai melantur. Tidak bisa! Membayangkannya saja sudah bisa.

Apalagi bulan Ramadan akan datang, dia teringat akan pesan Gibran katanya kalau puasa kita break up dulu Nana hanya menurut lagian itu juga buat kebaikan ibadahnya.

Nana juga seorang manusia normal dia bisa merasakan capek dan dia merasakan capek akan sifat Gibran tapi di dalam hatinya capek-capeknya dia pada Gibran dia akan memilih perasaan.

BRAKKK

Dita menggebrak meja tepat di hadapan Nana dan disusuli oleh Hasna dan Amel di belakangnya. Nana memejamkan matanya terlonjak kaget lalu dia menghela nafasnya kasar.

"Woi nan lo gak mati kan?" Tanya Dita memegang bahu Nana.

"Lo pengin gue cepet mati gitu?" Cibir Nana.

"Fyuhhh untung lo gak mati" Ucap Dita. Nana memutar bola matanya malas.

"Oh iya ingat ya lo pada, lo, lo dan juga lo harus deket-deket sama gue selama puasa nanti karena gue kan bestie yang baik dan beriman pastinya lo pada dapat pahala kalau dekat-dekat gue" Ucap Dita dengan bangga menunjuk satu persatu temannya.

Nana, Hasna, dan Amel hanya memutar bola matanya malas.

"Gue deket-deket lo yang ada dosa gue makin nambah" Celoteh Amel. Dita berdecak sebal padahal ucapannya tadi benar enggak ada yang salah.

______________

Sinar matahari yang cerah menyambut bumi dengan kehangatannya. Hari ini adalah hari Selasa 21 Maret 2023, cewek yang baru saja memasuki gerbang sekolah itu Nana dia berangkat pagi-pagi sekali, Dia berjalan menyusuri koridor dan dia menyipitkan matanya dia melihat seorang lelaki yang mungkin ia kenali Nana mendekat ke arahnya dan ternyata benar itu adalah Gibran, Nana langsung tersenyum sumringah.

"Iban" Sapanya, tidak dengan Gibran dia tidak membalas senyuman Nana dan tidak membalas sapaannya karena dirinya sedang berantakan dan tidak mood dia tidak ingin diganggu oleh siapapun!

Nana langsung menurunkan lekuk bibirnya kenapa Gibran kali ini sangat berbeda sekali apakah dia tidak melihatnya di sini.

"Iban kenapa?" Tanya Nana.

Gibran menghela nafasnya berat dia menghentikan langkahnya begitu juga dengan Nana, Gibran menghadapkan tubuhnya pada.

"Lest break up, bentar lagi puasa kan?" Ucap Gibran tanpa melihat gadis di hadapannya sekarang karena hatinya tidak tega melihat Nana.

"Pengin banget cepet cepet putus ya?" Hardik Nana membenarkan ucapan Gibran pasalnya puasa masih selang 2 hari nanti tapi kenapa Gibran mengajak putusnya sekarang apalagi dari kemarin sifat Gibran yang cuek padanya membuat Nana khawatir kalau Gibran akan bosan padanya.

Gibran menghela nafasnya kasar. "Kali ini gue minta putus bukan karena puasa tapi emang benar-benar putus" Final Gibran.

Seketika raut wajah Nana menjadi sedih dan hatinya terasa sesak dia menggigit bibir bawahnya.

GIBRAN [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang